Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapan Perayaan Cap Go Meh Tahun 2025?

ilustrasi merayakan Cap Go Meh (pexels.com/RDNE Stock Project)

Cap Go Meh yang juga dikenal dengan nama Yuanxiao atau Shangyuan di Tiongkok dan Yuen Siu di Hong Kong, menandai sebagai akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Nama "Cap Go Meh" berasal dari dialek Hokkien yang berarti "malam kelima belas".

Sesuai dengan namanya, kapan perayaan Cap Go Meh dilakukan? Tentu saja, pada hari kelima belas bulan pertama kalender lunar. Biasanya, perayaan ini bertepatan dengan purnama pertama di tahun tersebut, lho. 

Guys, Cap Go Meh dianggap sama pentingnya dengan hari pertama Tahun Baru itu sendiri, lho. Di momen ini, kamu dan keluarga berkumpul sambil memaknai rasa syukur. Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut!

1. Sejak kapan perayaan Cap Go Meh dilakukan?

ilustrasi merayakan Cap Go Meh (pixabay.com/akkasit_tom)

Perayaan ini mempunyai asal-usul yang berasal lebih dari 2.000 tahun yang lalu pada masa Dinasti Han dan dikaitkan dengan beberapa legenda. Salah satunya adalah penghormatan kepada Buddha oleh Kaisar Hanmingdi (58–75 M) yang mempromosikan penerangan lentera sebagai ritual Budha. Legenda lain menceritakan tentang ujian dari Kaisar Giok, di mana penduduk desa menyalakan lentera merah dan menyalakan kembang api untuk berpura-pura mengalami kehancuran dan terhindar dari murka Kaisar Giok setelah mereka membunuh burung surgawi.

Ada juga tradisi pertanian yang menggunakan lentera untuk menyimbolkan pencarian kembalinya matahari dan merayakan hari-hari yang lebih panjang di depan.

Salah satu legenda populer lainnya adalah tentang seorang pelayan istana bernama Yuan-Xiao pada masa Dinasti Han. Ia sangat merindukan keluarganya dan hampir bunuh diri karena gak pernah bisa bertemu mereka. Seorang penasihat istana, Dongfang Shuo, menyusun rencana untuk menyatukan kembali Yuan-Xiao dengan keluarganya dengan mengadakan festival lentera, yang kemudian menjadi tradisi tahunan.

2. Tradisi dan simbolisme dalam Perayaan Cap Go Meh

ilustrasi lampion (pixabay.com/katherinelake)

Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai tradisi yang sarat makna simbolis. Salah satunya adalah penerangan lampion, di mana lampion yang bersinar melambangkan harapan, kebijaksanaan, dan masa depan yang cerah. Banyak lentera yang dilengkapi dengan teka-teki, mendorong kesenangan dan pembelajaran. 

Dalam perayaan ini, makanan tradisional seperti tangyuan atau lontong Cap Go Meh dan bola nasi ketan manis, melambangkan persatuan serta kebersamaan keluarga. Pertunjukan tarian naga dan barongsai yang meriah bertujuan untuk mengusir energi negatif dan menyambut keberuntungan.

Selain itu, Cap Go Meh juga menjadi ajang bagi keluarga untuk mengunjungi kuil untuk berdoa dan memberikan persembahan, memohon berkah untuk tahun yang damai dan sejahtera. Tradisi-tradisi ini gak hanya memperkaya perayaan tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual dalam komunitas, lho.

3. Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

ilustrasi lontong Cap Go Meh (YouTube.com/Dapur Cantik Channel)

Cap Go Meh dirayakan di seluruh dunia dengan tradisi lokal yang unik. Di Indonesia, perayaan ini melibatkan parade besar dengan pertunjukan medium roh yang dikenal sebagai Tatung. Sebagai informasi, Tatung menjadi perayaan Cap Go Meh yang memperlihatkan orang yang dipercaya dirasuki oleh leluhur atau roh dewa. Perayaan ini biasanya dilakukan di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. 

Di Indonesia khususnya, masyarakat keturunan Tionghoa merayakan dengan Festival Cap Go Meh. Salah satu hidangan populer di kalangan masyarakat Tionghoa Indonesia adalah Lontong Cap Go Meh yang terdiri dari lontong yang disajikan dengan berbagai hidangan beraroma kaya seperti opor ayam, sayur lodeh, hati pedas, telur pindang, koya, acar, sambal, dan kerupuk udang.

4. Cara merayakan Cap Go Meh

ilustrasi lampion (pexels.com/Milada Vigerova)

Untuk merayakan Cap Go Meh, kamu bisa mengenakan pakaian berwarna merah, membuat lampion, bergabung dalam parade lokal, menikmati makanan tradisional, dan menulis harapan di atas kertas.

Mengenakan pakaian merah melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, lho. Membuat lampion dan menuliskan harapan di atasnya bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan mendidik.

Oh iya, kamu juga bisa bergabung dalam parade lokal memungkinkan kamu merasakan semangat komunitas dan menikmati pertunjukan budaya. Menikmati makanan tradisional seperti Lontong Cap Go Meh dapat memperkaya pengalaman kulinermu. 

5. Di mana saja perayaan Cap Go Meh di Indonesia dilakukan?

ilustrasi Perayaan Cap Go Meh (pexels.com/Min An)

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia pada tahun 2025 akan diselenggarakan di berbagai lokasi dengan meriah. Di Jakarta, perayaan akan berpusat di kawasan Glodok, Jakarta Barat, pada 12 Februari 2025, sementara Festival Cap Go Meh di PIK Pantjoran, Jakarta Utara, berlangsung dari 25 Januari sampai 15 Februari 2025.

Di Bogor, acara akan digelar pada 15 Februari 2025 di sepanjang Jalan Suryakencana hingga Siliwangi. Semarang juga turut serta dalam perayaan ini, yang akan berlangsung di kawasan Pasar Imlek Semawis mulai 12 Februari 2025, lho.

Singkawang yang terkenal dengan Festival Cap Go Meh-nya, akan mengadakan perayaan dari 27 Januari hingga 13 Februari 2025 di Stadion Krisdasana. Sementara itu, di Pulau Kemaro, Palembang, acara Cap Go Meh akan berlangsung pada 10 Februari 2025.

Di Manado, perayaan yang dikenal sebagai Pasiar Tapikong akan diadakan pada 13 Februari 2025. Kota Makassar juga turut serta dengan festival yang berlangsung selama dua hari, yaitu pada 8-9 Februari 2025 di Jalan Sulawesi.

Di Yogyakarta, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) akan kembali digelar di Kampung Ketandan kawasan Malioboro pada 6-12 Februari 2025. Cap Go Meh sendiri merupakan puncak sekaligus penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada 12 Februari 2025. Perayaan ini dirayakan dengan penuh kemeriahan oleh masyarakat Tionghoa untuk menyambut bulan purnama. Seru banget, kan?

Perayaan Cap Go Meh ini kaya akan sejarah, tradisi, dan makna simbolis. Dengan memahami asal-usulnya, tradisi yang menyertainya, dan cara merayakannya; kamu dapat lebih menghargai dan merasakan kedalaman budaya yang terkandung dalam perayaan ini, lho. 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us