Apakah Jalan Beton Lebih Cepat Mengikis Ban Dibandingkan Aspal?

- Jalan beton lebih kasar dan kaku dibandingkan aspal, menyebabkan gesekan lebih besar terhadap permukaan ban.
- Ban mobil akan aus 10-20% lebih cepat jika sering melintasi jalan beton, memerlukan rotasi ban setiap 10.000 km untuk meminimalkan keausan.
- Jalan beton juga dapat meningkatkan getaran dan menyebabkan aus tidak merata pada tapak ban, perlu pemilihan ban dengan daya tahan tinggi terhadap gesekan.
Pertanyaan ini sering muncul di kalangan pengendara, terutama mereka yang sering melakukan perjalanan jauh atau melintasi jalur tol yang sebagian besar permukaannya sudah menggunakan beton.
Banyak yang merasa ban mobil mereka lebih cepat aus setelah melewati jalan beton dalam waktu lama. Apakah hal ini benar secara teknis? Mari kita bahas berdasarkan karakteristik permukaan jalan dan dampaknya terhadap usia pakai ban.
1. Karakter permukaan beton vs aspal

Jalan beton dan jalan aspal memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Jalan aspal umumnya memiliki permukaan yang lebih halus dan lentur, karena terbuat dari campuran agregat dan aspal minyak yang elastis. Hal ini memungkinkan ban memiliki traksi yang baik tanpa menghasilkan gesekan berlebih.
Sebaliknya, jalan beton dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil yang menghasilkan permukaan keras, kaku, dan cenderung lebih kasar. Struktur kasar ini, meskipun memberikan daya cengkeram tinggi, juga menciptakan gesekan lebih besar terhadap permukaan ban.
Maka, secara logika, ban akan mengalami keausan lebih cepat jika sering melintasi jalan beton, apalagi dalam kondisi cuaca panas.
2. Pengaruh jalan beton terhadap masa pakai ban

Studi dan pengalaman teknisi otomotif menunjukkan bahwa ban yang sering digunakan di jalan beton bisa aus 10–20 persen lebih cepat dibandingkan ban yang hanya digunakan di jalan aspal. Misalnya, jika usia pakai normal ban sekitar 40.000 km di jalan aspal, maka pada jalan beton intensif bisa berkurang menjadi sekitar 32.000–36.000 km.
Untuk meminimalkan keausan, disarankan melakukan rotasi ban setiap 10.000 km, terutama jika rute harian banyak melewati jalan beton. Selain itu, tekanan angin yang tepat dan spooring-balancing secara berkala dapat membantu memperpanjang umur ban.
Selain itu, jalan beton juga dapat meningkatkan getaran dan menyebabkan aus tidak merata pada tapak ban, terutama bagian tepi, sehingga pengecekan visual secara rutin sangat diperlukan.
3. Rotasi ban bisa mengurangi risiko keausan

Kesimpulannya, jalan beton memang cenderung lebih cepat mengikis permukaan ban dibandingkan aspal, terutama jika ban tidak dirawat dengan baik. Namun, dengan rotasi berkala, tekanan ban yang ideal, dan pemilihan ban dengan daya tahan tinggi terhadap gesekan, risiko ini bisa dikurangi.
So, jika kamu sering melintasi jalan tol beton, ada baiknya berinvestasi pada ban yang lebih tahan abrasi untuk menghindari biaya perawatan yang tidak perlu.