Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Biaya Produksi dan Contohnya di Dunia Bisnis

ilustrasi produksi (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Dalam dunia usaha atau bisnis, istilah biaya produksi pasti sudah tidak asing lagi. Terdapat jenis-jenis biaya produksi yang wajib diketahui para pengusaha agar bisnis yang dijalankan bisa mendapat keuntungan.

Bagi pengusaha pemula, perlu memahami dulu apa itu biaya produksi dalam usaha. Singkatnya, biaya produksi adalah dana yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk membuat produk dari usahanya.

Nah, setelah memahami pengertiannya, penting untuk kamu mengetahui jenis-jenis biaya produksi agar usahamu berjalan lancar. Simak selengkapnya di artikel ini, yuk!

1. Fixed cost (FC)

Ilustrasi listrik (ANTARA FOTO/Rahmad)

Fixed Cost atau biaya tetap adalah jenis biaya yang dikeluarkan secara rutin dan tidak bergantung pada produksi yang sedang berlangsung ataupun tidak. Fixed cost biasanya berkaitan dengan aset perusahaan jangka panjang.

Contoh fixed cost adalah berikut ini:

  1. Biaya gedung
  2. Biaya listrik
  3. Biaya air
  4. Biaya pajak
  5. Biaya administrasi 

2. Variable cost (VC)

Ketersediaan bahan baku tempe di salah satu distributor kedelai Sanan. IDN Times/Alfi Ramadana

Jenis-jenis biaya produksi berikutnya adalah Variable Cost atau biaya tidak tetap. Jenis biaya ini memiliki ciri pengeluaran yang bergantung pada jumlah produksi. Semakin banyak barang yang diproduksi, maka semakin besar pula variable cost yang dibutuhkan.

Beberapa contoh variable cost yang perlu kamu tahu, antara lain:

  1. Gaji karyawan
  2. Biaya bahan baku primer
  3. Biaya distribusi
  4. Biaya pemasaran

3. Total cost (TC)

ilustrasi partner bisnis (Catherineary.com)

Selanjutnya adalah total cost, yakni keseluruhan dari biaya produksi barang yang didapat dari penjumlahan variable cost dan fixed cost.

Contoh sederhananya apabila variable cost sebesar Rp100 juta dan fixed cost senilai Rp200 juta per bulan, maka jumlah total cost-nya sebesar Rp300 juta per bulan.

4. Average cost (AC)

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Sesuai namanya, average cost merupakan biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan setiap periode. Average cost berfungsi menjadi dasar penentuan harga jual barang, sehingga setiap pengusaha harus pandai-pandai menentukan average cost.

Apabila harga barang ditentukan dari biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost) saja, maka pengusaha akan merugi. Oleh sebab itu, ada biaya lain yang harus ikut dihitung, yaitu average cost.

Cara mendapatkan jumlah average cost atau biaya rata-rata adalah total cost atau nilai total biaya produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Misalnya, jika total cost sebesar Rp300 juta dan produk yang dihasilkan sebanyak 300 buah, maka biaya rata-rata atau average cost sebesar Rp1 juta.

5. Marginal cost (MC)

ilustrasi proses produksi suatu produk (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Jenis-jenis biaya produksi yang terakhir adalah marginal cost atau biaya marginal. Jenis biaya ini merupakan biaya tambahan yang dikeluarkan setiap ada penambahan unit produksi.

Sekilas, marginal cost memiliki kesamaan dengan variable costNamun, kedua jenis biaya produksi tersebut ternyata berbeda berdasarkan waktu pengeluarannya.

Jika variable cost dikeluarkan ketika pengusaha ingin meningkatkan skala produksi, maka marginal cost dikeluarkan ketika pelaku usaha ingin melakukan ekspansi pada bisnisnya.

Contohnya antara lain:

  1. Biaya pembukaan cabang usaha
  2. Biaya pembangunan pabrik yang baru
  3. Biaya pembelian mesin produksi tambahan

Nah, demikian informasi tentang jenis-jenis biaya produksi dalam dunia bisnis yang wajib kamu ketahui jika ingin merintis usaha. Dengan mengetahuinya, kamu bisa menghitung biaya yang dikeluarkan setiap bulan dengan cermat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Yogama Wisnu Oktyandito
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us