Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Wisata Alam Selalu Jadi Pelarian saat Stes

ilustrasi menikmati keindahan alam (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi menikmati keindahan alam (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Wisata alam menawarkan ketenangan yang sulit didapat di kota
  • Berada di alam memberi akses udara segar yang menyegarkan pikiran
  • Pemandangan hijau dari alam dapat menurunkan tingkat stres dan tekanan darah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah kesibukan yang tak pernah berhenti, stres jadi hal yang semakin sulit dihindari. Kehidupan urban yang padat, penuh tekanan, dan serba cepat membuat pikiran mudah lelah. Saat suasana hati mulai tidak stabil, tubuh terasa berat, dan emosi semakin sensitif, banyak orang mencari pelarian yang sederhana tapi bermakna.

Wisata alam menjadi pilihan populer karena mampu memberikan ketenangan tanpa harus banyak tuntutan. Baik itu ke hutan, gunung, pantai, maupun air terjun, semuanya menyajikan pengalaman yang jauh dari hiruk-pikuk. Tidak hanya menyegarkan fisik, tapi juga membantu memulihkan keseimbangan mental dan emosional. Inilah lima alasan utama kenapa wisata alam selalu jadi pelarian saat stres mulai menghantui.

1. Ketenangan yang sulit didapat di kota

ilustrasi wisata alam (pexels.com/Liam Moore)
ilustrasi wisata alam (pexels.com/Liam Moore)

Alam menawarkan keheningan yang murni, tanpa gangguan suara kendaraan atau notifikasi ponsel yang terus berdenting. Suasana tenang di tengah pepohonan, suara angin, atau gemericik air menciptakan kondisi ideal untuk menenangkan pikiran. Berada jauh dari kebisingan kota, memberi ruang bagi otak untuk beristirahat dan me-reset energi.

Ketika aktivitas sehari-hari dipenuhi tuntutan dan deadline, sesekali pergi ke tempat yang sunyi menjadi kebutuhan. Menyendiri di alam bukan tanda lari dari masalah, tapi bentuk pemulihan diri yang sehat. Tidak heran jika banyak yang merasa lebih jernih dalam mengambil keputusan setelah menghabiskan waktu di alam terbuka.

2. Udara segar yang menyegarkan pikiran

ilustrasi wisata alam (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi wisata alam (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Berada di alam berarti mendapat akses ke udara bersih yang bebas dari polusi kendaraan dan asap industri. Menghirup udara segar secara langsung bisa memperbaiki suasana hati dan meningkatkan konsentrasi. Sistem pernapasan terasa lebih lega, dan tubuh terasa ringan setelah menghabiskan waktu di ruang terbuka.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa udara bersih meningkatkan kadar oksigen dalam otak, yang berdampak positif pada kestabilan emosi. Ini menjadi alasan mengapa banyak orang merasa lebih bahagia dan segar setelah perjalanan ke alam. Tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, hanya dengan duduk di bawah pohon dan bernapas dalam-dalam pun sudah cukup untuk merasa lebih baik.

3. Pemandangan hijau yang menenangkan mata

ilustrasi menikmati pemandangan hijau (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi menikmati pemandangan hijau (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Warna hijau dari dedaunan dan pepohonan terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tingkat stres dan tekanan darah. Pandangan mata terhadap lanskap yang alami membantu sistem saraf rileks dan meredam rasa cemas. Itulah sebabnya banyak orang merasa damai hanya dengan melihat hamparan hutan atau perbukitan.

Visual dari alam seperti pegunungan, danau, atau ladang luas, memberikan stimulasi yang berbeda dibandingkan layar gadget. Mata yang setiap hari dipaksa fokus pada layar komputer, butuh rehat, dan alam menyediakan ‘obat’ untuk kelelahan visual tersebut. Dengan menyatu pada lanskap alami, tubuh seolah ikut beristirahat bersama pikiran.

4. Aktivitas fisik yang ringan dan menyehatkan

ilustrasi mendaki (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)
ilustrasi mendaki (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Mendaki bukit, berjalan menyusuri hutan, atau sekadar berkeliling danau merupakan bentuk olahraga ringan yang menyenangkan. Aktivitas fisik di alam tidak terasa berat karena diselingi keindahan dan suasana santai. Tubuh bergerak tanpa tekanan, tapi tetap menghasilkan efek positif bagi kesehatan.

Aktivitas ini juga mendorong pelepasan hormon endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Itulah sebabnya, setelah berjalan di alam, suasana hati cenderung membaik. Tidak perlu latihan ekstrem untuk mendapatkan manfaat fisik dan mental secara bersamaan. Cukup 30 menit berjalan santai di alam terbuka, bisa memberikan perbedaan besar dalam perasaan dan energi.

5. Biaya yang relatif terjangkau

ilustrasi menikmati keindahan alam (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi menikmati keindahan alam (pexels.com/RDNE Stock project)

Berwisata ke alam sering kali tidak memerlukan anggaran besar. Banyak lokasi alam yang bisa dinikmati tanpa harus membayar tiket mahal, bahkan beberapa bisa diakses secara gratis. Dibandingkan liburan ke kota besar dengan biaya transportasi dan akomodasi tinggi, wisata alam jauh lebih bersahabat untuk dompet.

Bahkan dengan anggaran terbatas, pengalaman yang didapatkan tetap maksimal. Piknik di tepi sungai, berkemah bersama teman, atau sekadar hiking singkat bisa jadi liburan berkesan tanpa harus boros. Ini membuat wisata alam menjadi opsi realistis bagi siapa saja yang butuh penyegaran tanpa ingin stres karena biaya.

Stres memang tidak bisa dihindari, tapi bisa diatasi dengan cara yang sederhana dan alami. Wisata alam memberikan ruang untuk menyembuhkan diri, menjauh sejenak dari tekanan, dan menemukan kembali ketenangan yang hilang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us