4 Jembatan Penghubung Dua Benua, Pelesiran Jadi Makin Mudah

Kamu pernah berpikir untuk melakukan perjalanan lintas benua melalui jalur darat? Ada beberapa jembatan yang bisa kamu lalui sekadar untuk menyeberang lempeng tektonik maupun melanjutkan perjalanan ke kota lain, lho. Sebab, beberapa batas benua berupa selat yang sempit, sehingga memungkinkan untuk menghubungkannya dengan jembatan.
Buat kamu yang masih penasaran, ada empat jembatan penghubung antara dua benua di dunia ini, lho. Beberapa di antaranya masih terletak di negara yang sama. Kira-kira berapa panjang bentangannya? Cek melalui artikel ini, yuk!
1. Jembatan Midlina (Eropa—Amerika Utara)

Jembatan Midlina (Miðlína) merupakan jembatan penyeberangan sepanjang 15 meter di Semenanjung Reykjanes. Jembatan ini menghubungkan antara lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara. Terletak tepat di Punggung Bukit Atlantik Tengah.
Informasi buatmu, lempeng-lempeng tektonik utama tersebut bergeser beberapa centimeter setiap tahunnya. Namun, kamu bisa melintasinya melalui jembatan dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan yang memukau. Di tengahnya terdapat sebuah plakat bertuliskan “Miðlína, In the footsteps of the gods”.
Dilansir Iceland Travel, jembatan ini diambil dari nama penjelajah Islandia bernama Leif Erikson, orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Amerika Utara lebih dari 1.000 tahun lalu. Jembatan ini juga berfungsi sebagai simbol dunia baru dan dunia lama.
Di bawah jembatan, terdapat jurang yang didominasi pasir. Kamu bisa berjalan di bawah jembatan, walau tetap perlu berhati-hati. Dari jembatan ini pula, kamu bisa melihat laut dan Pulau Eldey yang menjadi rumah bagi ribuan burung laut saat cuaca cerah.
Berbeda dengan kondisi sekeliling jembatan yang berupa ‘ladang’ lava Reykjanes. Sebenarnya, tempat ini merupakan ladang lava berlapis-lapis yang berasal dari tahun 1204. Buat kamu yang tertarik dengan geologinya bisa menuju kawah kecil yang disebut Stampar.
Tidak jauh dari jembatan, ada teluk kecil bernama Sandvik. Pantainya berpasir hitam dan cukup tenang, karena sedikit pengunjung. Namun, kamu perlu berhati-hati terhadap ombaknya, karena bisa sangat besar.
Jembatan bernama lain The Bridge Between Continents ini menjadi salah satu atraksi populer di Islandia. Jika penasaran, terdapat banyak tur yang menawarkan perjalanan ke sana. Kamu perlu menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Reykjavik untuk bisa menuju jembatan ini.
2. Jembatan Al Salam (Afrika—Asia)

Selanjutnya ada Al Salam yang melintasi Terusan Suez di El Qantara, Mesir. Jembatan ini menghubungkan antara Benua Afrika dan Asia. Bernama lain Jembatan Terusan Suez, Shohada 25 Januari, dan Jembatan Persahabatan Mesir—Jepang.
Mengutip Trek Zone dan Adviser Travel, jembatan tersebut memiliki lebar 23 meter dengan panjang 3,9 km dan tinggi 154 meter. Dibangun sebagai bentuk kerja sama Mesir dan Jepang. Pemerintah Jepang mencakup 60 persen biaya konstruksi yang telah disetujui saat kunjungan Presiden Mubarak ke Jepang pada Maret 1995, sedangkan sisanya ditanggung Pemerintah Mesir. Sehingga, jembatan dibuka pada Oktober 2001.
Kapal diperbolehkan melintasi Terusan Suez dengan aturan tertentu. Seperti ketinggian maksimumnya 68 meter di atas permukaan air. Pasalnya, jarak bebas di bawah jembatan adalah 70 meter. Seiring bertambahnya usia, jembatan ini juga mengalami perkembangan signifikan lho.
Jembatan tersebut sengaja dibuat sebagai bagian dari upaya pengembangan daerah sekitar Terusan Suez. Proyek lain turut dijalankan di sekitarnya, seperti Terowongan Ahmed Hamdi di bawah Terusan Suez, Jembatan Kereta Api El Ferdan dan overhead line crossing Terusan Suez. Selain fungsi di atas, jembatan ini menarik dengan tiang-tiang yang dirancang menyerupai obelisk Firaun dan menjadi daya tarik wisatawan.
3. Jembatan Canakkale 1915 (Eropa—Asia)

Beralih ke Turki yang menjadi salah satu gerbang penghubung Eropa dan Asia, terdapat Jembatan Canakkale 1915 di sana. Melansir Dezeen, jembatan ini membentang sepanjang 2.023 meter, sehingga menjadikannya sebagai jembatan gantung terpanjang di dunia. Panjang bentangan itu mengalahkan Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang dengan panjang 1.992 meter.
Nama jembatan yang dilengkapi menara merah setinggi 318 ini terinspirasi dari momen kemenangan angkatan laut kekaisaran Ottoman atau Utsmaniyah saat melawan Inggris dan Prancis pada Perang Dunia I. Butuh waktu 5 tahun untuk membangun jembatan tersebut, sebelum resmi dibuka pada 2022. Posisi jembatan menimbulkan tantangan tersendiri, karena potensi angin kencang dan aktivitas seismik menjadi beberapa faktor penentu desainnya.
Canakkale memiliki jarak bebas 69,3 meter di bawahnya dan mengadopsi struktur gelagar kotak kembar untuk menopang dek dengan jarak 9 meter. Jarak tersebut memang dirancang untuk mengakomodasi kapal kontainer bertumpuk tinggi dan kapal pesiar. Selain itu, bagi menjadi enam jalur dan diharapkan dapat menopang hingga 45.000 kendaraan per hari. Kamu pun bisa melewati Selat Dardanella hanya dalam waktu 6 menit menggunakan kendaraan bermotor.
4. Jembatan Bosphorus (Eropa—Asia)

Satu lagi jembatan yang penghubung dua benua, Jembatan Bosphorus masih terletak di Turki. Membentang sepanjang 1.560 meter yang menghubungkan Eropa dan Asia, jembatan ini menjadi salah satu dari tiga jembatan gantung di Bosphorus, Istanbul, yang menghubungkan Eropa dan Asia.
Jembatan Bosphorus merupakan jembatan paling ikonik di Istanbul. Ini juga menjadi jembatan gantung tertua yang melintasi Selat Bosphorus. Dua jembatan lainnya, yakni Jembatan Fatih Sultan Mehmet (1988) dan Yavuz Sultan Selim (2016).
Pada masa Perdana Menteri saat itu, Adnan Manders, mengambil keputusan untuk membangun jembatan gantung pada 1957. Melansir Safaraq, pembangunannya dimulai pada 1970 dan melibatkan 35 insinyur serta 400 pekerja. Kemudian, selesai pada 30 Oktober 1973.
Mengutip Farout Turkey, jembatan yang resmi berganti nama menjadi Jembatan Martir pada 15 Juli 2016 ini memiliki 8 jalur. Ada 3 jalur di setiap arah, ditambah jalur darurat, dan trotoar. Informasi buatmu, pejalan kaki tidak lagi diperbolehkan melintasi jembatan.
Pemandangan saat malam hari menjadi salah satu magnet bagi wisatawan. Panorama Bosphorus berpadu dengan city light di sekitarnya. Kamu juga bisa menyantap hidangan lezat di restoran dan kafe di sekitar jembatan. Beberapa di antaranya terletak di tepi Selat Bosporus.
Ternyata, jembatan antarbenua tidak selalu melewati selat yang lebar. Seperti Jembatan Midlina yang dibuat untuk tujuan simbolis, tapi berperan penting bagi pengamat geologi. Sedangkan ketiga jembatan lain berguna untuk perkembangan wilayah di sekitarnya.