Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika yang Harus Diperhatikan saat Berwisata Religi

ilustrasi berfoto di depan masjid (pexels.com/R M)

Salah satu jenis hiburan yang bisa kamu coba untuk mengisi waktu berlibur adalah dengan mengunjungi tempat wisata religi. Tidak hanya mendatangi tempat yang linier dengan keyakinan, kamu boleh mengunjungi tempat-tempat lain milik umat dari agama yang berbeda dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan.

Meskipun berlabel tempat wisata, tetapi bukan berarti kamu bisa bebas melakukan apa yang dikehendaki. Ada batasan dan aturan tertentu yang wajib dilaksanakan agar kamu tidak dianggap menghina.

Simak etika yang harus diperhatikan saat berwisata religi dalam waktu dekat buat kamu dibawah ini!

1.Kenakan busana yang sopan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika mendatangi tempat wisata bertema religi, sudah sepantasnya kamu memperhatikan pakaian yang dikenakan. Jangan sampai abai dan menggunakan baju yang tidak sopan karena tentu bisa dianggap tidak menghormati tempat tersebut.

Tidak peduli jenis tempat wisata religi apa yang didatangi, pastikan kamu memilih busana yang rapi, sopan, dan usahakan tertutup. Ini merupakan sebuah simbol penghormatan terhadap umat yang sedang berada di sana dan tempat itu sendiri.

2.Hindari mengucapkan kata-kata kotor

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Kampus Production)

Meskipun merupakan tempat wisata, tetapi jika aslinya merupakan situs untuk beribadah, maka bisa dikatakan bahwa tempat tersebut suci. Dengan begini, secara otomatis memberitahukan bahwa siapapun yang berkunjung wajib menjaga sikap.

Jangan mengucapkan kata-kata kotor, baik secara sengaja maupun tidak. Tindakan semacam ini harus dihindari karena sangat tidak sopan dan dapat melukai perasaan umat yang ada di tempat tersebut. Jadi, jaga tutur katamu agar tidak terjadi hal-hal yang buruk.

3.Jangan merusak apapun yang ada di tempat tersebut

ilustrasi stupa di Candi Borobudur (pexels.com/Linda Gschwentner)

Saat mengunjungi tempat wisata religi, sering ditemukan benda-benda peribadatan maupun pelengkapnya di beberapa titik. Tidak jarang, karena penasaran atau memang iseng ingin berbuat jail, ada saja pengunjung yang merusaknya.

Hal semacam ini tidak dapat dibenarkan dan termasuk ke dalam perbuatan tidak terpuji. Kalau kamu memang sengaja datang ke tempat tersebut, maka sudah seharusnya menghormati dan menjaga apapun yang ada di sana, bukan malah membuat kekacauan.

4.Tidak perlu mengomentari keyakinan orang lain

ilustrasi seorang pria yang sedang melintasi Gerbang Torii di Jepang (pexels.com/DSD)

Tidak semua pengunjung yang datang ke suatu situs religi adalah orang-orang yang punya keyakinan sama. Ada juga wisatawan beragama lain yang sengaja mendatangi tempat tersebut karena ingin tahu dan mempelajari banyak hal.

Jika kamu termasuk pengunjung yang punya keyakinan berbeda, maka tidak perlu memberikan komentar terkait apa yang kamu saksikan di sana. Jadikan semua itu sebagai ilmu dan wawasan baru sehingga membuatmu jadi manusia yang lebih bijaksana.

5.Hormati umat yang sedang melaksanakan ibadah

ilustrasi para biksu (pexels.com/Pixabay)

Ada banyak tempat wisata religi yang sebenarnya masih aktif digunakan untuk beribadah para umatnya. Kamu bisa menemukan peristiwa ini di berbagai situs, baik itu masjid, gereja, gua, candi, pura, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, kamu wajib untuk menghormati umat yang sedang melaksanakan kewajibannya tersebut dengan menerapkan etika yang harus diterapkan saat berwisata religi. Jangan berisik atau melakukan hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Melakoni wisata religi sudah seharusnya membuatmu mampu belajar bagaimana cara meningkatkan keimanan sekaligus menghargai berbagai perbedaan. Dengan begini, diharapkan kamu akan tumbuh menjadi sosok yang lebih bijaksana dari sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
Retno Rahayu
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us