Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Baterai Solid-State, Bakal Jadi Game Changer di Industri EV?

ilustrasi BYD Dolphin (byd.com)
ilustrasi BYD Dolphin (byd.com)
Intinya sih...
  • Baterai solid-state menggunakan elektrolit padat alih-alih cairan, menawarkan keamanan dan kepadatan energi lebih tinggi serta ukuran dan bobot yang lebih ringan.
  • Dibandingkan baterai lithium-ion, baterai solid-state menawarkan keunggulan dalam hal kepadatan energi, pengisian cepat, dan usia pakai yang lebih panjang.
  • Tantangan utama baterai solid-state terletak pada biaya produksi yang sangat tinggi, kesulitan teknis dalam menjaga stabilitas elektrolit padat, dan skala industri yang masih terbatas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia otomotif semakin ramai dengan pembahasan soal baterai solid-state. Teknologi ini disebut-sebut sebagai generasi berikutnya dari baterai kendaraan listrik (EV) yang bisa menggeser dominasi baterai lithium-ion konvensional.

Tidak hanya produsen besar seperti Toyota, BMW, dan Volkswagen yang berlomba mengembangkannya, tetapi juga berbagai startup energi baru yang melihat potensi luar biasa dari teknologi ini.

Pertanyaannya, apa sebenarnya baterai solid-state itu, dan benarkah kehadirannya bisa menjadi titik balik bagi masa depan mobil listrik? Untuk memahami jawabannya, kita perlu melihat bagaimana teknologi ini bekerja, apa kelebihannya, serta tantangan yang masih dihadapi. Yuk, kita kulik!

1. Apa itu baterai solid-state?

BYD Atto 3 (byd.com)
BYD Atto 3 (byd.com)

Baterai solid-state adalah jenis baterai yang menggunakan elektrolit padat alih-alih elektrolit cair seperti pada baterai lithium-ion biasa. Elektrolit adalah medium yang memungkinkan ion bergerak dari anoda ke katoda saat baterai digunakan, dan sebaliknya ketika diisi ulang.

Dengan mengganti cairan menjadi padatan, baterai solid-state menjanjikan tingkat keamanan lebih tinggi, kepadatan energi lebih besar, serta ukuran dan bobot yang lebih ringan. Dalam praktiknya, baterai ini memungkinkan mobil listrik menempuh jarak lebih jauh dalam sekali pengisian, dengan risiko kebakaran atau ledakan yang jauh lebih kecil. Tidak heran jika teknologi ini disebut-sebut sebagai “holy grail” dalam pengembangan kendaraan listrik.

2. Keunggulan baterai solid-state

sistem suspensi BYD Sealion 7 (BYD.com)
sistem suspensi BYD Sealion 7 (BYD.com)

Dibandingkan baterai lithium-ion konvensional, solid-state menawarkan sejumlah keunggulan yang signifikan. Pertama, kepadatan energi lebih tinggi, artinya kapasitas yang sama bisa dikemas dalam ukuran lebih kecil. Mobil listrik dengan baterai solid-state berpotensi memiliki jarak tempuh 700–1000 km hanya dalam satu kali pengisian.

Kedua, pengisian lebih cepat karena struktur elektrolit padat memungkinkan arus lebih besar tanpa risiko overheating. Ketiga, keamanan lebih baik, karena tidak ada cairan mudah terbakar yang bisa menyebabkan kebakaran. Selain itu, usia pakai baterai solid-state juga lebih panjang, sehingga pemilik mobil bisa lebih hemat dalam jangka panjang.

3. Terganjal biaya produksi

Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)
Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)

Meski terdengar menjanjikan, baterai solid-state belum bisa diproduksi massal dengan harga terjangkau. Tantangan utama terletak pada biaya produksi yang sangat tinggi dan kesulitan teknis dalam menjaga stabilitas elektrolit padat saat digunakan berulang kali. Skala industri juga masih terbatas, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan jutaan unit kendaraan setiap tahun. Beberapa perusahaan telah melakukan uji coba, tetapi mayoritas masih dalam tahap pengembangan laboratorium atau produksi terbatas.

Para analis memperkirakan bahwa baterai solid-state baru akan benar-benar masuk pasar dalam jumlah besar sekitar pertengahan dekade ini, mungkin antara tahun 2027 hingga 2030. Sampai saat itu, baterai lithium-ion tetap menjadi pilihan utama untuk mobil listrik karena ketersediaan dan biaya yang lebih rendah.

Pada akhirnya, baterai solid-state memang punya potensi besar untuk menjadi game changer dalam industri mobil listrik. Keunggulannya dalam hal keamanan, daya tahan, dan jarak tempuh membuatnya sangat ideal untuk menggantikan teknologi baterai lama. Namun, tantangan biaya dan produksi massal masih harus diatasi sebelum teknologi ini benar-benar bisa diakses oleh masyarakat luas. Jika hambatan itu berhasil dilewati, masa depan mobil listrik bisa melesat lebih cepat dari yang kita bayangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Hadir di Custom War Bali 2025, IPONE Bawa Tiga Pelumas Barunya

05 Sep 2025, 14:44 WIBAutomotive