Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kebanyakan Jalan Tol Terbuat dari Beton?

Ilustrasi Jalan layang Mohamed bin Zayed (MBZ) dan Tol Jakarta-Cikampek di Bekasi pada Februari 2024. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Intinya sih...
  • Jalan tol kebanyakan terbuat dari beton karena kuat menahan beban kendaraan berat tanpa cepat rusak.
  • Beton tahan hingga 20-30 tahun tanpa perbaikan besar, lebih hemat dalam jangka panjang dibanding aspal yang butuh perbaikan setiap 5-10 tahun.
  • Beton lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem, tidak butuh perawatan sering, dan membantu pengemudi melihat jalan dengan lebih jelas di malam hari.

Saat berkendara di jalan tol, pernah gak sih kamu memperhatikan permukaan jalannya yang terlihat lebih terang, kasar, dan nggak sehalus jalan biasa di kota? Yup, jalan tol kebanyakan memang terbuat dari beton, itu sebabnya permukaannya lebih kasar dibandingkan aspal. 

Tapi tahu gak alasan kenapa kebanyakan ruas jalan tol di Indonesia terbuat dari beton? Lihat saja ruas jalan tol Transjawa yang hampir sebagian besarnya terbuat dari beton.

1. Lebih kuat dan tahan lama

Jalan tol (bpjt.pu.go.id)

Salah satu alasan utama kenapa jalan tol pakai beton adalah karena beton itu kuat banget. Beton bisa menahan beban kendaraan berat, bahkan truk-truk besar sekalipun, tanpa cepat rusak. Jalan tol dilalui ribuan kendaraan setiap harinya, dan kalau permukaannya cepat rusak, bisa membahayakan pengendara dan bikin biaya perbaikan jadi membengkak.

Jalan beton bisa tahan hingga 20–30 tahun tanpa perbaikan besar, sedangkan jalan aspal biasanya butuh diperbaiki setiap 5–10 tahun. Jadi, meskipun biaya awal bikin jalan beton lebih mahal, dalam jangka panjang justru lebih hemat karena nggak perlu sering-sering tambal sana-sini.

2. Lebih tahan cuaca ekstrem

Ilustrasi bahu jalan tol (toyota.astra.co.id)

Indonesia itu negara tropis dengan cuaca yang nggak menentu. Kadang panas terik, tiba-tiba hujan deras. Nah, beton lebih tahan terhadap perubahan cuaca yang ekstrem. Aspal cenderung meleleh saat cuaca panas banget dan bisa retak saat kena hujan terus-menerus. Sementara itu, beton tetap kokoh dan nggak gampang berubah bentuk meski kena panas atau hujan terus.

Karena itu, jalan tol yang dirancang untuk jangka panjang dan dilewati terus-menerus oleh banyak kendaraan lebih cocok kalau dibuat dari beton.

3. Perawatan lebih minim

ilustrasi jalan tol (dok. Jasa Marga)

Bayangin kalau jalan tol sering rusak, pasti bakal sering ditutup untuk diperbaiki, dan itu bikin macet di mana-mana. Beton punya keunggulan dalam hal ini—nggak butuh perawatan terlalu sering. Walaupun kalau rusak perbaikannya bisa agak lama, tapi frekuensinya jauh lebih jarang dibanding jalan aspal.

Selain itu, permukaan beton yang terang juga membantu pengemudi melihat jalan dengan lebih jelas di malam hari, terutama saat hujan. Jadi dari sisi keamanan, beton juga punya nilai plus!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us