Efek Oli Motor Terlalu Banyak, Bikin Tarikan Jadi Lemot
- Tekanan oli meningkat dan bisa merusak seal serta komponen mesin lainnya
- Busa pada oli mengurangi pelumasan, membuat mesin berisik, performa menurun, dan bahkan overheat
- Knalpot berasap, performa menurun, getaran mesin, dan suara kasar adalah tanda-tanda oli terlalu banyak
Mengisi oli mesin memang hal penting untuk menjaga performa motor tetap prima. Namun, banyak pengendara tidak sadar bahwa mengisi oli secara berlebihan justru bisa menimbulkan masalah baru. Oli yang terlalu banyak bukan berarti mesin akan bekerja lebih baik. Sebaliknya, kondisi ini bisa menimbulkan tekanan berlebih di ruang mesin dan berdampak negatif terhadap kinerja hingga usia pakai komponen.
Masalah ini sering terjadi karena pengendara tidak mengecek batas maksimum oli pada dipstick atau indikator pengukur oli. Padahal, setiap mesin sudah dirancang untuk bekerja optimal dengan kapasitas oli tertentu. Jika jumlahnya melebihi batas aman, efeknya bisa cukup serius dan bahkan merusak mesin dalam jangka panjang.
1. Tekanan oli meningkat dan bisa merusak seal

Ketika volume oli terlalu banyak, tekanan di dalam mesin akan meningkat. Tekanan tinggi ini bisa membuat seal dan gasket yang berfungsi sebagai perapat bocor. Akibatnya, oli bisa keluar dari celah mesin dan menetes ke permukaan luar, menimbulkan risiko kebakaran jika terkena panas berlebih. Selain itu, tekanan berlebih dapat membuat beberapa komponen seperti ring piston dan katup mengalami tekanan yang tidak semestinya, sehingga mempercepat keausan.
Selain kebocoran, oli berlebih juga bisa menghambat gerakan piston karena tekanan di ruang engkol menjadi tidak seimbang. Hal ini membuat mesin bekerja lebih berat, tenaga berkurang, dan konsumsi bahan bakar meningkat. Jadi, alih-alih membuat mesin lebih awet, oli yang terlalu banyak justru bisa memperpendek umur mesin.
2. Busa pada oli mengurangi pelumasan

Oli yang terlalu banyak juga bisa menimbulkan efek aerasi atau munculnya busa akibat putaran crankshaft yang menyentuh permukaan oli secara terus-menerus. Ketika oli berbusa, kemampuannya untuk melumasi bagian logam menurun drastis. Lapisan busa ini tidak bisa menahan panas atau gesekan sebaik cairan oli murni, sehingga mesin menjadi lebih cepat panas dan aus.
Masalah ini bisa membuat mesin berisik, performa menurun, dan bahkan mengalami overheat. Jika dibiarkan terlalu lama, efeknya bisa lebih parah karena pelumasan yang tidak maksimal menyebabkan gesekan antarlogam meningkat, menimbulkan keausan permanen pada silinder dan piston.
3. Knalpot berasap dan performa menurun

Salah satu tanda paling mudah dikenali ketika oli terlalu banyak adalah keluarnya asap putih dari knalpot. Hal ini terjadi karena sebagian oli masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar bersama bahan bakar. Kondisi ini tidak hanya mengotori busi dan membuat pembakaran tidak sempurna, tetapi juga bisa merusak catalytic converter pada motor injeksi.
Selain itu, motor akan terasa berat saat digas dan respons gas menjadi lebih lambat. Pengendara mungkin juga merasakan getaran atau suara kasar dari mesin. Untuk mengatasinya, cukup keluarkan kelebihan oli melalui baut pembuangan atau bawa motor ke bengkel agar dilakukan pengukuran ulang. Menjaga takaran oli sesuai rekomendasi pabrikan adalah cara sederhana namun penting untuk memastikan mesin tetap sehat dan bertenaga.