3 Bandara Milik AP I Bakal Dikelola Swasta, Pihak Asing Tertarik

Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura I (Persero) akan melakukan asset recycling sebagai upaya restrukturisasi keuangan. Salah satu bentuk asset recycling adalah melakukan kerja sama pengembangan tiga bandara milik perusahaan pelat merah tersebut.
Tiga bandara yang disiapkan untuk kerja sama pengembangan tersebut adalah Bandara Internasional Lombok, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
1. Bos AP I pastikan tak jual aset

Direktur Utama AP I, Faik Fahmi memastikan pihaknya tidak menjual aset-aset perusahaan meski melakukan kerja sama tersebut. Dia menuturkan asset recycling itu justru akan meningkatkan nilai aset perusahaan.
"Recycle itu kan memanfaatkan aset ya agar value-nya meningkat. Jadi tidak dijual asetnya, tapi dikerjasamakan sehingga value-nya naik," kata Faik ketika ditemui awak media di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Senin (13/12/2021).
2. Pihak asing berminat kelola Bandara Lombok

Faik mengatakan bandara yang lebih dulu disiapkan untuk kerja sama pengembangan adalah Bandara Internasional Lombok. Saat ini, sudah ada pihak asing yang berminat dengan kerja sama tersebut.
"Ini memang kita ada rencana untuk menggandeng partner untuk develop Bandara Lombok, karena memang kita lahannya ada sekitar 550 hektare (Ha) yang harus kita optimalkan. Apalagi mandalika akan dikembangkan menjadi destinasi untuk kegiatan semacam MotoGP, jadi ini perlu kita siapkan. Sekarang ini sudah tahap penawaran, ada beberapa kandidat yang berminat untuk masuk," ujar dia.
3. Bandara I Gusti Ngurah Rai bakal dikerjasamakan setelah pergerakan penumpang internasional kembali normal

Sementara itu, untuk kerja sama pengelolaan pada Bandara I Gusti Ngurah Rai baru akan dilakukan setelah pergerakan penumpang internasional kembali normal.
"Bali akan diterapkan setelah kondisi traffic-nya normal, setelah internasional normal. Gak mungkin kita kerjasamakan dalam kondisi yang lagi tidak ada penumpang internasionalnya," kata dia.
Targetnya, tahun depan kerja sama tersebut sudah bisa dilakukan. "Kita tunggu di 2022 setelah mungkin nanti isu terkait Omicron mudah-mudahan tidak menimbulkan gelombang ketiga, kemudian turis mulai masuk, baru kita pertimbangkan. Jadi gak mungkin kita akan melakukan kerja sama dengan kondisi yang masih kurang bagus," ucap dia.