4 Cara Membaca Alam di Jalur Pendakian agar Tidak Mudah Tersesat

- Matahari dapat dijadikan panduan untuk menentukan arah
- Aliran air bisa menjadi petunjuk penting ketika tersesat
- Tumbuhan dan suara alam juga bisa membantu dalam membaca tanda-tanda alam
Mendaki gunung memang bisa menjadi aktivitas yang penuh tantangan, sekaligus menyenangkan, tapi risikonya saja lalu pendakian tetap harus diwaspadai dengan seksama alam. Sering kali memberikan tanda-tanda yang ada dapat membantu pendaki menemukan arah asalkan tahu bagaimana cara membacanya dengan benar.
Semua jalur pendakian memiliki petunjuk jalan yang jelas, sehingga kemampuan membaca tanda alam kerap menjadi keterampilan penting yang harus diperhatikan. Pahamilah beberapa cara berikut ini untuk membaca alam di luar pendakian agar tidak mudah tersesat.
1. Mengamati posisi Matahari

Matahari dapat dijadikan sebagai panduan sederhana untuk menentukan arah pada saat berada di alam terbuka secara umum. Matahari terbit di timur yang terbenam di barat, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperkirakan posisi yang ada.
Dengan memperhatikan pergerakan Matahari sepanjang hari, maka pendaki pun dapat memahami arah jalur yang sedang ditempuh saat ini. Kalau mungkin terlihat sederhana, namun cara ini sangat membantu, terutama ketika tidak ada peta atau kompas yang tersedia.
2. Memperhatikan arah aliran air

Sungai atau aliran air biasanya mengalir menuju lembah atau daerah yang rendah, sehingga sering dijadikan sebagai sumber perairan ke pemukiman manusia. Hal ini bisa menjadi petunjuk penting ketika pendaki merasa kehilangan arah.
Dengan berusaha mengikuti arah aliran air, maka kemungkinan besar pendaki akan menemukan jalur keluar atau bertemu dengan aktivitas manusia. Teknik ini sering digunakan oleh para pendaki berpengalaman dalam kondisi darurat.
3. Mengamati tumbuhan dan lumut

Tumbuhan terutama lumut dapat dijadikan sebagai petunjuk arah apabila diamati dengan cermat. Lumut biasanya lebih banyak tumbuh di sisi pohon atau batu yang lembab, yaitu bagian yang jarang sekali terkena sinar Matahari secara langsung di daerah tropis seperti Indonesia.
Lumut pada umumnya lebih tebal di sisi Barat atau Selatan, walau mungkin tidak terlalu 100 persen akurat. Tanda ini dapat menjadi tambahan informasi untuk bisa menentukan arah perjalanan yang ada.
4. Mendengarkan suara alam

Suara alam seperti gemericik air, kicauan, burung, atau suara hewan dapat membantu pendaki untuk memperkirakan arah. Biasanya semakin ramai suara burung atau aktivitas hewan, maka semakin dekat pula lokasi tersebut dengan sumber air atau pun jalur alami yang tersedia.
Suara-suara tertentu, seperti gonggongan anjing atau aktivitas manusia dari kejauhan dapat menjadi tanda keberadaan pemukiman yang ada. Pendaki yang peka terhadap suara alam dapat menggunakan petunjuk ini untuk menghindari potensi tersebut lebih jauh.
Membaca tanda-tanda alam di jalur pendakian merupakan keterampilan penting yang dapat menyelamatkan pendaki dari risiko tersesat. Semakin sering berlatih dalam membaca tanda, maka semakin terlatih pula kepekaan dan intuisi ketika berada di tengah hutan atau gunung. Jangan hanya menggunakan jalur resmi, namun latih pula kemampuan dalam membaca alam untuk pengalaman mendaki yang jauh lebih aman dan menyenangkan!