Ban Motor Dual Purpose, Keunggulan dan Kelemahannya

- Ban dual purpose cocok untuk medan aspal dan non-aspal
- Rasio penggunaan ban bisa disesuaikan dengan kebutuhan berkendara
- Keuntungan fleksibilitas, namun memiliki kerugian seperti performa dan harga
Buat kamu yang suka naik motor lintas medan, kadang di jalan aspal mulus dan terkadang melewati jalan tanah, kerikil, atau bahkan jalur semi offroad, ban dual purpose bisa jadi pilihan menarik. Seperti namanya, ban ini dirancang untuk digunakan di dua jenis permukaan, yaitu jalan raya (on-road) dan jalan tidak beraspal (off-road).
Karena itu ban dual purpose biasanya dipasang pada motor trail, motor adventure, atau bahkan motor harian seperti matic dan bebek yang dimodifikasi untuk kebutuhan touring atau melintasi daerah pegunungan. Tapi, meskipun terlihat tangguh dan keren, ban dual kekurangan.
Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai ban dual purpose yagn harus kamu tahu sebelum memutuskan untuk membelinya.
1. Apa itu ban dual purpose?

Ban dual purpose adalah ban motor yang didesain untuk memberikan performa seimbang di dua jenis permukaan: aspal dan non-aspal. Ciri khas ban ini adalah pola kembangan (tapak) yang lebih besar dan dalam dibanding ban standar. Kembangan tersebut berfungsi agar ban tetap mencengkeram kuat di permukaan licin, berbatu, atau berpasir, sekaligus tidak terlalu berisik saat dipakai di jalan raya.
Rasio penggunaan ban ini biasanya dikategorikan berdasarkan persen dominasi medan, misalnya: 50:50 (untuk on-road dan off-road seimbang), 70:30 (lebih dominan jalan raya), atau 40:60 (lebih dominan off-road). Jadi, kamu bisa pilih ban dual purpose yang paling sesuai dengan gaya berkendaramu.
2. Keuntungan dan kerugian menggunakan ban dual purpose

Keuntungan utama ban dual purpose adalah fleksibilitas. Kamu bisa melintasi berbagai kondisi jalan tanpa perlu ganti ban. Ini sangat berguna kalau kamu tinggal di daerah yang jalannya tidak semuanya aspal mulus, atau kamu sering touring ke tempat-tempat yang medannya bervariasi. Selain itu, ban ini juga lebih tahan terhadap kerikil, lumpur, dan benturan ringan karena desainnya yang lebih kokoh.
Namun, ada juga beberapa kerugian yang perlu diperhatikan. Pertama, tingkat kenyamanan dan suara di jalan aspal bisa lebih berisik dan getarannya lebih terasa dibanding ban biasa. Kedua, karena desainnya kompromi antara dua medan, performa ban dual purpose tidak sebaik ban khusus on-road di jalan raya, maupun ban off-road murni di jalur ekstrem. Ketiga, bobot dan pola kembangan yang lebih besar kadang membuat konsumsi bahan bakar sedikit lebih boros.
Selain itu, umur pakainya bisa sedikit lebih cepat habis jika sering dipakai di aspal panas karena bahan karet dan desainnya memang lebih cocok untuk permukaan campuran, bukan dominan aspal saja.
3. Perbandingan harga dengan ban biasa

Secara umum, harga ban dual purpose lebih mahal dibanding ban biasa (ban standar on-road), tapi tidak setinggi ban off-road ekstrem. Untuk ukuran motor trail atau motor sport ringan, harga ban dual purpose berada di kisaran Rp350.000–Rp700.000 per buah, tergantung merek dan ukuran. Sedangkan ban standar harian biasanya berkisar antara Rp200.000–Rp400.000 per buah.
Sebagai contoh, ban dual purpose merek IRC atau Swallow ukuran 90/90 bisa dibanderol sekitar Rp400.000, sedangkan ban biasa ukuran yang sama hanya sekitar Rp250.000. Jika kamu memilih merek premium seperti Metzeler atau Pirelli, harga bisa lebih tinggi lagi, bahkan mencapai Rp1 juta per ban.
Dengan selisih harga tersebut, ban dual purpose cocok untuk kamu yang memang sering bepergian ke daerah dengan kondisi jalan campuran. Tapi kalau penggunaan harianmu dominan di jalan aspal kota, ban biasa tetap lebih efisien dan nyaman.