Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pasang Gunung Kembar di Indonesia, Letaknya Berdekatan

Gunung Merapi dan Gunung Merbabu
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu (pixabay.com/arttower)
Intinya sih...
  • Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Keduanya memiliki legenda pertempuran saudara yang memperebutkan cinta seorang wanita.
  • Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, serta Gunung Tandikat di Sumatra Barat, memiliki kenampakan hampir mirip, letaknya berdekatan, tapi memiliki legenda yang terpisah.
  • Gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat adalah dua gunung berbeda dalam satu kawasan taman nasional. Gunung Gede aktif, sedangkan Gunung Pangrango sudah tidak aktif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah mendengar istilah gunung kembar di kalangan pendaki? Jika iya, maka kamu perlu tahu bahwa istilah tersebut tidak hanya mengacu pada gunung dengan kenampakan yang mirip. Sejumlah gunung yang letaknya berdekatan maupun memiliki legenda yang berkaitan juga sering mendapat julukan gunung kembar.

Ada beberapa pasang gunung di Indonesia yang sering dijuluki sebagai gunung kembar. Mayoritas merupakan gunung favorit para pendaki. Penasaran gunung apa saja? Ini beberapa pasang gunung kembar di Indonesia dengan pesonanya yang menawan.

1. Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung

Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung
Gunung Sibayak (atas) dan Gunung Sinabung (bawah) (commons.wikimedia.org/Zapata1000 | commons.wikimedia.org/IHLubis)

Gunung Sibayak dan Sinabung merupakan gunung berapi yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Kenampakan maupun karakteristik keduanya sangat berbeda, tapi letaknya berdekatan. Sedangkan menurut legenda, keduanya mengisahkan pertempuran saudara yang memperebutkan cinta seorang wanita.

Gunung Sibayak memiliki ketinggian 2.212 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan puncak yang disebut Takal Kuda. Meski tergolong gunung berapi aktif, tapi cenderung lebih tenang dibanding Sinabung. Kamu dapat mendaki gunung ini melalui tiga jalur, yaitu dari Desa Semangat Gunung atau Raja Berneh, Desa Jaranguda, dan Jalur 54.

Sementara itu, Gunung Sinabung yang puncaknya berada pada ketinggian 2.460 mdpl memiliki aktivitas vulkanik jauh lebih intens setelah letusan freatik pada 2010. Hal tersebut mengakibatkan dilarangnya aktivitas pendakian dan evakuasi penduduk desa di sekitarnya. Bahkan, gunung tersebut dianggap sebagai gunung dengan erupsi paling lama.

Di sisi lain, beredar legenda di tengah masyarakat setempat bahwa Sibayak merupakan kakak yang bijaksana dan dihormati. Berlainan dengan Sinabung, sang adik yang penuh semangat. Meski bersaudara, keduanya sering merasa cemburu satu sama lain.

Konon, Sibayak dan Sinabung jatuh cinta pada seorang wanita yang dianggap sebagai simbol keindahan serta kebijaksanaan. Wanita tersebut lebih memilih Sibayak, karena ketenangan dan kebijaksanaannya. Sinabung yang cemburu menantang Sibayak dalam pertempuran besar, lalu mengakibatkan letusan besar Gunung sibayak yang mengubah bentuk kedua gunung tersebut.

2. Gunung Singgalang, Gunung Marapi, dan Gunung Tandikat

Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat
Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat (commons.wikimedia.org/Adhmi)

Beralih ke Sumatra Barat, terdapat Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat yang dapat kamu lihat ketika melintas Jalan Raya Padang Panjang–Bukittinggi. Gunung Singgalang dan Gunung Marapi disebut sebagai gunung kembar, karena kenampakannya hampir mirip, letaknya berdekatan, tapi memiliki legenda yang terpisah. Sedangkan Gunung Singgalang dan Tandikat dianggap gunung kembar, karena letaknya berdekatan, saling terhubung, dan sering disebut sebagai Gunung Gede-Pangrango versi Sumatra.

Gunung Singgalang memiliki ketinggian 2.877 mdpl yang masuk dalam wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Gunung ini memiliki mata air yang melimpah dan terdapat Danau Dewi pada ketinggian 2.819 mdpl. Saat cuaca cerah, kamu bisa menyaksikan Gunung Marapi dan Danau Maninjau.

Meski tepat bersebelahan, Gunung Tandikat masuk dalam wilayah Kabupaten Agam dan Padang Pariaman. Gunung ini sedikit lebih rendah dengan ketinggian 2.438 mdpl. Gunung Tandikat maupun Gunung Singgalang merupakan gunung kembar yang tumbuh di atas granit tua, sekis, dan batu gamping dari Bukit Barisan.

Berbeda dari kedua gunung sebelumnya, Gunung Marapi lebih intens untuk aktivitas vulkaniknya. Sedikit lebih tinggi dari Gunung Singgalang, yaitu 2.891 mdpl. Walau cukup sering erupsi, tapi gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini masih menjadi salah satu tujuan favorit para pendaki. 

3. Gunung Gede dan Pangrango

Gunung Gede dan Pangrango dari Cicurug
Gunung Gede dan Pangrango dari Cicurug (commons.wikimedia.org/Rintojiang)

Siapa yang sempat mengira kalau Gunung Gede Pangrango adalah satu gunung? Keduanya memang menjadi satu kawasan taman nasional, tapi gunung yang berbeda. Gunung Gede termasuk gunung berapi aktif Tipe A, sedangkan Gunung Pangrango sudah tidak aktif atau dormant karena tidak menunjukkan aktivitas vulkanik.

Gunung Gede maupun Pangrango meliputi wilayah Bogor, Cianjur, dan Sukabumi yang berada di Jawa Barat. Gunung Gede miliki ketinggian 2.958 mdpl yang dapat diakses melalui tiga jalur pendakian, yaitu via Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Sebelum mendaki gunung ini, kamu perlu mencari tahu kondisinya lebih dulu, sebab adanya aktivitas vulkanik membuatnya sering ditutup untuk pendakian.

Gunung Pangrango berada di urutan kedua sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, setelah Gunung Ciremai. Tingginya mencapai 3.019 mdpl dan bersama Gunung Gede menjadi salah satu taman nasional yang paling banyak dikunjungi. Saat mendaki gunung ini, kamu akan disuguhi bunga edelweis di Lembah Mandalawangi.

4. Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing

Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dari Desa Pulosaren, Wonosobo
Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dari Desa Pulosaren, Wonosobo (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Gunung kembar yang paling populer di Indonesia adalah Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Kedua di Jawa Tengah ini memiliki ketinggian dan bentuk yang hampir sama. Selain itu, letaknya juga berdekatan yang dapat dilihat dengan jelas dari Jalan Parakan–Wonosobo maupun perbukitan serta pegunungan di sekitarnya.

Gunung Sindoro memiliki ketinggian 3.153 mdpl, sedikit lebih rendah daripada Gunung Sumbing yang tingginya 3.371 mdpl. Jalur pendakiannya pun lebih landai, sehingga cocok untuk pendaki pemula maupun menengah. Sedangkan Gunung Sumbing treknya menantang dan curam, sehingga lebih direkomendasikan untuk pendaki yang sudah berpengalaman.

Kisah Sindoro dan Sumbing di tengah masyarakat mirip dengan Sibayak serta Sinabung. Sindoro merupakan gambaran sang adik yang lemah lembut berbudi luhur. Sedangkan Sumbing sebagai simbol sang kakak yang berarti mulut terbelah. 

Sumbing dianggap sebagai anak sombong yang durhaka dan dikutuk menjadi gunung oleh ayahnya. Sindoro pun meminta kepada ayahnya agar didoakan berubah menjadi gunung untuk meredam kemarahan sang kakak. Saat ini pun kamu bisa melihat terdapat kawah di puncak Gunung Sumbing yang masih mengeluarkan asap untuk membedakannya dari Gunung Sindoro.

5. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu

Gunung Merapi dan Gunung Merbabu
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu (commons.wikimedia.org/Ihazna1827)

Kalau sebelumnya ada Gunung Marapi, kali ini Gunung Merapi juga punya kembaran namanya Merbabu. Kedua gunung tersebut seperti terhubung saat dilihat dari Klaten dan Boyolali. Gunung Merapi berada di sisi selatan tampak lebih rendah dibanding Gunung Merbabu di sisi utara yang tak mau kalah megah.

Gunung Merapi punya ketinggian mencapai 2.968 mdpl dan termasuk gunung berapi paling aktif di Indonesia. Letusan skala kecil hingga menengah sering terjadi di gunung ini, diikuti pula dengan aliran piroklastik. Di sisi lain, gunung ini memiliki ekosistem yang unik, karena berupa hutan hujan di bagian barat dan sabana di bagian timur.

Kembarannya, Gunung Merbabu merupakan gunung api yang sudah tidak aktif lagi. Gunung dengan ketinggian 3.145 mdpl ini sering menjadi tujuan pendakian dan berbagi acara lintas alam. Seluruh jalur pendakiannya masuk Grade III atau menengah, yang berarti menantang, tapi masih bersahabat.

6. Gunung Arjuno dan Gunung Welirang

Gunung Arjuno-Welirang dari Kota Batu
Gunung Arjuno-Welirang dari Kota Batu (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Selanjutnya adalah Gunung Arjuno Welirang yang masih dalam satu komplek pegunungan. Keduanya terhubung oleh sejumlah lembah dan punggungan, bahkan kamu akan menjumpai spot Gunung Kembar I dan II di antara keduanya. Meski sangat dekat, tapi karakteristiknya berbeda.

Gunung Arjuno adalah gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Gunung Semeru. Puncaknya yang dikenal dengan nama Puncak Ogal Agil terletak pada ketinggian 3.339 mdpl. Salah satu pembeda dari Gunung Welirang yaitu tidak adanya kawah di Gunung Arjuno.

Jika selama ini kamu dapat melihat asap putih yang mengepul dari puncak, sebenarnya berasal dari Gunung Welirang. Gunung Welirang yang aktif punya ketinggian 3.156 mdpl. Namanya pun masih berkaitan dengan aktivitas vulkanik, diambil dari kata belerang, karena adanya arra fumarol belerang di sekitarnya.

7. Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang

pemandangan dari Lembah Ramma Malino, Gunung Bawakaraeng (atas) dan Lompobattang (bawah)
pemandangan dari Lembah Ramma Malino, Gunung Bawakaraeng (atas) dan Lompobattang (bawah) (commons.wikimedia.org/Yusril2121 | commons.wikimedia.org/Syarullah)

Satu lagi gunung kembar di Indonesia yang bisa jadi tujuan pendakianmu, yaitu Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang. Komplek gunung ini terletak di ujung Sulawesi Selatan dan menjadi salah satu yang tertinggi di provinsi tersebut. Gunung Bawakaraeng tingginya 2.840 mdpl, sedangkan Gunung Lompobattang setinggi 2.874 mdpl.

Gunung Bawakaraeng merupakan gunung api yang sudah tidak aktif lagi, tapi kawahnya masih terlihat. Jalur paling populer untuk mendaki gunung ini melalui Desa Lembanna di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Kamu dapat menempuh perjalanan 8–14 jam untuk tiba di puncak.

Sementara itu, Gunung Lompobattang yang juga tidak aktif lagi bisa menjadi tempat untuk menaikkan skill pendakian bagi pemula. Meski lebih tinggi dan treknya menantang, tapi waktu pendakiannya tidak terlalu panjang, sekitar 8-9 jam tanpa camping. Gerbang pendakiannya terletak di Dusun Lembang Bune, Kelurahan Cikoro, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.

Sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab. Ketujuh gunung kembar di Indonesia memang letaknya berdekatan dan beberapa terlihat mirip, tapi memiliki karakteristik berbeda. Mana yang jadi tujuan pendakianmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

10 Hotel Kemayoran Terbaik yang Fasilitasnya Lengkap

04 Sep 2025, 16:59 WIBTravel