Penyakit Ini Sering Dikeluhkan Biker Vespa Matik

- Vespa matik memiliki keluhan umum seperti getaran di area CVT setelah jarak 10.000-15.000 KM, perlu perawatan berkala untuk mencegah kerusakan.
- Mesin brebet, kehilangan tenaga, atau mati mendadak dapat disebabkan oleh sistem injeksi bahan bakar yang kotor, disarankan servis ringan setiap 3.000-5.000 km.
- Biaya perawatan Vespa relatif tinggi karena menggunakan part premium, namun sebanding dengan kualitas dan kenyamanan yang ditawarkan.
Meski Vespa matik terkenal dengan desain klasik yang ikonik dan kenyamanan berkendara, bukan berarti skuter ini bebas dari masalah teknis. Banyak pengguna Vespa, terutama yang sudah memiliki usia pakai di atas dua tahun, mengeluhkan beberapa penyakit umum yang cukup sering muncul.
Kendala-kendala ini tidak berarti Vespa adalah kendaraan yang buruk—namun penting diketahui agar pengguna bisa melakukan perawatan rutin dan mencegah kerusakan lebih parah. Berikut adalah beberapa penyakit paling umum pada Vespa matik.
1. Getaran di bagian CVT setelah menempuh 10 ribu km

Salah satu keluhan yang sering dirasakan pengguna Vespa matik adalah munculnya getaran di area CVT (Continuously Variable Transmission), terutama saat motor baru mulai berjalan atau saat kecepatan rendah. Gejala ini biasanya mulai terasa setelah skuter menempuh jarak 10.000–15.000 KM. Penyebabnya bisa berasal dari kampas ganda yang mulai aus, per CVT yang melemah, atau kotoran debu yang menumpuk di dalam rumah CVT.
Jika dibiarkan, getaran ini bisa mengganggu kenyamanan dan bahkan merusak komponen CVT lainnya. Maka dari itu, penting untuk melakukan perawatan berkala di angka 8.000–10.000 km, termasuk pembersihan dan penggantian komponen bila diperlukan. Beberapa pengguna mengklaim bahwa mengganti kampas ganda dan roller bisa menghilangkan getaran sepenuhnya.
2. Mesin brebet atau mati mendadak

Penyakit lain yang cukup sering dikeluhkan adalah mesin yang brebet, kehilangan tenaga saat ditarik gas, atau bahkan mati mendadak saat idle. Masalah ini biasanya berkaitan dengan sistem injeksi bahan bakar, sensor idle speed control (ISC), atau throttle body yang kotor.
Brebet bisa terjadi karena campuran udara dan bahan bakar tidak seimbang, yang mungkin disebabkan sensor MAF/MAP kotor atau aki mulai lemah. Selain itu, pengendara yang sering menggunakan bensin RON rendah juga berisiko mengalami penumpukan karbon di ruang bakar. Untuk mencegahnya, disarankan rutin membersihkan throttle body, menggunakan bahan bakar yang sesuai, dan melakukan servis ringan setiap 3.000–5.000 km.
3. Biaya servis cukup tinggi

Salah satu faktor yang membuat Vespa matik “unik” adalah biaya perawatannya yang relatif lebih tinggi dibandingkan skutik Jepang. Komponen Vespa umumnya menggunakan part premium dengan harga yang juga tidak murah. Misalnya, penggantian kampas ganda dan roller bisa memakan biaya Rp700.000–Rp1.000.000, sementara servis lengkap CVT dan mesin bisa mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta di bengkel resmi.
Meski begitu, biaya ini sebanding dengan kualitas dan kenyamanan yang ditawarkan Vespa. Banyak pengguna yang tetap setia karena selain performanya yang halus, Vespa punya nilai estetika dan gengsi tersendiri. Bagi pemilik Vespa bekas, perawatan di bengkel spesialis Vespa bisa jadi alternatif lebih terjangkau, tanpa harus kehilangan kualitas pengerjaan.
Dengan mengenali penyakit umum ini, pengguna Vespa matik bisa lebih bijak dalam menjadwalkan servis dan mencegah kerusakan lebih besar. Vespa memang bukan skutik biasa—perlu perhatian lebih, tapi hasilnya sepadan.