Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Memilih Sadel Sepeda

pixabay.com/Hans

Jakarta, IDN Times - Rasa tak nyaman ketika bersepeda menjadi salah satu masalah yang
dialami pesepeda. Sadel yang tak sesuai dengan pesepeda bisa menjadi sumber masalahnya.

Pesepeda bisa mencoba mendapatkan sadel baru yang lebih ideal. Namun, memilih
sadel baru bisa menjadi pekerjaan yang membingungkan. Ada banyak pilihan dan kenyamanan sering kali sangat subjektif.

Berikut adalah sejumlah hal yang bisa dilakukan ketika memilih sadel baru agar semakin betah gowes!

1. Ketahui lebar antara tulang duduk

pexels.com/ LEONARDO VAZQUEZ

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah jarak antara tulang duduk. Lebar tulang
duduk akan menentukan lebar sadel yang ideal. Sadel dengan lebar yang benar akan memungkinkan panggul ditopang secara optimal.

Untuk mengukur lebar tulang duduk secara mandiri, pesepeda bisa menggunakan selembar kertas karton bergelombang. Letakkan kertas karton tersebut di atas bangku yang keras dan duduk di atasnya. Berikan sedikit goyangan untuk menirukan posisi berkendara dan angkat kaki untuk menekan tulang duduk ke karton.

Lihat jejak tulang duduk pada karton dan beri tanda untuk mengetahui lebar antara kedua
titik tersebut. Lebar tulang duduk yang sempit adalah 100 mm atau kurang, lebar 100 mm sampai 130 mm masuk kategori sedang, dan lebih dari 130 mm termasuk lebar.

2. Tentukan bentuk sadel

in.pinterest.com/Road Bike Rider

Gaya bersepeda bisa memengaruhi bentuk sadel yang dipilih. Sadel dengan minim lengkungan biasanya cocok untuk pesepeda yang banyak duduk dalam posisi tegak, tapi tetap ingin bisa duduk dalam beberapa posisi lain.

Sadel lebih melengkung dirancang untuk pesepeda yang duduk dengan posisi lebih maju. Sadel bergelombang ini memberikan sedikit opsi untuk posisi bersepeda yang nyaman.

Kebanyakan sadel mengambil bentuk T atau seperti pir. Sadel bentuk T memiliki ujung
atau hidung yang sempit dan melebar drastis di bagian belakang. Sementara bentuk sadel
pir lebih mengalir dari sempit ke lebar.

Sadel berbentuk pir memberikan lebih banyak ruang untuk mengubah posisi berkendara sampai menemukan yang nyaman. Namun, sadel berbentuk pir bisa mengganggu ketika bergesekan dengan paha pesepeda. Masalah ini lebih bisa dihindari dengan sadel T.

3. Perhatikan bantalan pada sadel

unsplash.com

Bantalan pada sadel mendistribusikan tekanan dari bagian belakang ke seluruh permukaan. Hal yang penting untuk diingat adalah sadel yang empuk tak selalu terasa nyaman.

Pesepeda yang banyak melakukan gerakan di atas sadel baiknya memilih sadel dengan sedikit bantalan. Sebab, lebih tebal bantalan, lebih banyak juga panas yang ditimbulkan.
Pada gilirannya, pesepeda justru menjadi tak nyaman.

Sadel dengan bantalan minim ini biasanya dipasangkan pada sepeda gunung dan road
bike. Sedangkan sepeda dengan sadel lebih tebal dan lebar biasanya digunakan untuk pesepeda rekreasi, seperti ketika gowes dengan sepeda kota.

4. Tentukan apakah membutuhkan cutout atau tidak

flickr.com/WestcoastPete

Kini bisa ditemukan sadel yang dibuat untuk melindungi perineum (area di antara tulang
duduk). Sadel dengan cutout di tengah mengurangi tekanan pada perineum dan memberikan aliran udara, serta kenyamanan selama bersepeda.

Namun, tak semua pesepeda mendapat manfaat dari cutout di sadel. Pesepeda yang
terbiasa dan tetap merasa nyaman duduk di sadel tanpa bantalan untuk waktu lama mungkin tak terlalu membutuhkan cutout.

Jika pesepeda mudah merasa sakit atau mati rasa dengan sadel tanpa bantalan ketika bersepeda dalam waktu lama, sadel dengan cutout bisa menjadi pilihan yang baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dwi Agustiar
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us