Mau Beli Mobil Mewah Bekas? Pahami Dulu Jebakan-jebakan Ini

- Pajak kendaraan tetap tinggi meski harga beli murah
- Suku cadang mahal dan sering harus impor
- Bengkel terbatas dan perawatan sulit
Banyak orang tergiur membeli mobil mewah bekas karena harganya yang terjun bebas. Bayangkan saja, mobil seperti BMW, Mercedes-Benz, Audi, atau Lexus banyak dijual dengan yang jauh lebih murah dari harga barunya. Siapa yang tidak tergoda? Tapi, sebelum kamu tergoda membelinya, pastikan dulu kamu tahu apa yang hadapi.
Sebab, ada alasan kenapa mobil mewah bekas dijual murah. Nah, berikut beberapa 'jebakan' yang akan menantimu setelah kamu membeli mobil mewah bekas. Pastikan kamu memahami jebakan-jebakan ini agar tidak menyesal di kemudian hari, ya!
1. Pajak kendaraan yang tetap tinggi meski harga beli murah

Salah satu kesalahan umum adalah menganggap bahwa karena harga beli mobil bekas sudah murah, maka pajaknya juga akan ikut turun drastis. Padahal, pajak kendaraan bermotor (PKB) masih dihitung dari nilai jual kendaraan berdasarkan data NJKB yang ditentukan pemerintah, bukan dari harga pasar.
Beberapa mobil mewah bekas masih memiliki NJKB yang tinggi meskipun harga pasarannya sudah sangat rendah. Akibatnya, kamu bisa saja membayar pajak tahunan sebesar 10–15 juta rupiah untuk mobil yang kamu beli hanya 150 juta. Dan jika ada keterlambatan, denda dan bunga bisa langsung menambah beban.
2. Suku cadang mahal dan sering harus impor

Mobil mewah biasanya memiliki suku cadang khusus yang tidak kompatibel dengan mobil umum. Bahkan untuk hal sederhana seperti kampas rem atau filter oli, kamu mungkin perlu memesan ke luar negeri. Waktu tunggu lama dan harga komponen yang bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari mobil biasa jadi tantangan utama. Terlebih lagi, jika terjadi kerusakan pada sistem elektronik atau suspensi udara, biaya penggantian bisa menyentuh puluhan juta rupiah.
3. Bengkel terbatas dan perawatan sulit

Tidak semua bengkel mampu menangani mobil mewah, terutama yang memiliki teknologi kompleks dan sistem komputerisasi canggih. Kamu mungkin harus membawa mobil ke bengkel resmi atau bengkel spesialis yang biayanya tidak murah. Selain itu, mobil mewah cenderung lebih sensitif terhadap perawatan. Telat ganti oli, salah memilih bahan bakar, atau melewatkan pengecekan rutin bisa berakibat fatal dan mahal. Artinya, kamu tidak hanya membeli mobil, tapi juga membeli “komitmen” untuk selalu siap dengan biaya servis yang tinggi.
So, Mobil mewah bekas memang menggoda, tapi bisa menjadi jebakan finansial jika kamu tidak siap dengan biaya di baliknya. Pajak tinggi, suku cadang mahal, dan perawatan yang rumit bisa menguras tabungan dalam waktu singkat. Sebelum memutuskan membeli, pastikan kamu tidak hanya mampu membayar harga mobilnya, tapi juga siap menanggung seluruh biaya yang mengikuti. Kalau tidak, mobil mewah impian bisa berubah jadi mimpi buruk keuangan.