Ban Mobil Masih Tebal Tapi Kok Licin? Ini Penjelasannya

Banyak pengemudi merasa aman karena ban mobilnya masih terlihat tebal dan kembangnya belum habis. Padahal, kenyataannya tidak selalu begitu. Ada kondisi di mana ban yang tampak bagus justru kehilangan daya cengkeram dan terasa licin saat melaju, terutama di jalan basah atau tikungan tajam. Fenomena ini sering membuat pengemudi bingung—kok bisa ban baru atau masih tebal tapi grip-nya malah menurun?
Masalah ini sebenarnya cukup umum, terutama pada mobil yang jarang digunakan atau sering diparkir di bawah terik matahari. Ban bisa tampak masih prima, tapi secara performa sudah menurun drastis karena faktor usia, panas, dan kondisi permukaan jalan yang memengaruhi karakter karet ban. Untuk memahami lebih jauh, mari bahas penyebab dan tanda-tandanya agar kamu bisa lebih waspada saat berkendara.
1. Usia ban lebih penting dari ketebalan

Ban memang terlihat awet, tapi umur pakainya tidak hanya dihitung dari seberapa dalam kembangnya. Umumnya, produsen menyarankan ban diganti setiap 3–5 tahun, tergantung kondisi pemakaian. Seiring waktu, karet ban akan mengalami proses oksidasi akibat panas dan paparan sinar UV. Akibatnya, kompon karet menjadi keras dan kehilangan elastisitas, sehingga daya cengkeramnya berkurang.
Ban yang sudah berumur biasanya punya tanda-tanda fisik seperti retakan halus di sisi luar, dinding ban terasa keras, dan suara ban menjadi lebih bising. Di jalan basah, ban tua cenderung mudah selip karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan tekstur jalan. Jadi, meski kembangnya masih dalam, ban yang sudah melewati batas usia pakai sebaiknya diganti demi keselamatan.
2. Panas dan penyimpanan juga berpengaruh

Banyak orang tidak menyadari bahwa cara menyimpan kendaraan juga berpengaruh besar terhadap kondisi ban. Mobil yang sering diparkir lama di tempat panas atau langsung di bawah matahari bisa membuat kompon ban cepat kering. Sebaliknya, mobil yang jarang digunakan dan disimpan di tempat lembap juga bisa membuat permukaan ban menua tidak merata.
Selain itu, tekanan angin yang tidak sesuai juga mempercepat perubahan karakter ban. Ban yang kekurangan angin membuat bagian samping cepat aus, sementara ban yang kelebihan angin menyebabkan bagian tengah mengeras lebih cepat. Dua kondisi ini sama-sama menurunkan kemampuan ban menapak sempurna di jalan.
3. Kenali tanda-tanda ban mulai licin

Ban yang mulai kehilangan grip biasanya punya ciri khas yang mudah dirasakan. Saat melewati jalan basah, mobil terasa gampang tergelincir meski tidak sedang melaju kencang. Pada tikungan, setir terasa ringan berlebihan atau bahkan sedikit “melayang.” Kadang, jarak pengereman juga terasa lebih panjang dari biasanya. Semua itu adalah sinyal bahwa ban tidak lagi bekerja optimal.
Untuk memastikan, kamu bisa lakukan pengecekan sederhana: tekan permukaan ban dengan kuku. Jika terasa keras seperti plastik, kemungkinan besar komponnya sudah menua. Selain itu, perhatikan kode produksi di dinding ban (misalnya 2219 berarti minggu ke-22 tahun 2019). Jika sudah lebih dari empat tahun, meski kembangnya masih tebal, sebaiknya diganti saja.
Pada akhirnya, ketebalan bukan jaminan ban masih aman. Kondisi kompon, usia, dan cara penyimpanan jauh lebih menentukan performa sebenarnya. Jangan tunggu sampai kehilangan kendali di jalan baru menyadari bahwa ban “tebal” belum tentu berarti “grip kuat.”