Kelemahan Rem CBS Motor, Pakem Tapi Kurang Fleksibel

- Distribusi rem CBS tidak fleksibel
- Kerja rem belakang lebih berat di turunan panjang
- Minimnya teknik engine brake pada motor matik
Rem CBS (Combi Brake System) menjadi fitur standar di banyak motor matik modern karena mampu membantu distribusi pengereman lebih stabil. Namun, di balik kepraktisannya, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan oleh pengendara, terutama ketika berkendara di kondisi menantang seperti turunan panjang.
Di beberapa situasi ekstrem, rem CBS memang berpotensi lebih cepat panas. Bila tidak disadari, kondisi ini dapat menurunkan efektivitas pengereman dan meningkatkan risiko terjadinya brake fading. Inilah alasan pentingnya memahami kelemahannya agar kamu bisa mengantisipasi dengan cara yang tepat.
1. Distribusi rem yang tidak fleksibel

Salah satu penyebab rem CBS lebih cepat panas adalah karena sistem ini membagi pengereman ke dua roda—khususnya saat tuas kiri ditekan. Ini memang membuat pengereman stabil bagi pengendara pemula, tetapi kurang fleksibel bagi pengendara yang ingin mengatur gaya pengereman secara manual.
Pada kondisi turunan panjang, sebagian pengendara sebenarnya butuh mengatur rem depan dan belakang secara terpisah. Namun, CBS membuat rem belakang tetap bekerja lebih dominan saat tuas kiri ditarik. Akibatnya, kampas rem belakang bekerja lebih berat dan lebih sering bergesekan, sehingga lebih cepat mengalami peningkatan suhu.
Semakin panas kampas dan tromol/cakram, semakin besar potensi terjadinya brake fading—rem terasa “mlorot” atau kehilangan daya cengkeram. Hal inilah yang sering dikeluhkan oleh pengguna motor matik ketika melewati turunan berbukit dalam waktu lama.
2. Kerja rem belakang lebih berat di turunan panjang

Saat melewati jalan menurun, gaya gravitasi membuat beban pengereman lebih besar. Pada motor non-CBS, pengendara bisa lebih mengandalkan rem depan yang lebih kuat dan lebih efektif untuk menahan laju motor.
Namun, CBS “memaksa” rem belakang ikut bekerja intens, padahal rem belakang umumnya lebih cepat panas karena ukuran kampas yang lebih kecil. Situasi ini semakin diperparah jika pengendara sering menarik tuas kiri secara bertahap (feathering), sehingga rem belakang terus aktif tanpa cukup waktu untuk mendingin.
Kondisi panas berlebih pada komponen rem belakang inilah yang dapat mempercepat penurunan performa, menambah jarak pengereman, hingga memicu bau hangus akibat gesekan—sesuatu yang cukup umum terjadi pada motor matik yang sering dipakai di daerah berbukit.
3. Minimnya teknik engine brake pada motor matik
Kelemahan lain yang membuat rem CBS terasa lebih cepat panas adalah keterbatasan engine brake pada motor matik. Tidak seperti motor manual yang bisa menurunkan gigi, motor matik hanya mengandalkan putaran CVT yang tidak memberikan efek pengereman signifikan.
Tanpa bantuan engine brake, hampir semua beban penurunan kecepatan ditanggung oleh rem. Ketika rem CBS aktif dan membagi pengereman secara otomatis, kedua roda akan bekerja lebih keras—khususnya rem belakang.
Hal ini mempercepat peningkatan temperatur pada kampas dan cakram/tromol. Jika perjalanan dilakukan berkepanjangan, rem dapat mencapai suhu kerja yang tidak ideal, sehingga menurunkan performa dan membuat motor terasa lebih sulit dikendalikan.
Karena itulah, pengendara motor matik dengan CBS sangat disarankan untuk berkendara lebih bijak di turunan: gunakan kecepatan rendah sejak awal, hindari menekan rem terus-menerus, dan beri jeda agar komponen pengereman sempat mendingin. 🌬️🛞

















