Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Hybrid Dinilai Nanggung, Mobil Listrik Laris Manis

Hyundai Ioniq EV (hyundai.com)

Jakarta, IDN Times - Beberapa pabrikan otomotif telah merilis mobil hibrida (hybrid) di tanah air. Mereka berharap mobil hybrid akan menjadi pembuka bagi masuknya mobil listrik.

Tapi harapan tersebut sepertinya meleset. Sebab orang Indonesia ternyata lebih suka langsung membeli mobil listrik. Kalau bisa langsung ke mobil listrik kenapa harus ke hybrid dulu, gitu kira-kira.

Tren mobil listrik lebih laku dari mobil hybrid ini terungkap dari data penjualan mobl yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) belum lama ini.

1. Mobil listrik lebih laris dibandingkan mobil hybrid

IDN Times/Tata Firza

GAIKINDO merilis daftar penjualan wholesales mobil di pasar Indonesia pada Januari hingga Agustus 2022. Di dalamnya termasuk data penjualan mobil listrik dan hibrida hybrid.

Dalam data tersebuta da tiga mobil listrik yang terjual sepanjang Januari-Agustus 2022. Ketiganya yaitu Wuling Air ev versi Standard, Wuling Air ev vesi Long Range, dan Hyundai Ioniq 5 Signature Extended. 

Wuling Air ev Standard dan Long Range masing-masing terjual sebanyak 173 dan 648 unit. Sementara Hyundai Ioniq 5 Signature Extended terjual sebanyak 482 unit.

Sementara untuk mobil hybrid, seperti All New Corolla Altis 1.8 Hybrid, terjual secara kumulatif sebanyak 130 unit. Sementara Nissan Kicks E-Power terjual sebanyak 344 unit.

Dari data tersebut bisa dibilang mobil listrik lebih diminati dibanding mobil hybrid.

2. Masa depan kendaraan ada di listrik

Salah satu fitur andalan Ioniq 5 yang mempunyai manfaat esensial adalah V2L (Vehicle to Load). (IDN Times/Hafit Yudi Suprobo)

Mobil listrik yang ternyata lebih disukai dibanding mobil hybrid bukan sesuatu yang aneh. Sebab masa depan kendaraan, baik roda dua atau roda empat, ada di listrik. Sehingga nanggung rasanya kalau membeli mobil hybrid. 

"Masyarakat semakin paham bahwa masa depan mobilitas manusia itu ada di kendaraan pure electric, bukan di kendaraan hybrid. Mereka ingin mendapatkan sebuah kebaruan experience, berbagai inovasi teknologi canggih dalam format desain yang benar-benar memiliki kebaruan," kata Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (17/9/2022).

Alasan lainnya, menurut Yannes, karena masyarakat menilai mobil hybrid sebagai varian lain dari mobil bensin. Ini bisa dimaklumi sebab mobil hybrid memang masih membutuhkan bensin layaknya mobil konvensional.

3. Gebrakan pemerintah mendukung mobil listrik

Infografik Penjualan Mobil Listrik di Indonesia (IDN Times/Aditya Pratama)

Penetrasi mobil listrik di tanah air juga didukung oleh pemerintah. Presiden Jokowi pada 13 September lalu misalnya mewajibkan seluruh instansi menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas. Kebijakan ini membuat mobil listrik semakin dikenal masyarakat.

Yannes mengatakan kebijakan pemerintah tersebut harus diikuti dengan dukungan finansial yang bisa membuat biaya kepemilikan (cost of ownership) mobil listrik jadi lebih terjangkau.

"Misalnya dengan mengalihkan sebagian kecil subsidi BBM ke insentif bagi pembeli kendaraan listrik. Hal ini penting jika pemerintah ingin melakukan akselerasi migrasi pembelian masyarakat ke kendaraan listrik secara nasional," katanya.

Ia juga berharap PLN bisa memberikan layanan peningkatan daya secara gratis di rumah-rumah yang pemiliknya membeli kendaraan listrik, baik mobil maupun sepeda motor listrik.

Share
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us