Sering Injak Rem di Turunan? Ini Dampak Fatalnya!

- Panas berlebih bisa menyebabkan brake fade, membuat rem kehilangan kemampuannya menahan roda
- Komponen rem cepat aus dan bisa retak akibat kebiasaan menahan rem terus-menerus di jalan menurun
- Cara aman mengerem di jalan menurun adalah dengan memanfaatkan engine brake dan mengerem secara bertahap
Banyak pengemudi di Indonesia punya kebiasaan menekan pedal rem terus-menerus saat melewati jalan menurun. Sekilas memang terasa lebih aman karena laju kendaraan bisa dikontrol. Namun, tanpa disadari, menahan rem terlalu lama di turunan justru berisiko besar bagi keselamatan dan kesehatan komponen kendaraan.
Rem mobil memang dirancang untuk menahan laju kendaraan sesekali, bukan secara terus-menerus. Saat kamu menekan rem dalam waktu lama di jalan menurun, suhu kampas dan cakram bisa meningkat drastis. Hasilnya? Rem jadi kehilangan kemampuannya menahan roda, atau dalam istilah teknis disebut brake fade, kondisi berbahaya yang bisa membuat mobil kehilangan kendali.
1. Panas berlebih bisa menyebabkan brake fade

Brake fade terjadi ketika sistem pengereman terlalu panas akibat gesekan terus-menerus antara kampas dan cakram. Ketika suhu mencapai titik ekstrem (sekitar 400–500°C), material kampas mulai kehilangan daya cengkeram, dan rem terasa “los” meski pedal diinjak dalam-dalam. Inilah kondisi paling berbahaya yang sering dialami pengemudi di turunan panjang.
Selain itu, minyak rem (brake fluid) bisa ikut mendidih jika panas terlalu tinggi, menghasilkan gelembung udara di dalam sistem. Udara ini menurunkan tekanan hidrolik, membuat respons rem semakin lemah. Akibatnya, pengemudi bisa panik karena mobil tetap meluncur meskipun pedal sudah ditekan penuh. Situasi seperti ini sering menjadi penyebab kecelakaan di jalur menurun seperti di Tol Cipularang atau Sitinjau Lauik.
2. Komponen rem cepat aus dan bisa retak

Kebiasaan menahan rem juga mempercepat keausan kampas dan cakram. Gesekan konstan di suhu tinggi menyebabkan lapisan gesek kampas terbakar sebagian, sehingga permukaannya menjadi licin dan tidak lagi menggigit cakram secara optimal. Pada mobil yang sering digunakan di medan pegunungan, efek ini bisa terasa hanya dalam hitungan minggu.
Selain itu, cakram rem yang sering dipaksa bekerja pada suhu tinggi bisa mengalami deformasi atau retak halus. Jika sudah begini, permukaannya tidak lagi rata dan menimbulkan getaran ketika pedal rem diinjak. Tidak jarang pengemudi mengira itu masalah suspensi, padahal sumbernya adalah cakram yang melengkung akibat panas berlebih.
3. Cara aman mengerem di jalan menurun

Agar sistem rem tetap awet dan aman, pengemudi sebaiknya memanfaatkan engine brake, yaitu menurunkan gigi transmisi untuk membantu menahan laju kendaraan. Pada mobil manual, cukup pindahkan ke gigi lebih rendah sebelum jalan menurun. Sementara pada mobil matik, gunakan mode “L” (Low) atau “B” (Brake) agar mesin ikut menahan laju tanpa mengandalkan rem terus-menerus.
Selain itu, biasakan mengerem secara bertahap dan lepas secara berkala agar kampas punya waktu untuk mendingin. Jaga jarak dengan kendaraan di depan supaya kamu tidak perlu sering menekan rem mendadak. Jika turunan sangat panjang, istirahat sejenak di bahu jalan untuk mendinginkan rem juga merupakan langkah cerdas.
So, menahan rem terus-menerus di jalan menurun memang terasa aman, tapi sebenarnya justru berisiko besar. Brake fade, keausan cepat, hingga cakram retak bisa terjadi karena panas berlebih. Gunakan teknik engine brake, atur kecepatan sebelum turunan, dan hindari menekan rem terlalu lama. Dengan cara ini, perjalanan tetap aman, dan sistem rem mobil kamu akan bertahan jauh lebih lama.