Tesla Digugat Ribuan Konsumen di Australia, Ternyata Ini Penyebabnya!

- Pengereman mendadak jadi sorotan utama
- Konsumen Tesla mengalami pengereman tiba-tiba, baik dalam mode autopilot maupun manual
- Kejadian ini dianggap sebagai masalah teknis yang membahayakan
- Klaim jarak tempuh dianggap menyesatkan
- Jarak tempuh mobil Tesla tidak sesuai dengan klaim perusahaan
- Tesla dituduh tidak memberikan informasi transparan kepada konsumen
- Sistem autopilot ikut dipermasalahkan
- Perangkat keras Tesla tidak mendukung pengemudian sepenuhnya otomatis
- <
Produsen mobil listrik Tesla kembali disorot. Kali ini, Tesla menghadapi gugatan class action dari 1.000 konsumen di Australia. Gugatan ini diajukan karena adanya sejumlah keluhan serius terkait performa, mulai dari masalah pengereman mendadak yang tidak terduga, hingga tudingan pemasaran yang dianggap menyesatkan.
Menurut laporan CarsCoops pada Jumat, gugatan tersebut pertama kali diajukan pada Februari 2025, dan kini telah resmi masuk dalam proses hukum di Pengadilan Federal Australia. Gugatan ini digerakkan oleh firma hukum JDA Saddler, yang menyebutkan bahwa mobil Tesla memiliki potensi gangguan yang membahayakan, terutama terkait sistem pengereman yang dapat aktif tiba-tiba tanpa peringatan.
1. Pengereman mendadak jadi sorotan utama

Salah seorang pemilik Tesla yang menjadi saksi dalam gugatan ini menceritakan pengalamannya ketika mobil tiba-tiba mengurangi kecepatan secara drastis saat sedang melaju di jalan raya. Menurutnya, kejadian seperti ini ternyata cukup umum dialami oleh pengguna Tesla lainnya.
Rebecca Jancauskas dari JDA Saddler mengungkapkan bahwa mereka telah menerima banyak laporan terkait insiden serupa. Menariknya, kejadian pengereman mendadak ini tidak hanya terjadi ketika fitur autopilot aktif, tetapi juga saat pengemudi sepenuhnya mengendalikan kendaraan secara manual.
“Kami mendengar dari banyak konsumen yang mengemudi dengan sangat hati-hati, tangan tetap di setir, namun mobil tetap mengerem sendiri. Ini bukan soal kelalaian pengguna, tapi memang ada masalah teknis,” jelas Jancauskas.
2. Klaim jarak tempuh dianggap menyesatkan

Selain masalah pengereman, gugatan ini juga mempermasalahkan klaim jarak tempuh yang dibuat Tesla dalam materi pemasarannya. Para penggugat menyebut bahwa jarak tempuh mobil Tesla yang diiklankan tidak sesuai dengan kondisi nyata di jalan, bahkan ketika baterai terisi penuh.
Lebih jauh lagi, Tesla dituduh telah mengetahui ketidaksesuaian ini sejak lama namun tidak mengambil langkah yang memadai untuk memperbaikinya atau memberi informasi yang transparan kepada konsumen. Ini membuat banyak pembeli merasa dirugikan, terutama yang mengandalkan efisiensi baterai sebagai faktor utama dalam memilih mobil listrik.
3. Sistem autopilot ikut dipermasalahkan

Gugatan ini juga menyoroti sistem autopilot milik Tesla yang kerap disebut sebagai langkah menuju pengemudian otonom. Menurut para penggugat, perangkat keras yang digunakan dalam mobil Tesla tidak mampu mendukung pengemudian yang sepenuhnya otomatis, seperti yang digambarkan dalam promosi perusahaan.
Meskipun class action ini telah mendapat dukungan dari lebih dari 10.000 pemilik Tesla, otoritas setempat—yakni Departemen Infrastruktur Federal Australia—menyebut baru menerima enam pengaduan resmi terkait pengereman mendadak.
Meski demikian, jumlah laporan yang terus meningkat menunjukkan bahwa Tesla kini berada di bawah tekanan besar untuk menjawab keluhan konsumennya di Australia. Bagaimana kelanjutan proses hukumnya, masih akan terus dipantau dalam waktu dekat.