Penjualan Mobil Listrik Volvo Anjlok 21 Persen di Australia!

- Penundaan EX60 dan minimnya stok EX90 hambat pertumbuhan
- Terlambatnya kehadiran model EX60 di pasar menghambat penggantian SUV listrik C40.
- Stok terbatas SUV listrik besar EX90 juga memperlambat kemampuan Volvo memenuhi permintaan pelanggan.
- Pangsa pasar turun setelah pertumbuhan pesat tahun lalu
- Penjualan kendaraan listrik Volvo di Australia menurun dari 43% pada 2024 menjadi sekitar 40% pada 2025.
- Ketergantungan Volvo terhadap kehadiran model baru sangat besar, dengan penurunan total penjualan secara keseluruhan.
Pabrikan mobil asal Swedia, Volvo, tengah menghadapi penurunan signifikan dalam penjualan kendaraan listriknya di Australia sepanjang 2025. Penurunan ini terjadi karena keterlambatan peluncuran model terbaru EX60 dan terbatasnya stok SUV listrik besar EX90 yang seharusnya menjadi tulang punggung penjualan mereka tahun ini.
Dilaporkan oleh Drive pada Senin (13/10), performa penjualan Volvo di pasar Australia menurun hingga 21 persen pada akhir September 2025, setelah sebelumnya juga anjlok 20 persen pada 2024. Kondisi ini memperlihatkan tantangan besar bagi merek asal Skandinavia tersebut dalam menjaga momentum di tengah persaingan ketat kendaraan listrik global.
1. Penundaan EX60 dan minimnya stok EX90 hambat pertumbuhan

Menurut Stephen Connor, Managing Director Volvo Car Australia, penurunan penjualan ini terutama disebabkan oleh terlambatnya kehadiran model EX60 di pasar. Padahal, model tersebut diharapkan menjadi pengganti penting bagi SUV listrik C40 yang sudah dihentikan produksinya. Selain itu, stok EX90 tujuh penumpang yang terbatas juga menghambat kemampuan Volvo memenuhi permintaan pelanggan.
Connor mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya menargetkan pangsa pasar kendaraan listrik mencapai 40 persen pada akhir tahun kalender ini. Namun target tersebut tertahan karena pasokan EX90 yang belum stabil dan peluncuran EX60 yang molor dari jadwal semula. “Kami seharusnya sudah memiliki EX60 lebih awal dari yang kami miliki,” ujar Connor, menegaskan bahwa situasi ini memperlambat laju pertumbuhan penjualan Volvo di Australia.
2. Pangsa pasar turun setelah pertumbuhan pesat tahun lalu

Tahun 2024 sebenarnya menjadi momen cerah bagi Volvo. Saat itu, sekitar 43 persen dari total penjualan atau 3.830 unit mobil yang mereka jual di Australia merupakan kendaraan listrik — melonjak tajam dari 12 persen atau sekitar 1.330 unit pada 2023. Namun pada 2025, angka tersebut diperkirakan turun menjadi sekitar 40 persen, sejalan dengan total penjualan yang juga menurun secara keseluruhan.
Penurunan ini menunjukkan bagaimana ketergantungan Volvo terhadap kehadiran model baru sangat besar. Dengan konsumen yang kini memiliki lebih banyak pilihan mobil listrik dari merek lain, keterlambatan model seperti EX60 dapat berdampak langsung terhadap daya saing perusahaan di pasar. Volvo mengakui bahwa penundaan produksi dan kendala distribusi global menjadi salah satu faktor utama yang memperlambat pasokan ke dealer di Australia.
3. Strategi elektrifikasi Volvo kembali direvisi

Tiga tahun lalu, Volvo sempat berniat menjual hanya mobil listrik di Australia mulai 2026, dengan proyeksi penjualan EV mencapai 70 persen pada 2025. Namun, rencana itu kini direvisi karena adopsi kendaraan listrik di pasar masih lebih lambat dari perkiraan, ditambah dengan belum lengkapnya jajaran model utama yang diharapkan hadir pada waktunya.
Saat ini, Volvo sudah memiliki beberapa model listrik seperti EX30, EX40 (sebelumnya XC40 Recharge), dan EX90 di jajaran SUV mereka. Sementara itu, sedan listrik ES90 akan meluncur dalam beberapa minggu mendatang, disusul EX60 pada tahun depan. Perubahan strategi ini menandakan bahwa Volvo sedang menata ulang langkah elektrifikasinya agar lebih realistis terhadap kondisi pasar dan kapasitas produksi global.
Meski menghadapi tantangan berat tahun ini, Volvo tetap optimistis bahwa 2026 akan menjadi titik balik bagi bisnis mereka di Australia. Dengan hadirnya EX60 dan model baru lainnya, merek asal Swedia ini berharap bisa kembali memperkuat posisinya di segmen kendaraan listrik premium dan menjaga reputasinya sebagai pelopor mobil ramah lingkungan di dunia otomotif.