Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Waisak Identik dengan Pelepasan Lampion? Ini Alasannya!

ilustrasi pelepasan lampion saat Waisak (commons.wikimedia.org/Rrinaldy)
ilustrasi pelepasan lampion saat Waisak (commons.wikimedia.org/Rrinaldy)
Intinya sih...
  • Waisak adalah momen suci untuk refleksi, berdoa bersama, dan merenungi ajaran Buddha.
  • Pelepasan lampion melambangkan niat yang bersih, doa yang tulus, dan melepas beban hati.
  • Pelepasan lampion juga menjadi momen kebersamaan yang dirayakan secara massal dan simbol pencerahan spiritual.

Saat momen Waisak tiba, perhatian banyak orang beralih ke langit malam yang dipenuhi cahaya lampion. Ada sesuatu yang magis setiap kali ribuan lentera melayang bersamaan, menciptakan suasana yang bikin siapa pun terdiam.

Fenomena ini bikin banyak orang penasaran, bahkan yang gak merayakan pun ikut terhanyut dalam keindahannya. Lantas, kenapa Waisak identik dengan pelepasan lampion? Ini beberapa alasanya!

1. Umat Buddha merayakan Waisak dengan hening dan harapan

ilustrasi perayaan Waisak (commons.wikimedia.org/Aditya Suseno)
ilustrasi perayaan Waisak (commons.wikimedia.org/Aditya Suseno)

Waisak bukan cuma momen untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, tapi juga waktu yang dianggap suci untuk refleksi dan harapan baru. Di tengah suasana hening dan penuh makna itu, umat Buddha biasanya berkumpul di candi atau wihara untuk berdoa bersama, bermeditasi, dan merenungi ajaran Buddha.

Di sela-sela ketenangan tersebut, muncul keinginan untuk menyampaikan harapan dan niat baik secara simbolis, salah satunya lewat pelepasan lampion. Karena itu, lampion jadi media yang pas untuk melambangkan niat yang bersih, doa yang tulus, serta harapan agar semua makhluk hidup berbahagia. Tradisi ini pun terasa selaras dengan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi dalam Waisak.

2. Tradisi pelepasan lampion mewakili doa dan keikhlasan

ilustrasi pelepasan lampion saat Waisak (commons.wikimedia.org/Duduhsadarachmat)
ilustrasi pelepasan lampion saat Waisak (commons.wikimedia.org/Duduhsadarachmat)

Pelepasan lampion bukan sekadar acara estetis yang menghiasi langit agar jadi cantik di malam Waisak. Di balik pemandangan indah itu, tersimpan filosofi mendalam tentang bagaimana manusia melepas hal-hal yang membebani hati. Lampion yang perlahan terbang tinggi menjadi lambang dari doa-doa yang dipanjatkan tanpa pamrih, dilepaskan dengan penuh keikhlasan ke alam semesta.

Makna ini sangat selaras dengan ajaran Buddha yang mendorong umatnya untuk hidup tanpa keterikatan. Ketika seseorang menuliskan harapan pada lampion, lalu melepasnya, itu adalah simbol dari niat melepaskan ego, dendam, dan beban yang tak perlu. Jadi, bukan hanya sekadar pemandangan, tapi juga proses batin yang menyentuh hati.

3. Komunitas menggelar pelepasan lampion sebagai bentuk kebersamaan

ilustrasi perayaan Waisak (Dok. Waisak Borobudur)
ilustrasi perayaan Waisak (Dok. Waisak Borobudur)

Pelepasan lampion saat Waisak juga jadi momen kebersamaan yang dirayakan secara massal. Ribuan orang datang dari berbagai tempat hanya untuk menyaksikan atau ikut melepaskan lampion bersama-sama. Bukan cuma umat Buddha, banyak juga orang dari berbagai latar belakang yang datang karena ingin merasakan atmosfer kedamaian yang jarang ada di kehidupan sehari-hari.

Acara besar seperti di Candi Borobudur, misalnya, bukan hanya tentang ritual, tapi juga tentang menyatukan ribuan hati dalam satu momen yang penuh harapan. Ketika banyak orang menyalakan lampion bersama, suasana jadi terasa sangat hangat. Momen ini jadi pengingat bahwa di tengah dunia yang sering sibuk dan penuh konflik, masih ada ruang untuk berbagi harapan secara damai.

4. Simbol cahaya lampion menyiratkan pencerahan batin

ilustrasi perayaan Waisak (waisakborobudur.com)
ilustrasi perayaan Waisak (waisakborobudur.com)

Cahaya lampion yang perlahan naik ke langit sering kali dimaknai sebagai simbol dari pencerahan. Dalam ajaran Buddha, pencerahan adalah tujuan hidup spiritual, tempat di mana seseorang mencapai pemahaman yang utuh tentang hidup, lepas dari penderitaan dan kebingungan. Lampion yang menyala itu seakan membawa cahaya menuju kegelapan yaitu sebuah metafora tentang perjalanan batin menuju kedamaian sejati.

Setiap lampion yang diterbangkan membawa harapan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih sadar, lebih bijak, dan lebih ringan menjalani hidup. Ketika seseorang menatap lampion yang menjauh, ada momen reflektif yang muncul, menyadarkan bahwa hidup itu sementara dan bahwa cahaya dari dalam diri harus terus dijaga. Tradisi ini secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai itu dengan cara yang sederhana namun menyentuh.

5. Perayaan Waisak membuat orang menghargai ketulusan

ilustrasi perayaan Waisak (commons.wikimedia.org/Rrinaldy)
ilustrasi perayaan Waisak (commons.wikimedia.org/Rrinaldy)

Di era yang penuh distraksi seperti sekarang ini, perayaan Waisak dengan segala kesederhanaannya jadi pengingat akan betapa pentingnya ketulusan. Saat orang-orang berkumpul dalam hening, melepaskan lampion tanpa hiruk-pikuk, ada rasa damai yang datang begitu saja. Ketulusan itu terpancar bukan dari apa yang diucapkan, melainkan dari tindakan-tindakan kecil yang penuh makna.

Tradisi pelepasan lampion mengajak semua orang untuk jujur pada diri mereka sendiri. Harapan yang ditulis, lalu dilepaskan ke langit, adalah bentuk kejujuran batin tentang apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup. Maka tak heran kalau pelepasan lampion saat Waisak selalu terasa magis, bukan karena kemewahannya, tapi karena ketulusan yang mengalir tanpa dibuat-buat.

Perayaan Waisak dengan pelepasan lampion memang punya daya tarik tersendiri yang mana tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menyentuh sanubari. Tradisi ini bukan cuma tentang ritual, tapi juga tentang bagaimana manusia menyampaikan harapan, melepas beban, dan mencari kedamaian dalam diam. Ada nilai-nilai universal yang bisa dirasakan siapa pun, bahkan oleh mereka yang mungkin tidak mengenal ajaran Buddha sekalipun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us