Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kota di Dunia yang Dihuni Lebih Banyak Hewan daripada Manusia

rusa sika (unsplash.com/Caleb Jack)

Di dunia ini, manusia sering kali menjadi makhluk yang mendominasi suatu wilayah. Namun, ada beberapa kota di mana jumlah hewan jauh lebih banyak dibandingkan manusia, memberikan suasana yang unik sekaligus menantang. Kota-kota ini menjadi habitat bagi satwa liar yang telah hidup berdampingan dengan manusia selama bertahun-tahun.

Menariknya, beberapa hewan di kota-kota ini begitu terbiasa dengan kehadiran manusia hingga mereka tidak lagi takut. Ada yang lucu dan menggemaskan seperti quokka di Australia, tetapi ada juga yang bisa menjadi ancaman, seperti beruang kutub di Kanada.

Berikut ini adalah lima kota di dunia yang lebih banyak dihuni oleh hewan daripada manusia.

1. Ylvingen, Norwegia

rusa besar (unsplash.com/Jorgen Hendriksen)

Ylvingen merupakan sebuah pulau di Norwegia yang dikenal sebagai rumah bagi populasi rusa besar. Saking banyaknya, jumlah rusa besar di pulau ini lebih banyak dari jumlah manusia yang tinggal di sana. Menurut laporan Brønnøysunds Avis yang dilansir thetravel.com, populasi rusa besar melebihi jumlah manusia sebanyak dua banding satu.

Rusa besar di Ylvingen berbeda dari biasanya karena mereka tidak lagi takut terhadap manusia. Mereka berkeliaran dengan bebas, bahkan mendekati pemukiman tanpa takut. Meskipun terdengar menarik, keberadaan mereka dalam jumlah besar juga menimbulkan kekhawatiran. Anak-anak setempat berisiko terkena bahaya jika rusa besar merasa terganggu.

2. Grand Cayman

iguana besar (unsplash.com/Linda Roisum)

Grand Cayman merupakan rumah bagi ribuan iguana hijau yang mendominasi pulau tersebut. Dengan lebih dari 6.000 ekor per kilometer persegi, jumlah mereka jauh melampaui jumlah manusia yang tinggal di sana.

Awalnya, iguana hijau dibawa ke pulau ini sebagai hewan peliharaan, tetapi tanpa predator alami, populasinya pun melonjak. Saat ini, iguana hijau bisa ditemukan di hampir setiap sudut pulau, dari taman hingga jalanan kota. Meskipun terlihat menarik, keberadaan mereka juga menimbulkan tantangan, terutama karena mereka sering tertabrak kendaraan.

3. Pulau Rottnest, Australia

Quokka (unsplash.com/Mark Stoop)

Pulau Rottnest di Australia terkenal sebagai rumah bagi quokka, mamalia kecil yang selalu terlihat tersenyum. Pulau ini merupakan habitat utama bagi sekitar 10.000 hingga 12.000 ekor quokka, menjadikannya satu-satunya tempat dengan populasi terbesar hewan ini. Adanya perlindungan oleh undang-undang, menjadikan quokka bisa berkeliaran dengan bebas.

Keberadaan quokka yang jinak membuat Pulau Rottnest menjadi destinasi wisata populer. Karena dilindungi oleh undang-undang dan berfungsi sebagai kawasan konservasi, terdapat aturan ketat yang harus diikuti wisatawan, seperti larangan memberi makan. Jika melanggar, wisatawan bisa dikenakan denda yang cukup besar.

4. Churchill, Kanada

Beruang kutub (unsplash.com/Eva Blue)

Churchill di Kanada adalah tempat yang mendapat julukan Ibu Kota Beruang Kutub Dunia. Setiap tahun, ketika musim dingin tiba dan beruang kutub mulai bermigrasi ke Teluk Hudson untuk berburu anjing laut, ratusan ekor berkumpul di sekitar Churchill. Populasi beruang kutub yang besar ini sering kali membuat penduduk harus ekstra hati-hati.

Hidup berdampingan dengan karnivora terbesar di darat bukanlah hal yang mudah. Meskipun penduduk Churchill memiliki upaya untuk menakut-nakuti, namun upaya tersebut tidak memungkinkan beruang kutub untuk kabur. Untungnya, beruang kutub tersebut sering kali takut saat bertemu manusia, dan tingkat kematian akibat adanya beruang kutub pun jarang terjadi.

5. Pulau Miyajima, Jepang

rusa sika (unsplash.com/Nagara Oyodo)

Pulau Miyajima di Jepang terkenal dengan populasi rusa sika yang jumlahnya lebih dari 1.000 ekor. Rusa-rusa ini sangat jinak dan sering berjalan di jalanan bersama manusia. Mereka juga sering menghampiri wisatawan untuk mencari makanan.

Melansir dari laman thetravel.com, rusa sika dianggap sebagai hewan sakral dalam cerita rakyat Jepang. Meskipun sekarang tidak memiliki status sakral, menurut sebuah publikasi mencatat bahwa rusa-rusa ini tetap dilindungi hingga saat ini. Menariknya para pengunjung bisa mendekati rusa-rusa ini dan memberinya makan.

Kota-kota ini menawarkan pengalaman unik di mana manusia dan hewan hidup berdampingan dalam keseharian. Meski terlihat menarik, interaksi dengan satwa liar tetap membutuhkan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zaffy Febryan
EditorZaffy Febryan
Follow Us