Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jelajah Keasrian Desa Penglipuran di Bali, Temukan 5 Fakta Menarik Ini

instagram.com/lixiang.tan
instagram.com/lixiang.tan

Terletak di kecamatan Bangli, Bali, sudahkah kamu berkunjung ke desa Penglipuran? Dikenal sebagai desa wisata yang masih memegang teguh adat leluhur, Penglipuran diklaim juga sebagai salah satu desa terbersih di dunia selain Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda, lho.

Bila kamu berniat traveling ke Pulau Dewata, rasanya gak akan rugi menjadikan desa Penglipuran sebagai salah satu tujuan utama. Kamu bakal bisa menyaksikan sendiri betapa apik dan asrinya kawasan ini. Awas, siap-siap gak mau pulang!

1. Desa yang terjaga dari suara ingar kendaraan

Desa Penglipuran (unsplash.com/Ruben Hutabarat)
Desa Penglipuran (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Mudah dicapai dari pusat kota Denpasar karena berada di jalur wisata Kintamani, Penglipuran menjadi desa wisata yang melarang setiap kendaraan bermotor memasuki wilayah desa. Setiap pengunjung yang datang diwajibkan memarkir kendaraan di area yang telah disediakan. Jadi, untuk mengeksplorasi bagian dalam desa, kamu harus berjalan kaki.

Tujuan peraturan tersebut adalah agar desa Penglipuran tetap terjaga dari suara ingar kendaraan dan polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.

2. Deretan rumah tradisional Bali menjadi daya pikat

instagram.com/swissbelinnlegian
instagram.com/swissbelinnlegian

Memasuki kawasan desa Penglipuran, segera kamu akan disambut dengan jalan setapak selebar kurang lebih 2,5 meter beserta rumput hijau di kanan kirinya. Di sepanjang jalan tersebutlah, deretan rumah-rumah tradisional Bali yang khas dengan gapuranya bernama angkul-angkul, menjadi daya pikat utama desa ini.

Wisatawan yang datang diizinkan masuk ke dalam rumah tradisional tersebut. Kamu bakal dapat menjumpai komponen utama lain yang wajib ada di pekarangan rumah selain angkul-angkul, yaitu pawon (dapur tradisional) dan bale sakenem. Ketiga komponen tersebut adalah bagian dari rumah khas Penglipuran yang akan selalu dilestarikan keberadaannya.

Untuk menunjang kebutuhan pelancong, beberapa rumah di desa Penglipuran menyediakan warung makanan ringan, menjual beberapa suvenir khas Bali, hingga menyediakan home stay. Artinya, kamu bisa merasakan menginap di desa ini.

3. Aktivitas keseharian penduduk Penglipuran menjunjung tinggi adat para leluhur

unsplash.com/Ruben Hutabarat
unsplash.com/Ruben Hutabarat

Gak sebatas pada rumah-rumah tradisional yang unik saja, sistem adat, kesenian, perkawinan, strata sosial, hingga upacara kematian di desa Penglipuran masih memegang teguh adat istiadat dan warisan para leluhur sehingga atmosfer budaya yang kental begitu terasa di sini.

Selain tersedia tempat ibadah khusus untuk para keluarga di masing-masing rumah, terdapat pula Pura Penataran, Pura Puseh, dan Pura Dalem yang terletak pada sudut-sudut desa. Ketiga pura tersebut akan terlihat lebih ramai ketika hari perayaan Galungan tiba, yaitu diadakan setiap 210 hari menurut kalender masyarakat Bali.

Kalau beruntung, kamu bisa menjumpai beberapa warga Penglipuran yang sedang berlatih tari Pendet atau tari khas Bali lainnya. Yang pasti, kamu gak akan menjumpai satu jenis sampah pun di sepanjang sudut desa karena aturan menjaga kebersihan sangat dijunjung tinggi di sini. Keren, ya?

4. Loloh cemcem, minuman khas desa Penglipuran

instagram.com/megatiwa_
instagram.com/megatiwa_

Saat mampir ke salah satu warung, jangan lupa menjajal segarnya loloh cemcem, minuman khas Penglipuran yang terbuat dari daun cemcem, gula aren, kelapa muda, dan beberapa bahan lain. Minuman yang dianggap jamu ini berkhasiat menyembuhkan panas dalam dan menurunkan tekanan darah, lho.

Dijual per botol seharga Rp5 ribuan saja, loloh cemcem yang memiliki warna keruh kehijauan menawarkan sensasi rasa yang cukup beragam. Mulai dari manis, asam, hingga asin bercampur jadi satu.

Dalam suhu ruang, loloh cemcem hanya bisa bertahan selama 48 jam. Karena terbuat dari bahan-bahan alami, minuman ini aman dinikmati setiap hari.

5. Hutan bambu sebagai pemasok udara dan penampung air

instagram.com/yudakharsana
instagram.com/yudakharsana

Selain karena berada di ketinggian 700 mdpl, desa Penglipuran makin terasa sejuk karena berbatasan dengan hutan bambu di sisi utara. Hutan bambu ini begitu dijaga karena jika ingin menebang bambu, terlebih dulu harus izin pada peraturan adat.

Di area hutan seluas 45 hektar itulah, kamu diperbolehkan menilik langsung dan menelusuri jalan setapak yang membelah kawasan. Gak hanya sebagai pemasok oksigen, hutan bambu di desa Penglipuran tersebut juga menjadi penampung air saat musim hujan. Sehingga ketika musim kemarau tiba, cadangan air untuk warga desa akan aman.

Wah, makin bangga kan dengan keberadaan desa Penglipuran? Biar aman, jangan lupa selalu menjalankan protokol kesehatan saat liburan ke sana, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Intan Deviana Deviana
EditorIntan Deviana Deviana
Follow Us