Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
thedrive.com/

Merawat motor secara rutin adalah kunci agar mobil awet dan berumur panjang. Salah satu perawatan rutin yang harus dilakukan setiap pemilik motor adalah mengganti oli mesin secara teratur. Sebab oli yang telah digunakan selama sekian waktu akan mengalami keausan sehingga tidak akan optimal lagi melumasi komponen mesin.

Karena itu oli perlu diganti setiap 1.000-2.000 km sekali. Pergantian oli ini untuk memastikan komponen di dalam mesin terlumasi dengan sempurna sehingga performanya akan selalu terjaga. Hanya saja ada kebiasaan pemilik kendaraan yang bisa berdampak buruk pada mesin, yakni terlalu sering menggonga-ganti oli mesin.

1. Kerusakan sistem pelumas

ilustrasi mengganti oli motor (gandharoil.com)

Oli mesin berperan penting dalam melumasi komponen-komponen mesin agar tidak cepat aus. Menggonta-ganti jenis oli dengan karakteristik yang berbeda dapat menyebabkan ketidakcocokan dalam sistem pelumasan, yang berakibat buruk pada mesin. Oli yang berbeda mungkin memiliki viskositas, aditif, dan kemampuan pelumasan yang berbeda pula.

Jika jenis oli sering diganti, filter oli dapat tersumbat dan sistem pelumas mengalami kerusakan. Selain itu, perbedaan viskositas dapat menyebabkan kebocoran atau bahkan korosi pada komponen mesin tertentu. Jika dibiarkan, kondisi ini akan menimbulkan kerusakan serius dan membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit.

2. Performa mesin menurun

Editorial Team

Tonton lebih seru di