3 Faktor Ini Membuat Konsumsi Daya Mobil Listrik Jadi Lebih Boros

- Penggunaan AC dan pemanas berlebihan dapat memangkas jarak tempuh hingga 30 persen.
- Gaya berkendara agresif, pengereman keras, dan kecepatan tinggi meningkatkan konsumsi energi mobil listrik.
- Kondisi jalan menanjak, beban kendaraan berlebih, dan cuaca ekstrem juga mempengaruhi efisiensi baterai mobil listrik.
Mobil listrik dikenal sebagai kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan. Banyak orang memilihnya karena biaya operasional yang lebih rendah dibanding mobil berbahan bakar fosil. Namun, sama seperti kendaraan pada umumnya, ada kondisi tertentu yang bisa membuat konsumsi daya mobil listrik menjadi lebih boros dari biasanya.
Pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi energi sangat penting, terutama bagi pengguna baru. Dengan mengetahui penyebabnya, pengemudi bisa mengatur gaya berkendara dan kebiasaan penggunaan agar jarak tempuh tetap optimal. Berikut beberapa hal yang membuat konsumsi daya mobil listrik lebih tinggi dari kondisi normal.
1. Penggunaan AC dan pemanas berlebihan

Faktor terbesar yang memengaruhi konsumsi daya adalah penggunaan pendingin udara (AC) atau pemanas. Pada cuaca panas, AC bekerja lebih keras untuk menjaga kenyamanan kabin, sehingga menyedot energi baterai cukup besar. Demikian juga saat cuaca dingin, fitur pemanas kursi atau kabin bisa mengurangi jarak tempuh secara signifikan.
Konsumsi daya AC atau pemanas memang tidak sebesar motor penggerak, tetapi ketika digunakan terus-menerus, efeknya terasa pada kapasitas baterai. Menurut sejumlah pengujian, penggunaan AC bisa memangkas jarak tempuh hingga 10–20 persen, sementara pemanas kabin di iklim dingin bahkan bisa mengurangi efisiensi hingga 30 persen.
2. Gaya berkendara agresif dan kecepatan tinggi

Cara mengemudi juga sangat berpengaruh pada efisiensi mobil listrik. Akselerasi mendadak, pengereman keras, serta kecepatan tinggi di jalan tol akan membuat konsumsi energi meningkat tajam. Hal ini terjadi karena motor listrik harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga sesuai permintaan pengemudi.
Meskipun mobil listrik dikenal responsif, terlalu sering menginjak pedal gas dengan agresif akan mempercepat habisnya daya baterai. Di sisi lain, berkendara dengan kecepatan konstan dan memanfaatkan sistem regeneratif saat deselerasi dapat membantu menjaga efisiensi energi. Itulah sebabnya pengemudi disarankan untuk menerapkan gaya mengemudi halus (eco driving) agar baterai lebih awet.
3. Kondisi jalan, beban kendaraan, dan cuaca

Faktor eksternal juga sangat menentukan. Jalan menanjak atau bergelombang membuat motor listrik bekerja lebih keras, sehingga konsumsi daya meningkat. Demikian pula ketika kendaraan membawa beban berlebih, baik penumpang maupun barang. Bobot tambahan akan menambah beban kerja motor dan mengurangi jarak tempuh baterai.
Selain itu, kondisi cuaca ekstrem bisa memperburuk efisiensi. Saat suhu sangat dingin, kinerja baterai biasanya menurun karena reaksi kimia di dalamnya melambat. Hal ini membuat kapasitas baterai tidak bisa digunakan secara optimal. Sementara di suhu sangat panas, sistem pendingin baterai akan bekerja lebih keras, yang berarti ada tambahan konsumsi energi untuk menjaga suhu tetap stabil.
Jadi, konsumsi daya mobil listrik bisa menjadi lebih boros karena faktor internal maupun eksternal. Penggunaan AC dan pemanas yang berlebihan, gaya berkendara agresif, kondisi jalan yang menantang, beban kendaraan berlebih, hingga cuaca ekstrem semuanya berperan dalam mengurangi efisiensi baterai.
Dengan memahami faktor-faktor ini, pengemudi bisa mengambil langkah pencegahan sederhana, seperti mengatur suhu kabin seperlunya, menjaga kecepatan konstan, dan merencanakan perjalanan sesuai kondisi jalan. Dengan begitu, pengalaman berkendara mobil listrik tetap nyaman sekaligus hemat energi.