3 Geopark di Pulau Sumatra yang Diakui UNESCO, Bikin Bangga!

- Belitong Geopark di Kepulauan Bangka Belitung diakui UNESCO pada 2021, dengan lanskap granit TOR dan tujuh fitur geologi penting serta situs bersejarah.
- Geopark Kaldera Toba di Sumatra Utara merupakan kaldera terbesar di dunia yang terbentuk akibat letusan supervolcano sekitar 74.000 tahun lalu, dengan 16 geosite bersejarah.
- Geopark Merangin di Jambi memiliki koleksi fosil flora dan fauna yang berusia 200—300 juta tahun dari era zaman Paleozoikum, resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2013.
Geopark merupakan sebuah wilayah geografis dengan kawasan permukaan luas, yang memiliki nilai warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya. Selain menjadi objek wisata, geopark bertujuan sebagai tempat konservasi dan edukasi.
Pengelolaannya dilakukan secara berkelanjutan supaya masyarakat sekitarnya turut memperoleh manfaat ekonomi tanpa merusak lingkungan. Geopark berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan kesejahteraan manusia.
Ada beberapa geopark di Indonesia yang namanya sudah diakui oleh UNESCO. Di Pulau Sumatra sendiri juga terdapat tiga geopark yang namanya telah diresmikan oleh UNESCO. Kalau belum tahu, ini beberapa geopark di Pulau Sumatra yang sudah diakui UNESCO. Indahnya bukan main, lho!
1. Belitong Geopark

Belitong Geopark yang terletak di Kepulauan Bangka Belitung ini resmi diakui UNESCO pada 2021. Kawasan ini mencakup 4.800 km persegi daratan dan 13.000 km persegi lautan, serta terdapat 241 pulau kecil.
Hal yang paling ikonik di sini adalah lanskap granit TOR yang tersebar di bagian barat pulau. Selain itu, terdapat tujuh fitur geologi penting, seperti batu satam, variasi batuan granit dan diorit kuarsa, peninggalan tambang timah tua, singkapan batuan sedimen permo-karbon, ekosistem hutan kerangas, dan hubungan unik antara geologi, biologi, dan budaya masyarakat lokal.
Selain itu, terdapat situs bersejarah, seperti Open Pit Nam Salu dan Desa Terong yang menyimpan jejak pertambangan timah terbesar di Asia Tenggara. Karena masih minim transportasi umum, pengunjung bisa memanfaatkan shuttle bus gratis yang disediakan pemerintah, sehingga menjadikan perjalanan edukatif semakin menyenangkan.
2. Geopark Kaldera Toba — Sumatra Utara

Geopark Kaldera Toba dikenal sebagai kaldera terbesar di dunia yang terbentuk akibat letusan supervolcano sekitar 74.000 tahun lalu. Wilayah geopark ini mencakup area seluas 3.658 km persegi, meliputi 7 Kabupaten di Sumatra Utara yang berada di sekitar tepian Danau Toba dan berbatasan langsung dengan dinding kaldera.
Secara geologi, dinding kaldera Toba terdiri dari formasi batuan tua berumur lebih dari 300 juta tahun. Proses pembentukan kaldera Toba ini sangat menarik jika dibandingkan dengan kaldera kain di Indonesia, karena tidak berasal dari gunung api strato biasa, melainkan letusan eksplosif supervolcano yang bersifat volcano-tectonic.
Geopark Kaldera Toba sudah menjadi bagian dari UNESCO sejak 2020 dengan 16 geosite bersejarah, seperti Sipisopiso—Tongging dan Amtuto yang menjadi bukti letusan dahsyat Gunung toba. Wisatawan bisa belajar di pusat informasi geologi sekaligus mencoba aktivitas seru, seperti glamping, ATV, dan paragliding.
3. Geopark Merangin — Jambi

Geopark Merangin terletak di wilayah Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Kerinci Seblat, kawasan ini akan menjadi tempat penelitian bagi para geolog dari banyak universitas di seluruh dunia untuk mempelajari asal-usul terbentuknya bumi.
Geopark Merangin Jambi mempunyai koleksi fosil flora dan fauna yang berusia 200—300 juta tahun dari era zaman Paleozoikum yang ditemukan di sepanjang Sungai Merangin. Karena keunikannya, kawasan Merangin resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2013.
Kawasan ini membentang seluas 4.832 km persegi dan meliputi 12 kecamatan dengan 131 desa. Selain menjadi situs penelitian geologi, Geopark Merangin Jambi berkembang sebagai destinasi wisata petualangan, seperti arung jeram di Sungai Merangin, hiking ke kaldera Masurai, hingga penelusuran gua vertikal.
Pulau Sumatra berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa kekayaan alam bukan untuk dinikmati, tetapi juga dijaga dan diwariskan. Tiga geopark di atas menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mengelola alam secara baik sekaligus membanggakan di ranah internasional.