Hyundai Setop Sementara Produksi Ioniq 5 dan Kona

- Hyundai Motor Co. menghentikan sementara produksi Ioniq 5 dan Kona Electric di Korea Selatan karena penurunan permintaan dari pasar ekspor utama.
- Perubahan kebijakan subsidi kendaraan listrik di Kanada, Eropa, dan ketidakpastian tarif impor AS-China memengaruhi penjualan mobil listrik Hyundai di pasar global.
- Hyundai mencoba berbagai strategi untuk menghadapi kelesuan, tetapi penjualan belum kembali naik secara signifikan dan stok di dealer masih menumpuk.
Hyundai Motor akan menghentikan sementara produksi dua mobil listrik andalan mereka, Ioniq 5 dan Kona Electric, di pabrik utamanya di Ulsan, Korea Selatan, mulai 24 hingga 30 April 2025. Langkah ini diambil karena permintaan dari pasar ekspor utama, termasuk Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat, mengalami penurunan.
Pabrik Ulsan, yang terletak sekitar 305 kilometer dari Seoul, merupakan pusat produksi penting bagi Hyundai, khususnya Lini 12 di Pabrik 1 yang digunakan untuk merakit Ioniq 5 dan Kona untuk pasar global.
1. Permintaan menurun karena insentif dihapus

Penurunan permintaan mobil listrik Hyundai dari luar negeri dipengaruhi oleh perubahan kebijakan di beberapa negara. Kanada dan negara-negara Eropa seperti Jerman telah menghapus atau mengurangi subsidi kendaraan listrik, membuat harga mobil listrik menjadi lebih mahal tanpa dukungan pemerintah.
Sementara itu, di Amerika Serikat, ketidakpastian akibat kebijakan tarif tinggi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump turut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli kendaraan listrik.
2. Strategi diskon belum mampu dongkrak penjualan

Untuk menghadapi kelesuan ini, Hyundai telah mencoba berbagai strategi, seperti menawarkan pembiayaan dengan bunga nol persen di Amerika Utara dan bantuan uang muka di pasar seperti Jerman dan Inggris. Namun, menurut sumber industri, upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan.
Penjualan belum kembali naik secara signifikan, dan stok di dealer masih menumpuk. Bahkan, pada bulan Februari lalu, Hyundai juga sempat menghentikan produksi di jalur yang sama selama lima hari karena alasan serupa.
3. Perang tarif AS–China memperburuk situasi

Situasi semakin rumit dengan memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Pada April 2025, pemerintahan Presiden Trump menaikkan tarif impor barang-barang dari China hingga 245 persen sebagai respons terhadap tindakan balasan China . China sebelumnya telah menaikkan tarif impor barang-barang AS menjadi 125 persen .
Ketegangan ini menciptakan ketidakpastian global dan memengaruhi rantai pasok industri otomotif, termasuk Hyundai yang memiliki hubungan dagang dengan kedua negara. Meskipun menghadapi tantangan, Hyundai tetap optimistis memperkenalkan model baru seperti Ioniq 9 ke pasar Indonesia.
Selain itu, Hyundai juga mengandalkan Kona Electric versi terbaru yang mampu menempuh jarak hingga 420 km dalam satu kali pengisian daya. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Hyundai untuk tetap bersaing di pasar kendaraan listrik global meskipun menghadapi berbagai tantangan.