Apakah Motor Turun Mesin Bisa Kembali Normal? Ini Faktanya

Jakarta, IDN Times – Bagi sebagian orang, overhaul atau turun mesin motor adalah hal yang lumrah dilakukan. Terlebih jika motor yang digunakan sudah berumur dan mulai tidak bertenaga. Turun mesin jadi salah satu opsi untuk mengembalikan performanya.
Meski demikian, masih saja banyak yang mempertanyakan terkait apakah motor turun mesin bisa kembali normal? Jika bisa, lalu bagaimana perawatan setelah motor turun mesin? Temukan jawaban selengkapnya dalam ulasan berikut, yuk!
Apakah motor turun mesin bisa kembali normal?

Bisa kembali normal. Lebih jelasnya, banyak orang awam beranggapan bahwa performa motor yang pernah turun mesin tidak akan sebaik sebelumnya. Faktanya, motor yang pernah turun mesin bisa kembali normal, kok. Bahkan turun mesin justru membuat tarikan motor terasa ringan layaknya kendaraan baru.
Namun, tindakan turunk mesin motor tidak boleh dilakukan sembarangan. Diperlukan keterampilan tingkat tinggi untuk menurunkan mesin motor agar hasilnya optimal. Oleh karena itu, pastikan untuk memilih bengkel dengan montir yang ahli dalam melakukan overhaul, ya.
Apa yang harus dilakukan setelah motor turun mesin?

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setelah motor turun mesin. Salah satunya yaitu motor harus diinreyen terlebih dahulu selama menempuh jarak kurang dari 100 kilometer setelah turun mesin. Inreyen artinya motor tidak boleh dipacu dalam kecepatan tinggi.
Lantas, seberapa penting motor diinreyen setelah turun mesin? Bisa dibilang sangat penting. Sebab, tarikan kasar yang sering muncul saat memacu motor dalam kecepatan tinggi dapat berisiko menyebabkan motor turun mesin lagi. Jadi, upayakan untuk bijak dalam berkendara, ya.
Perawatan setelah motor turun mesin

Setelah motor turun mesin, kamu perlu memperhatikan beberapa hal agar kendaraan tidak rusak kembali. Berikut perawatan yang bisa kamu lakukan setelah motor turun mesin.
1. Servis ringan motor secara berkala
Sama halnya dengan motor baru, motor yang telah mengalami turun mesin juga perlu diservis rutin. Dengan terbiasa melakukan servis rutin, gejala kerusakan sekecil apa pun bisa diketahui dan segera diperbaiki. Jadi, jangan sepelekan servis rutin, ya.
2. Jangan telat ganti oli
Selain servis rutin, kamu juga gak boleh sampai telat ganti oli. Umumnya, oli motor harus diganti setiap 3-6 bulan atau setelah mencapai penggunaan 5.000-10.000 km sekali. Hal yang juga harus kamu perhatikan adalah kualitas dan jenis oli yang digunakan. Pastikan sudah sesuai dengan spesifikasi dan saran dari pabrikan motormu, ya.
3. Hindari kebiasaan menggeber gas
Hindari juga kebiasaan untuk menggeber gas motor setelah turun mesin. Kebiasaan ini bisa memicu risiko motor turun mesin lagi. Sebab, menggeber gas terus-menerus dapat menyebabkan gesekan berlebih pada transmisi yang bisa berakibat kerusakan.
Kesimpulannya, apakah motor turun mesin bisa kembali normal? Bisa, ya. Namun, ada sejumlah hal yang perlu kamu perhatikan untuk merawatnya agar kendaraan tidak turun mesin kembali. Temukan informasi seputar otomotif menarik lainnya, hanya di IDN Times.