Penting! Lakukan 5 Hal Ini Setelah Mengganti Ban Mobil

- Periksa tekanan angin ban baru sesuai standar pabrikan untuk menjaga cengkeraman dan efisiensi bahan bakar.
- Lakukan balancing dan spooring untuk mencegah keausan tidak merata, pastikan arah roda sejajar, dan menjaga stabilitas mobil.
- Periksa kembali baut dan tekanan angin setelah 50–100 km, pantau performa saat berkendara untuk mendeteksi masalah potensial.
Mengganti ban mobil, entah karena bocor, aus, atau upgrade ke tipe baru, bukan berarti tugas selesai begitu saja. Setelah proses penggantian ban, ada sejumlah hal penting yang wajib dilakukan untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan umur pakai ban yang optimal. Banyak pengemudi melewatkan langkah-langkah ini, padahal bisa berdampak besar terhadap performa kendaraan.
Berikut 5 hal yang harus dilakukan setelah mengganti ban mobil, agar kamu bisa kembali berkendara dengan tenang dan aman.
1. Periksa tekanan angin

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mengecek tekanan angin. Ban baru sering kali belum diisi sesuai standar tekanan pabrikan, atau bisa jadi berbeda antar keempat ban. Gunakan alat pengukur tekanan (tire pressure gauge) dan sesuaikan dengan rekomendasi yang biasanya tertera di pintu pengemudi atau buku manual kendaraan. Tekanan angin yang ideal akan menjaga cengkeraman, efisiensi bahan bakar, dan kenyamanan berkendara.
2. Lakukan balancing dan spooring

Setelah mengganti ban, terutama lebih dari satu, pastikan melakukan balancing agar roda tidak bergetar saat mobil melaju. Ban yang tidak seimbang bisa menyebabkan keausan tidak merata dan mengganggu kenyamanan.
Selain itu, lakukan juga spooring (penyetelan sudut roda) untuk memastikan arah roda sejajar. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan, mencegah mobil menarik ke satu sisi, dan memperpanjang umur ban baru.
3. Periksa baut dan kencangkan dengan torsi yang tepat

Sering kali, baut roda dikencangkan terlalu kuat atau malah kurang kencang. Gunakan kunci torsi (torque wrench) untuk mengencangkan baut sesuai spesifikasi pabrikan. Baut yang terlalu kencang bisa merusak ulir, sementara yang terlalu longgar bisa membahayakan saat berkendara. Jika tidak yakin, minta teknisi profesional untuk melakukannya.
4. Cek kembali setelah 50–100 kilometer

Setelah mengganti ban dan digunakan untuk berkendara, sebaiknya periksa kembali kondisi baut dan tekanan angin setelah menempuh sekitar 50–100 km. Ini untuk memastikan tidak ada yang kendor atau berubah akibat getaran selama berkendara. Khusus untuk ban baru, masa awal pemakaian sering disebut “break-in period” di mana kinerja ban sedang menyesuaikan dengan kondisi jalan dan kendaraan.
5. Pantau performa dan suara saat berkendara

Perhatikan apakah ada suara aneh, getaran berlebih, atau perubahan pada kendali setir. Hal-hal ini bisa menjadi tanda bahwa pemasangan ban belum sempurna atau ada masalah lain yang muncul setelah penggantian. Jika ada gejala yang tidak biasa, segera periksa ke bengkel terpercaya.
So, mengganti ban mobil bukan sekadar proses lepas-pasang. Ada serangkaian tindakan penting setelahnya yang harus dilakukan agar ban baru berfungsi optimal dan tidak membahayakan. Mulai dari mengecek tekanan, melakukan balancing dan spooring, hingga memantau performa saat berkendara, semua langkah ini akan menjamin pengalaman berkendara yang aman, nyaman, dan tahan lama. Jangan lewatkan, karena perawatan kecil bisa mencegah masalah besar di kemudian hari.