Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Konsumsi Daya Mobil Listrik Lebih Irit Saat Terjebak Macet?

ilustrasi jalanan macet (freepik.com/freepik)
ilustrasi jalanan macet (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Cara kerja mobil listrik saat berhenti - Mobil listrik tidak membakar energi saat idle di jalan macet, hanya menggunakan daya untuk sistem pendukung seperti AC dan lampu.
  • Regenerasi energi bantu efisiensi - Fitur regenerasi energi membuat mobil listrik lebih efisien di kondisi lalu lintas padat dengan mengubah energi kinetik menjadi daya listrik.
  • Faktor yang tetap memengaruhi konsumsi - Penggunaan AC, pemanas kursi, sistem audio, dan kapasitas baterai memengaruhi konsumsi daya mobil listrik saat terjebak macet.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang masih meragukan efisiensi mobil listrik, terutama ketika menghadapi kondisi lalu lintas padat. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah mobil listrik justru lebih boros atau lebih hemat daya ketika terjebak kemacetan panjang? Perdebatan ini wajar, karena pengalaman menggunakan mobil berbahan bakar bensin atau diesel menunjukkan konsumsi BBM justru meningkat drastis saat idle di jalan macet.

Namun, mobil listrik bekerja dengan prinsip berbeda. Energi yang dikonsumsi lebih banyak dipakai untuk menggerakkan motor listrik dan sistem pendukung kendaraan. Saat berhenti di lampu merah atau terjebak macet, mobil listrik tidak terus membakar energi seperti mesin konvensional. Hal ini yang kemudian membuat banyak pengguna merasa konsumsi dayanya lebih irit dalam situasi lalu lintas padat.

1. Cara kerja mobil listrik saat berhenti

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/el jusuf)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/el jusuf)

Ketika mobil konvensional berhenti, mesin tetap menyala sehingga bahan bakar terus terpakai untuk menjaga mesin tetap hidup. Inilah yang menyebabkan konsumsi bensin naik drastis saat macet. Sementara itu, mobil listrik tidak memiliki mesin pembakaran internal yang membutuhkan bahan bakar. Motor listrik hanya aktif ketika pedal akselerator diinjak, sehingga pada kondisi berhenti daya yang terpakai hanya untuk sistem pendukung seperti AC, lampu, dan perangkat hiburan.

Artinya, energi yang hilang saat mobil listrik diam di jalan macet jauh lebih sedikit dibanding mobil berbahan bakar fosil. Konsumsi listrik baru terasa signifikan jika sistem pendingin udara dipakai terus-menerus dalam waktu lama. Itulah mengapa banyak pengemudi mobil listrik melaporkan baterai mereka tidak cepat habis meski harus menunggu berjam-jam di jalan.

2. Regenerasi energi bantu efisiensi

Baterai mobil listrik Suzuki e Vitara (marutisuzuki.com)
Baterai mobil listrik Suzuki e Vitara (marutisuzuki.com)

Selain irit saat berhenti, mobil listrik juga memiliki fitur regenerasi energi yang membuatnya semakin efisien di kondisi lalu lintas padat. Setiap kali pengemudi melepas pedal gas atau melakukan pengereman, energi kinetik yang biasanya terbuang diubah kembali menjadi daya listrik dan disimpan ke dalam baterai.

Dalam kondisi macet, aktivitas stop-and-go terjadi berulang kali, sehingga sistem regeneratif ini bisa bekerja lebih sering. Walaupun jumlah energi yang dikembalikan tidak besar, akumulasi dari proses ini tetap membantu menghemat daya dan memperpanjang jarak tempuh kendaraan. Inilah salah satu perbedaan mendasar yang membuat mobil listrik lebih hemat dibanding mobil bensin dalam situasi kemacetan parah.

3. Faktor yang tetap memengaruhi konsumsi

ilustrasi seorang wanita menyentuh ac mobil (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang wanita menyentuh ac mobil (freepik.com/freepik)

Meski lebih hemat, bukan berarti mobil listrik sama sekali tidak boros daya saat macet. Faktor penggunaan AC, pemanas kursi, sistem audio, hingga lampu kendaraan tetap mengonsumsi energi baterai. Dalam kondisi lalu lintas macet di siang hari dengan cuaca panas, AC bisa menjadi penyumbang konsumsi daya terbesar.

Selain itu, kapasitas baterai dan efisiensi manajemen energi tiap merek mobil listrik juga berbeda. Mobil dengan baterai besar mungkin terasa lebih stabil dalam menjaga daya, sementara model dengan baterai lebih kecil bisa menunjukkan penurunan persentase lebih cepat. Oleh karena itu, efisiensi mobil listrik di jalan macet juga sangat dipengaruhi gaya berkendara dan kondisi kendaraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us