Benarkah Motor Matik Lebih Boros Bensin Dibandingkan Motor Manual?

- Motor matik menggunakan sistem transmisi CVT yang membuat konsumsi BBM terasa lebih boros dibandingkan manual.
- Gaya berkendara memengaruhi konsumsi BBM, baik matik maupun manual. Penggunaan gigi dan tarikan gas yang bijak dapat mengurangi borosnya bahan bakar.
- Kondisi jalan juga memengaruhi konsumsi BBM. Motor matik lebih boros di jalanan menanjak, sementara motor manual lebih efisien di rute panjang dan stabil.
Motor matik memang jadi pilihan favorit banyak orang karena lebih praktis, nyaman, dan gak ribet saat dipakai di jalanan macet. Cukup gas dan rem, tanpa harus repot memindah gigi, matik berhasil menarik hati para pengendara dari berbagai kalangan. Tapi di balik kepraktisannya, muncul anggapan bahwa motor matik lebih boros bahan bakar dibandingkan motor manual. Anggapan ini sering jadi perdebatan, terutama buat mereka yang peduli soal efisiensi.
Kalau dilihat dari teknis mesin dan cara kerja transmisi, perbedaan konsumsi BBM antara matik dan manual memang bisa terasa. Namun, sebenarnya ada banyak faktor lain yang ikut menentukan boros atau tidaknya sebuah motor. Mulai dari gaya berkendara, kondisi jalan, hingga perawatan kendaraan. Jadi, biar gak salah kaprah, yuk simak penjelasan berikut ini soal apakah benar motor matik lebih boros BBM dibandingkan motor manual.
1. Perbedaan sistem transmisi

Motor matik menggunakan sistem transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) yang membuat pengendara gak perlu memindah gigi. Sistem ini memudahkan, tapi di sisi lain mesin matik harus bekerja lebih keras untuk mengatur rasio sesuai putaran mesin. Kondisi ini kadang membuat konsumsi BBM terasa lebih boros dibandingkan manual yang bisa diatur sesuai kebutuhan pengendara. Pada motor manual, pengendara bisa memilih gigi rendah atau tinggi untuk menyesuaikan kecepatan sehingga beban mesin lebih terkontrol.
Sementara itu, motor manual mengandalkan transmisi gigi konvensional yang efisiensinya masih lebih baik dibanding CVT. Dengan gigi manual, tenaga bisa langsung disalurkan ke roda tanpa terlalu banyak kehilangan energi. Hal ini menjadikan konsumsi BBM manual lebih irit, terutama jika dipakai di rute yang panjang dan stabil. Jadi wajar kalau banyak orang menilai motor manual lebih unggul dalam hal efisiensi bahan bakar.
2. Gaya berkendara

Gaya berkendara punya pengaruh besar terhadap konsumsi BBM, baik matik maupun manual. Kalau motor matik dipakai dengan cara gas-rem-gas-rem terus menerus di jalan macet, jelas konsumsi bensin akan lebih banyak. Apalagi kalau sering menarik gas dalam-dalam, mesin jadi cepat naik putarannya dan otomatis bahan bakar terpakai lebih banyak. Sedangkan pada motor manual, pengendara bisa memainkan gigi agar tarikan tetap halus dan efisien.
Di sisi lain, kalau pengendara matik mampu menjaga tarikan gas tetap stabil, konsumsi bensinnya bisa cukup hemat. Begitu juga dengan manual, kalau sering menggunakan gigi rendah tanpa alasan jelas, konsumsi BBM juga akan boros. Intinya, boros atau hematnya motor bukan cuma soal jenis transmisi, tapi juga seberapa bijak pengendara dalam menggunakan motor.
3. Kondisi jalan dan medan

Faktor lain yang memengaruhi konsumsi BBM adalah kondisi jalan. Motor matik biasanya lebih boros kalau dipakai di jalan menanjak atau berbatu, karena sistem CVT akan otomatis memaksa mesin bekerja ekstra. Saat mesin terbebani, bensin yang masuk ke ruang bakar juga lebih banyak. Sedangkan motor manual bisa lebih fleksibel, karena gigi bisa diturunkan sehingga tenaga tetap terjaga tanpa harus menekan mesin berlebihan.
Namun, di jalanan kota yang macet, matik justru terasa lebih unggul karena kepraktisannya. Walau BBM mungkin lebih boros, matik lebih enak dikendarai tanpa perlu sering main kopling atau ganti gigi. Jadi, kalau medan yang ditempuh lebih sering menanjak atau jauh di luar kota, manual biasanya lebih efisien. Sebaliknya, kalau aktivitas lebih sering di perkotaan, matik memang lebih praktis meski harus mengorbankan sedikit keiritan.
4. Teknologi mesin dan perawatan

Teknologi mesin terbaru sebenarnya sudah banyak membantu mengurangi perbedaan konsumsi BBM antara matik dan manual. Fitur seperti injeksi, sistem idling stop, hingga eco riding indicator membuat matik gak selalu kalah irit. Bahkan, ada beberapa motor matik keluaran terbaru yang bisa menyaingi motor manual dalam hal efisiensi. Jadi, anggapan bahwa matik selalu boros sebetulnya sudah mulai usang dengan adanya perkembangan teknologi mesin.
Selain itu, perawatan motor juga sangat berpengaruh. Motor matik yang rajin servis, ganti oli tepat waktu, dan menjaga kebersihan filter udara bisa tetap irit. Sebaliknya, motor manual yang jarang dirawat bisa jadi lebih boros. Intinya, selama motor dirawat dengan baik, baik matik maupun manual tetap bisa hemat. Jadi perbandingan ini gak bisa dilihat hanya dari jenis motornya saja.
Kesimpulannya, motor matik memang cenderung lebih boros dibanding manual, tapi perbedaannya gak selalu signifikan. Banyak faktor yang ikut menentukan, mulai dari gaya berkendara, kondisi jalan, hingga perawatan motor. Bahkan, dengan teknologi terbaru, matik bisa menyaingi manual dalam hal konsumsi BBM.
Jadi, kalau memilih antara matik atau manual, sebaiknya sesuaikan dengan kebutuhan. Kalau butuh praktis untuk mobilitas perkotaan, matik adalah jawaban. Tapi kalau mengutamakan efisiensi dan tenaga untuk perjalanan jauh, manual masih jadi pilihan yang tepat.