Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Negara dengan Harga Bensin Termahal di Dunia

ilustrasi mengisi bahan bakar (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi mengisi bahan bakar (pexels.com/Engin Akyurt)

Harga bensin berbeda di setiap negara. Sebab masing-masing negara memiliki kebijakan yang berbeda terkait pajak, subsidi, biaya produksi, hingga kondisi pasar global. Itu sebabnya harga bensin bisa sangat mahal di beberapa negara tapi begitu murah di negara-negara lain.

Nah, berikut lima negara dengan harga bensin termahal di dunia. Kok bisa, ya? 

1. Hong Kong

Ilustrasi bahan bakar (pertamina.com)
Ilustrasi bahan bakar (pertamina.com)

Hong Kong memiliki harga bensin tertinggi di dunia, yaitu sekitar USD3,264 per liter (setara dengan Rp53.180 per liter). Faktor utama yang menyebabkan harga ini adalah pajak bahan bakar yang tinggi dan biaya impor. Hong Kong tidak memiliki sumber daya minyak sendiri, sehingga harus mengimpor semua kebutuhan bahan bakarnya. Selain itu, biaya hidup yang mahal di wilayah ini juga berdampak pada tingginya harga barang, termasuk bensin.

Menurut laporan GlobalPetrolPrices.com, harga bensin di Hong Kong juga dipengaruhi oleh kepadatan populasi dan kebijakan transportasi publik yang kuat, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi mengatasi kemacetan dan polusi udara.

2. Singapura

Ilustrasi bahan bakar (Pexels/Skitterphoto)
Ilustrasi bahan bakar (Pexels/Skitterphoto)

Singapura mencatat harga bensin sekitar USD2,33 per liter (sekitar Rp37.960 per liter), menjadikannya salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Negara ini memberlakukan pajak bahan bakar yang tinggi untuk mendukung kebijakan lingkungan dan mengurangi kepadatan lalu lintas. Selain itu, harga bensin yang tinggi mencerminkan biaya hidup mahal di negara tersebut serta kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah kendaraan pribadi melalui sistem Certificate of Entitlement (COE), yang membatasi izin kepemilikan mobil.

Singapura juga memiliki sistem transportasi publik yang sangat efisien, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Menurut laporan dari Channel News Asia, pendapatan dari pajak bahan bakar digunakan untuk mengembangkan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan.

3. Belanda

Ilustrasi lalu lintas (Pexels/Emre Gencer)
Ilustrasi lalu lintas (Pexels/Emre Gencer)

Belanda menatok harga bensin sekitar Rp36.148 per liter, salah satu yang tertinggi di Eropa. Negara ini mengenakan pajak bahan bakar yang signifikan untuk mendanai pembangunan infrastruktur transportasi, seperti jalan raya, rel kereta, dan sistem transportasi publik yang canggih.

Belanda juga berinvestasi besar-besaran dalam energi bersih dan mendorong adopsi kendaraan listrik melalui insentif pajak. Namun, tingginya harga bensin tetap menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat.

4. Monako

Ilustrasi lalu lintas (Pexels/Lynde)
Ilustrasi lalu lintas (Pexels/Lynde)

Monako, negara kecil namun kaya di Eropa, memiliki harga bensin yang mencapai sekitar Rp35.706 per liter. Sebagai salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi di dunia, pajak bahan bakar yang tinggi di Monako digunakan untuk mendukung infrastruktur transportasi dan layanan publik. Tingginya harga bensin juga mencerminkan tingginya biaya impor minyak mentah, karena Monako tidak memiliki sumber daya minyak sendiri.

Monako dikenal sebagai pusat kemewahan, di mana kendaraan mewah mendominasi jalan raya. Hal ini turut memengaruhi permintaan terhadap bahan bakar berkualitas tinggi, yang cenderung lebih mahal dibandingkan bahan bakar standar.

5. Islandia

Ilustrasi mobil Subaru (Pexels/Erik Mclean)
Ilustrasi mobil Subaru (Pexels/Erik Mclean)

Harga bensin di Islandia mencapai sekitar Rp35.000 per liter. Meskipun Islandia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah, seperti energi panas bumi dan hidroelektrik, negara ini tetap bergantung pada impor bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor.

Kondisi geografis yang terpencil juga menambah biaya logistik impor bahan bakar. Selain itu, pemerintah Islandia mengenakan pajak tinggi pada bensin untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik, sejalan dengan komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us