4 Nama Gunung di Indonesia Ini Terinspirasi dari Tokoh Pewayangan

Indonesia punya beragam wisata alam yang patut untuk dijelajahi, salah satunya gunung. Ada banyak pilihan gunung yang bisa dikunjungi maupun didaki dengan berbagai tingkat kesulitan. Keberadaan deretan gunung tersebut juga tidak lepas dari budaya masyarakat setempat, seperti menjadi lokasi upacara adat maupun mitos yang tersembunyi di balik keindahannya.
Uniknya lagi, masyarakat setempat juga punya cerita turun temurun terkait asal-usul hingga penamaan sebuah gunung. Seringkali namanya diambil dari bahasa daerah maupun tokoh penting di masa lampau, tidak terkecuali tokoh pewayangan. Mau tahu nama gunung di Indonesia yang terinspirasi dari tokoh pewayangan? Mari intip daftarnya di bawah ini!
1. Gunung Bismo

Apakah kamu pernah mendengar nama Gunung Bismo? Gunung tersebut memang kurang populer dibanding Gunung Prau yang berada di dekatnya. Gunung dengan ketinggian sekitar 2.365 meter di atas permukaan laut itu juga terletak di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Nama Bismo terinspirasi dari tokoh pewayangan bernama Bisma dari kisah Mahabharata. Ia merupakan putra Prabu Santanu, Raja Astina dan Dewi Gangga. Bisma dikisahkan sebagai sosok yang sakti dan berhak atas tahta Astina, tapi rela tidak menjadi raja untuk menghindari perpecahan dalam keluarga.
Gunung Bismo terkenal dengan pemandangan sunrise dan cocok untuk pemula. Selain itu, kamu juga bisa melihat pemandangan 360 derajat. Saat cuaca cerah, kamu bisa melihat Dataran Tinggi Dieng dan gunung di sekitarnya seperti Sindoro, Sumbing, Prau, serta Slamet.
Buat yang mau mendaki gunung ini, tersedia tiga jalur yang semuanya dimulai dari Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Ada Jalur Silandak dari Desa Campursari, Jalur Sikunang dari Desa Sikunang, dan Jalur Dworowati dari Desa Dworowati. Jalur Sikunang menjadi yang paling populer karena lebih singkat dibanding jalur lainnya, yaitu sekitar 3 jam untuk sampai puncak.
2. Gunung Semar

Beralih ke perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di sisi selatan, terdapat Gunung Semar. Gunung tersebut merupakan deretan Gunung Lawu Purba dengan ketinggian mencapai 2.040 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Gunung Semar menjadi bagian dari Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.
Dari nama gunung tersebut, kamu pasti sudah gak asing dengan tokoh Semar, salah satu Punakawan yang sering muncul dalam kisah pewayangan. Semar digambarkan sebagai sosok rendah hati yang dihormati. Ia berperan sebagai abdi dari keluarga Pandawa, sementara dalam sastra pujangga Jawa, digambarkan juga sebagai penjelmaan Batara Ismaya.
Gunung Semar belum sepopuler nama tokoh pewayangan yang menginspirasinya. Gunung ini jarang sekali menjadi tujuan pendakian, sehingga masih asri dan alami. Ditambah lagi belum ada basecamp, vegetasinya cukup rapat, dan menanjak setelah di tengah perjalanan hingga puncak.
Gunung yang masih menjadi bagian dari Wisata Girimanik tersebut cukup menantang untuk pemula. Panjang jalurnya hingga ke puncak sekitar 4 km dengan waktu tempuh 2 jam 5 menit. Meski sudah dilengkapi papan petunjuk di jalurnya, tapi sebaiknya tidak mendaki sendirian karena vegetasinya yang rapat dan terdapat satwa liar.
3. Gunung Arjuno

Berbeda dari kedua gunung sebelumnya, Gunung Arjuno bersama Welirang merupakan salah satu tujuan favorit para pendaki. Terletak di Jawa Timur yang meliputi wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Kota Batu, tinggi gunung ini mencapai 3.339 meter di atas permukaan laut dan dapat diakses dari beberapa jalur pendakian berbeda.
Nama gunung tersebut sama terkenalnya dengan tokoh pewayangan bernama Arjuna. Ia merupakan anak ketiga dari salah satu Pandawa Lima dalam kisah Mahabharata. Arjuna digambarkan sebagai sosok ksatria yang senang berkelana dan punya keahlian memanah.
Saat kamu memutuskan mendaki Gunung Arjuna, berarti kamu juga siap bertualang atau bahkan berkelana. Bagi yang masih pemula, bisa memilih Jalur Tretes yang lebih santai sambil menikmati perjalanan. Setidaknya kamu membutuhkan waktu 2–3 hari untuk menyelesaikan pendakian melalui jalur ini.
Jika sudah cukup berpengalaman, bisa milih Jalur Lawang dan Purwosari yang lebih menantang. Kalau sudah punya pengalaman dan suka dengan tantangan, Jalur Batu menjadi pilihan yang tepat untuk menguji kemampuanmu. Jalur ini agak rumit dan banyak jalan bercabang yang membuatmu harus ekstra fokus agar gak tersesat.
4. Gunung Anjasmoro

Gunung Anjasmoro terletak di dekat Gunung Arjuno dan masih menjadi bagian dari kawasan konservasi Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Meski berdekatan, gunung ini tidak untuk pendaki umum karena ekosistemnya yang masih utuh serta banyak flora maupun fauna dilindungi. Namun, kamu bisa menikmati secuil keindahannya di bagian kaki gunung yang berupa air terjun dan agrowisata durian.
Wajar saja jika Gunung Anjasmoro masih misterius dan mengundang rasa penasaran sejumlah pendaki. Sebab, meski gunung ini memang tidak lebih tinggi dari Arjuno-Welirang, yaitu 2.282 meter di atas permukaan laut, namun punya lebih dari 40 pucak, tidak memiliki kawah, dan masih satu klaster dengan Gunung Argowayang.
Di sisi lain, berbeda dari ketiga gunung sebelumnya yang menggunakan nama tokoh pewayangan laki-laki, nama Gunung Anjasmoro justru terinspirasi dari Dewi Anjasmara, putri Patih Logender. Anjasmara bersama Damarwulan menjadi legenda yang melambangkan kesetiaan, keberanian, serta cinta yang abadi.
Seluruh gunung yang namanya terinspirasi dari tokoh pewayangan ini berada di Pulau Jawa. Hal tersebut juga terhubung dengan adanya wayang yang mengusung kisah Mahabharata maupun Ramayana dalam budaya masyarakat setempat. Jadi, apakah kamu pernah mendaki salah satunya?