Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Torsion Beam, Kenapa Masih Banyak Mobil yang Pakai?

ilustrasi mengecek mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi mengecek mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Torsion beam adalah suspensi belakang dengan satu batang baja besar untuk meredam guncangan dan memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan kestabilan.
  • Alasan mobil masih pakai torsion beam: efisiensi biaya, ruang bagasi lebih luas, dan harga yang terjangkau bagi konsumen mobil masa kini.
  • Kelebihan torsion beam: tangguh, gampang dirawat, ringan, dan cocok untuk penggunaan di perkotaan. Namun, kurang responsif di kecepatan tinggi atau jalan berliku.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat sebagian orang, sistem suspensi mobil mungkin terasa seperti hal teknis yang rumit. Padahal, komponen ini punya peran besar dalam menentukan rasa nyaman dan stabilitas kendaraan di jalan. Salah satu jenis suspensi yang sering dipakai di mobil-mobil modern, terutama di kelas menengah ke bawah, adalah torsion beam. Meski terdengar sederhana, desain ini menyimpan banyak keunggulan praktis yang membuatnya masih diminati hingga sekarang.

Menariknya, di era ketika teknologi otomotif terus berkembang pesat, banyak pabrikan justru tetap bertahan dengan sistem torsion beam. Alasannya bukan cuma soal biaya produksi, tapi juga efisiensi ruang dan karakter pengendaraan yang sesuai dengan kebutuhan kebanyakan pengemudi. Supaya lebih paham kenapa sistem ini belum tersingkir, yuk kita bahas lebih dalam apa sebenarnya torsion beam itu, bagaimana cara kerjanya, dan kenapa masih banyak mobil yang mengandalkannya.

1. Apa itu torsion beam dan bagaimana cara kerjanya?

ilustrasi torsion beam (honda-indonesia.com)
ilustrasi torsion beam (honda-indonesia.com)

Torsion beam adalah jenis suspensi belakang yang menggunakan satu batang baja besar berbentuk huruf “H” atau “U” untuk menghubungkan kedua roda belakang. Saat salah satu roda bergerak naik karena melewati jalan bergelombang, batang ini akan mengalami puntiran (torsion), sehingga bisa meredam guncangan. Prinsip kerjanya cukup sederhana, tapi justru di situ letak keunggulannya—minim komponen, mudah dirawat, dan kuat digunakan untuk jangka panjang.

Suspensi ini termasuk dalam kategori semi-independen, artinya gerakan satu roda masih sedikit memengaruhi roda lainnya. Karena itu, torsion beam biasanya lebih cocok untuk mobil dengan penggerak roda depan (FWD). Sistem ini memberikan keseimbangan yang cukup baik antara kenyamanan dan kestabilan tanpa membuat biaya produksi membengkak. Maka dari itu, gak heran kalau banyak pabrikan masih memilihnya untuk mobil harian.

2. Alasan banyak mobil masih pakai torsion beam

ilustrasi mobil sedan (unsplash.com/Arteum.ro)
ilustrasi mobil sedan (unsplash.com/Arteum.ro)

Salah satu alasan utama torsion beam tetap populer adalah karena efisiensi biaya dan ruang. Sistem ini punya desain sederhana, tanpa banyak komponen tambahan seperti lengan ayun ganda atau multi link, sehingga lebih hemat tempat di bagian belakang mobil. Hal ini memungkinkan pabrikan memberikan ruang bagasi yang lebih luas, sesuatu yang sangat penting buat mobil keluarga atau hatchback kecil.

Selain itu, biaya produksinya juga jauh lebih murah dibandingkan jenis suspensi independen. Pabrikan bisa menekan ongkos perakitan tanpa mengorbankan kenyamanan yang terlalu signifikan. Dengan kata lain, torsion beam memberikan keseimbangan antara performa, kepraktisan, dan harga, tiga hal yang sangat dicari oleh konsumen mobil masa kini.

3. Kelebihan dan kekurangan torsion beam

ilustrasi mobil SUV (unsplash.com/Hyundai Motor Group)
ilustrasi mobil SUV (unsplash.com/Hyundai Motor Group)

Dari sisi kelebihan, torsion beam dikenal tangguh dan gampang dirawat. Desainnya yang simpel membuat komponen ini lebih awet, bahkan setelah menempuh jarak puluhan ribu kilometer. Suspensi ini juga lebih ringan, sehingga berkontribusi pada efisiensi bahan bakar. Untuk penggunaan di perkotaan yang jalannya relatif rata, torsion beam sudah lebih dari cukup untuk memberikan kenyamanan yang layak.

Namun, kelemahannya mulai terasa ketika mobil dibawa di kecepatan tinggi atau di jalan berliku. Karena sifatnya semi-independen, respon roda belakang terhadap perubahan permukaan jalan gak sebaik suspensi multi link. Akibatnya, pengendalian di tikungan tajam bisa terasa sedikit kaku. Tapi buat kebanyakan pengemudi yang lebih mementingkan kenyamanan harian daripada performa balapan, hal ini bukan masalah besar.

4. Contoh mobil yang masih menggunakan torsion beam

ilustrasi mobil sedan (unsplash.com/Eyosias G)
ilustrasi mobil sedan (unsplash.com/Eyosias G)

Banyak mobil populer di Indonesia masih memakai sistem torsion beam, bahkan dari merek besar. Contohnya, Toyota Yaris, Honda City Hatchback, Suzuki Baleno, dan Hyundai i20 masih setia dengan jenis suspensi ini. Mereka memilih torsion beam karena bisa menekan harga jual tanpa mengorbankan kenyamanan atau ruang kabin yang lega.

Menariknya, beberapa mobil Eropa juga tetap mengandalkan torsion beam, seperti Volkswagen Golf pada varian tertentu. Ini menunjukkan kalau sistem ini bukan sekadar opsi murah, tapi pilihan desain yang memang efektif untuk kebutuhan tertentu. Jadi, meskipun terkesan sederhana, torsion beam tetap relevan di dunia otomotif modern yang serba maju.

Pada akhirnya, torsion beam bukanlah sistem kuno yang tertinggal zaman, melainkan hasil kompromi cerdas antara efisiensi dan fungsionalitas. Pabrikan tahu bahwa gak semua mobil butuh teknologi suspensi super kompleks untuk memberi kenyamanan yang layak. Selama kebutuhan pengemudi harian bisa terpenuhi, torsion beam akan terus bertahan di banyak model mobil. Jadi, kalau suatu hari melihat mobil baru yang masih pakai sistem ini, itu bukan kelemahan, melainkan pilihan yang rasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

4 Tips Memarkirkan Mobil di Basement agar Tidak Terkena Jamur

10 Okt 2025, 19:15 WIBAutomotive