Mitos vs Fakta: Mengurangi Tekanan Ban Bisa Menambah Traksi

- Dasar ilmiah di balik penambahan traksi pada medan tertentuSecara teknis, mengurangi tekanan udara memperluas area kontak antara permukaan ban dengan jalanan, memberikan keuntungan pada medan gembur atau tidak stabil.
- Risiko deformasi dan panas berlebih pada penggunaan aspalMengurangi tekanan ban untuk penggunaan di jalan raya aspal justru berbahaya karena dapat menyebabkan deformasi, overheating, dan kurangnya traksi stabil.
- Dampak pada efisiensi bahan bakar dan usia pakaiMengurangi tekanan ban secara sengaja meningkatkan rolling resistance dan mengurangi usia pakai ban serta efisiensi bahan bakar.
Mengatur tekanan udara pada ban merupakan salah satu aspek pemeliharaan kendaraan yang sering kali dianggap sederhana namun memiliki dampak besar terhadap performa berkendara. Di kalangan penggemar otomotif, terdapat sebuah teknik yang sangat populer yaitu mengurangi tekanan ban di bawah standar pabrikan dengan tujuan untuk mendapatkan daya cengkeram atau traksi yang lebih kuat pada permukaan jalan tertentu.
Praktik ini sering kali memicu perdebatan mengenai efektivitas serta keamanannya jika diterapkan pada penggunaan jalan raya sehari-hari. Memahami batasan antara manfaat mekanis dan risiko keselamatan menjadi kunci utama dalam menentukan apakah pengurangan tekanan ban merupakan solusi cerdas atau justru sebuah kekeliruan yang membahayakan integritas ban itu sendiri.
1. Dasar ilmiah di balik penambahan traksi pada medan tertentu

Secara teknis, mengurangi tekanan udara memang dapat memperluas area kontak antara permukaan ban dengan jalanan, yang dikenal dengan istilah contact patch. Saat tekanan udara dikurangi, dinding samping ban akan lebih fleksibel dan bagian tapak ban akan mendatar, sehingga distribusi beban kendaraan menyebar ke area yang lebih luas. Hal ini memberikan keuntungan nyata pada medan yang gembur atau tidak stabil seperti pasir, lumpur, atau salju, di mana ban membutuhkan luas permukaan lebih besar agar tidak terperosok ke dalam tanah.
Dalam dunia off-road atau balap drag, teknik ini adalah sebuah fakta yang didukung oleh prinsip fisika untuk mendapatkan traksi maksimal saat start atau saat melewati rintangan berat. Dengan tekanan yang lebih rendah, ban mampu mengikuti kontur permukaan jalan yang tidak rata dengan lebih baik, sehingga meminimalisir terjadinya slip. Namun, perlu dicatat bahwa manfaat ini bekerja secara spesifik pada kondisi kecepatan rendah dan permukaan jalan yang memang membutuhkan distribusi tekanan rendah agar kendaraan dapat merayap dengan stabil.
2. Risiko deformasi dan panas berlebih pada penggunaan aspal

Meskipun memberikan keuntungan di medan berat, mengurangi tekanan ban untuk penggunaan di jalan raya aspal justru merupakan sebuah kesalahan yang berbahaya. Ban yang kekurangan tekanan udara akan mengalami deformasi atau perubahan bentuk yang ekstrem saat berputar dalam kecepatan tinggi. Fleksibilitas berlebihan pada dinding samping ban akan menciptakan gesekan internal yang luar biasa besar, yang kemudian menghasilkan panas berlebih atau overheating. Panas inilah yang menjadi musuh utama karet ban dan dapat menyebabkan struktur internal ban rusak secara mendadak.
Selain itu, ban yang kempis justru tidak memberikan traksi yang stabil saat kendaraan melakukan manuver atau berbelok di jalan aspal. Struktur ban yang tidak kokoh akan membuat pengendalian terasa limbung atau "melayang", yang justru mengurangi responsivitas kemudi. Pada kondisi jalan basah, ban dengan tekanan rendah juga lebih rentan terkena risiko aquaplaning karena alur ban tidak mampu membuang air dengan optimal akibat bentuk tapak yang sudah tidak sempurna sesuai desain orisinalnya.
3. Dampak pada efisiensi bahan bakar dan usia pakai

Mengurangi tekanan ban secara sengaja juga membawa konsekuensi negatif terhadap aspek ekonomi berkendara. Tekanan udara yang rendah secara otomatis meningkatkan rolling resistance atau hambatan gulir ban terhadap permukaan jalan. Mesin harus bekerja lebih keras dan membakar lebih banyak bahan bakar hanya untuk memutar ban yang "berat" tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan ban yang signifikan dapat menurunkan efisiensi bahan bakar secara drastis, yang tentu merugikan dalam jangka panjang.
Dari sisi keausan, ban dengan tekanan rendah akan mengalami pengikisan yang tidak merata, terutama pada bagian pinggir tapak ban (bahu ban). Hal ini akan memperpendek usia pakai ban secara signifikan dibandingkan dengan ban yang selalu dijaga pada tekanan standar pabrikan. Jadi, walaupun pengurangan tekanan ban bisa menambah traksi pada kondisi khusus seperti terjebak di pasir, menjadikannya sebagai kebiasaan di jalan raya adalah sebuah mitos performa yang justru merugikan keselamatan dan dompet pemilik kendaraan.

















