Tiga Alasan Tepat Menunda Modifikasi Motor

- Modifikasi motor saat masih dalam masa kredit dapat merugikan, karena sulit dijual kembali dan klaim asuransi bisa dipersulit.
- Garansi motor bisa hangus jika dilakukan modifikasi pada bagian tertentu seperti kelistrikan, sistem injeksi, mesin, atau knalpot.
- Tak semua modifikasi meningkatkan kualitas berkendara, beberapa justru menurunkan kenyamanan dan bahkan membahayakan.
Modifikasi motor memang jadi cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan gaya pribadi. Banyak orang ingin membuat motornya tampil beda dari versi standarnya, mulai dari ubahan ringan seperti stiker hingga ubahan besar seperti knalpot racing atau mengganti bagian bodi.
Tapi meski terlihat keren, modifikasi motor sebaiknya tidak dilakukan sembarangan, apalagi jika motor tersebut masih baru. Ada beberapa alasan penting kenapa kamu sebaiknya menahan diri untuk tidak buru-buru memodifikasi motor.
1. Motor masih dalam masa kredit

Jika motormu masih dalam status cicilan alias belum lunas, berarti kepemilikannya secara hukum masih berada di tangan leasing atau lembaga pembiayaan. Dalam kondisi ini, modifikasi berlebihan bisa jadi tindakan yang merugikan diri sendiri.
Pertama, motor yang dimodifikasi ekstrem akan sulit dijual kembali dengan harga baik jika suatu saat kamu mengalami masalah keuangan. Kedua, beberapa leasing bisa mengenakan sanksi atau tidak mengizinkan perubahan pada motor karena nilai jaminannya dianggap berubah.
Belum lagi, jika terjadi kecelakaan atau kehilangan, klaim asuransi motor yang masih dalam masa kredit bisa dipersulit apabila kendaraan telah dimodifikasi di luar ketentuan. Jadi, selama motor masih dalam masa angsuran, sebaiknya tetap gunakan dalam kondisi standar untuk menjaga nilainya dan menghindari kerumitan administratif.
2. Modifikasi bisa menggugurkan garansi pabrik

Motor baru biasanya disertai garansi dari pabrikan yang berlaku selama 1 hingga 3 tahun, tergantung merek dan model. Namun, garansi ini memiliki syarat dan ketentuan yang cukup ketat. Salah satu poin pentingnya: garansi bisa hangus jika pengguna melakukan modifikasi pada bagian tertentu seperti kelistrikan, sistem injeksi, mesin, atau knalpot.
Misalnya, kamu mengganti knalpot standar dengan knalpot racing tanpa penyesuaian mesin yang tepat. Jika kemudian motor mengalami masalah pada sistem injeksi atau ECU, pihak bengkel resmi bisa menolak klaim garansi karena menganggap kerusakan terjadi akibat ubahan tersebut. Artinya, kamu harus menanggung biaya perbaikan sendiri, yang bisa sangat mahal tergantung kerusakannya.
3. Risiko keselamatan dan kenyamanan menurun

Tak semua modifikasi meningkatkan kualitas berkendara. Sering kali, modifikasi yang dilakukan hanya demi tampilan justru menurunkan kenyamanan atau bahkan membahayakan.
Contohnya, mengganti ban standar dengan ukuran lebih kecil untuk gaya ‘ceper’ bisa membuat traksi berkurang, terutama saat jalan basah. Atau mengganti lampu dengan yang terlalu terang bisa menyilaukan pengendara lain, berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Selain itu, penggantian suspensi, stang, atau jok secara sembarangan bisa membuat posisi duduk tidak ergonomis dan membuat tubuh cepat pegal saat berkendara jarak jauh. Ini tentu merugikan, apalagi jika kamu menggunakan motor setiap hari untuk bekerja atau kuliah. Modifikasi yang tidak tepat juga bisa membuat motor lebih cepat rusak karena tidak sesuai dengan karakter aslinya.
So, modifikasi motor memang bisa jadi hobi menyenangkan, tapi ada baiknya dilakukan dengan penuh pertimbangan. Jika motormu masih dalam masa kredit, bergaransi, atau masih digunakan untuk keperluan harian, sebaiknya tahan dulu keinginan untuk memodifikasi besar-besaran.