Waspada! 3 Hal Ini Bisa Membuat Cicilan Motor Menunggak

- Cicilan motor bisa tertunggak karena kondisi keuangan tidak stabil, seperti perubahan pendapatan atau pemotongan gaji.
- Banyak orang tergoda mengambil cicilan motor tanpa memperhitungkan biaya lainnya, menyebabkan kesulitan bayar di tengah jalan.
- Kelalaian dalam mencatat tanggal jatuh tempo pembayaran juga dapat menyebabkan cicilan tertunggak dan berdampak buruk secara finansial maupun psikologis.
Memiliki motor dengan cara kredit memang jadi solusi praktis bagi banyak orang yang membutuhkan kendaraan pribadi tanpa harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar sekaligus. Namun, kemudahan ini juga datang dengan tanggung jawab.
Sebab, jika tidak dikelola dengan baik, cicilan bulanan bisa menunggak dan menimbulkan masalah baru, mulai dari denda hingga penarikan unit oleh leasing. Lalu, apa saja hal yang bisa menyebabkan cicilan motor menunggak? Berikut tiga penyebab yang paling sering terjadi.
1. Penghasilan tidak tetap atau menurun drastis

Salah satu penyebab cicilan motor macet adalah kondisi keuangan yang tidak stabil. Banyak orang mengambil cicilan motor saat kondisi ekonomi sedang baik, tetapi tidak mempertimbangkan kemungkinan perubahan pendapatan di masa depan. Misalnya, seorang pekerja lepas yang sebelumnya mendapat proyek rutin bisa saja mengalami masa sepi kerja, sehingga pemasukan menurun. Akibatnya, pembayaran cicilan pun jadi terbengkalai.
Bagi karyawan pun, risiko ini tetap ada. Pemotongan gaji, pemutusan hubungan kerja (PHK), atau kebutuhan mendesak lainnya bisa membuat anggaran bulanan terganggu. Saat penghasilan menurun, pembayaran cicilan sering kali bukan jadi prioritas utama, apalagi jika ada kebutuhan yang lebih mendesak seperti makan, bayar sekolah, atau biaya kesehatan.
2. Kurangnya perencanaan keuangan sebelum mengambil kredit

Banyak orang tergoda untuk langsung mengambil motor baru begitu melihat promo cicilan ringan atau DP murah tanpa menghitung beban jangka panjang. Padahal, cicilan motor bukan hanya soal angka per bulan. Ada biaya lain yang perlu diperhitungkan, seperti asuransi, servis berkala, pajak tahunan, hingga bensin dan parkir.
Jika seseorang tidak menyesuaikan cicilan dengan kemampuan keuangan mereka secara realistis, maka risiko menunggak akan semakin besar. Idealnya, cicilan motor tidak melebihi 20-30 persen dari total penghasilan bulanan. Tapi karena tergiur gengsi atau tawaran menarik dari dealer, banyak orang justru memilih cicilan yang terlalu tinggi hingga akhirnya kesulitan bayar di tengah jalan.
3. Lalai atau terlalu santai dengan tanggal jatuh tempo

Selain faktor keuangan, faktor kelalaian juga tak kalah penting. Beberapa orang punya kemampuan membayar cicilan, tapi karena terlalu sibuk atau tidak disiplin mencatat tanggal jatuh tempo, mereka lupa melakukan pembayaran tepat waktu. Akibatnya, dikenai denda atau bunga tambahan yang membuat total tagihan semakin berat di bulan berikutnya.
Kondisi ini bisa jadi makin rumit jika dibiarkan menumpuk selama beberapa bulan. Selain dikenai biaya denda berulang, riwayat kredit pun jadi buruk. Bahkan, dalam kasus tertentu, pihak leasing bisa melakukan penarikan unit jika keterlambatan dianggap terlalu lama dan tidak ada itikad baik dari pihak debitur.
So, menunggak cicilan motor bisa berdampak buruk, baik secara finansial maupun psikologis. Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan kemampuan bayar sebelum mengambil kredit, disiplin dalam mengatur keuangan, dan selalu ingat jadwal pembayaran. Dengan manajemen yang baik, memiliki motor lewat cicilan tetap bisa jadi pilihan yang aman dan nyaman tanpa menimbulkan beban di kemudian hari.