5 Negara dengan Pajak Mobil Tertinggi di Dunia

Banyak faktor yang menyebabkan harga mobil menjadi begitu mahal, salah satunya adalah pajak. Besaran pajak untuk mobil berbeda di setiap negara. Ada yang menetapkan pajak ringan, ada pula negara yang mematok pajak tinggi untuk setiap mobil. Semakin tinggi pajaknya, semakin mahal pula harga mobil.
Ada beberapa alasan kenapa suatu negara menerapkan pajak yang tinggi untuk kendaraan, salah satunya karena ingin menekan emisi. Sebab kendaraan seperti mobil menghasilkan emisi yang tidak ramah lingkungan. Nah, berikut lima negara dengan pajak mobil tertinggi di dunia dari berbagai sumber.
1. Denmark: Pajak mobil hingga 150

Denmark dikenal memiliki pajak mobil yang sangat mahal. Pajak registrasi kendaraan baru di negara ini bisa mencapai 85-150 persen dari harga kendaraan, tergantung pada nilai mobil.
Selain itu, terdapat pajak tahunan berdasarkan emisi karbon dan efisiensi bahan bakar. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kepemilikan mobil pribadi dan mempromosikan transportasi umum serta kendaraan listrik.
2. Norwegia: Pajak berbasis emisi

Norwegia juga memberlakukan pajak tinggi untuk kendaraan berbasis bahan bakar fosil. Pajak pembelian kendaraan dihitung berdasarkan bobot kendaraan, tenaga mesin, dan emisi karbon.
Misalnya, mobil dengan emisi tinggi dapat dikenakan pajak tambahan yang bisa mencapai puluhan ribu dolar. Namun, untuk kendaraan listrik, Norwegia memberikan insentif besar, termasuk pembebasan pajak pembelian dan pengurangan pajak jalan.
3. Singapura: Sertifikat kepemilikan mahal

Di Singapura, selain pajak kendaraan, pembeli juga harus membeli Sertifikat Kepemilikan Kendaraan (COE) melalui sistem lelang. Biaya COE bisa mencapai 50 ribu dolar AS atau lebih, tergantung pada permintaan pasar.
Pajak registrasi mobil baru juga sangat tinggi, sekitar 100 persen dari nilai mobil (disebut Additional Registration Fee atau ARF). Total biaya ini menjadikan Singapura salah satu negara termahal untuk memiliki mobil.
4. Belanda: Pajak tinggi untuk kendaraan tidak ramah lingkungan

Belanda menggunakan sistem pajak berbasis emisi karbon dan berat kendaraan. Mobil dengan emisi tinggi dikenakan pajak pembelian yang signifikan, sementara kendaraan listrik atau hybrid mendapatkan keringanan pajak.
Pajak tahunan juga diberlakukan berdasarkan berat kendaraan, yang membuat mobil besar dan tidak efisien lebih mahal untuk dioperasikan.
5. Finlandia: Pajak berdasarkan berat dan emisi

Finlandia memberlakukan pajak kendaraan berdasarkan emisi karbon dan berat mobil. Pajak ini dapat mencapai ribuan euro untuk mobil berbasis bahan bakar fosil, terutama yang tidak efisien.
Seperti Belanda, Finlandia memberikan insentif pajak bagi kendaraan listrik untuk mendorong penggunaannya. Kebijakan ini antara lain diterapkan untuk menekan emisi dari kendaraan berbahan fosil sekaligus mendongkrak populasi kendaraan listrik.