- Desa Wisata Wanurejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
- Desa Wisata Krebet, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta
- Desa Wisata Les, Kabupaten Buleleng, Bali
- Desa Wisata Senaru, Kabupaten Lombok Utara, NTB
Kemenpar RI Bersama Bakti BCA Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan

- Wujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan
- Dukungan dari BCA untuk mewujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan.
- Tujuan pemberian sertifikasi
- Sertifikasi untuk menentukan status mutu, standar, dan kualitas desa wisata.
- Daftar desa yang mendapatkan sertifikasi
- Empat desa wisata memperoleh sertifikat melalui program Kemenpar RI.
- Enam desa wisata lainnya memperoleh sertifikasi melalui program CSR BCA.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) mengumumkan pelaksanaan kegiatan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan pada tahun 2025. Program ini dilakukan bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan berhasil mensertifikasi 10 desa wisata di berbagai wilayah Indonesia.
Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, menekankan sertifikasi desa wisata berkelanjutan merupakan langkah strategis agar desa wisata di Indonesia naik kelas.
“Program ini tidak hanya menjadikan desa wisata sebagai destinasi unggulan, tetapi juga dikelola dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat setempat. Kami mengapresiasi kerja sama dengan BCA yang mendukung program ini,” ujarnya, Jumat (19/12/2025).
Program ini sejalan dengan strategi nasional pengembangan pariwisata berkelanjutan dan Sustainable Development Goals (SDGs), yang menekankan pembangunan desa wisata dari sisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan. Kemenpar berharap, dengan semakin banyak desa wisata yang tersertifikasi, akan tercipta ekosistem pariwisata yang inklusif dan berdaya saing global, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat desa.
1. Wujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan

Sementara itu, Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono, menyatakan dukungannya terhadap program ini karena inisiatif ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan."Dari 10 desa yang meraih sertifikat, 6 di antaranya merupakan Desa Bakti BCA. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata,” ungkapnya.
2. Tujuan pemberian sertifikasi

Proses pemberian sertifikasi ini dilakukan untuk menentukan status mutu, standar dan kualitas desa wisata dengan mekanisme penilaian/audit menggunakan kriteria dan indikator pariwisata berkelanjutan yang telah ditetapkan dalam Permenparekraf No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Kegiatan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dilakukan melalui mekanisme penilaian Lembaga Sertifikasi yang bernaung dibawah Kementerian Pariwisata yaitu Lembaga Sertifikasi Produk Indonesia Sustainable Tourism Council (LS Pr-ISTC). Desa wisata yang dipilih untuk disertifikasi yaitu desa wisata berstatus maju atau mandiri, serta memiliki prestasi di tingkat nasional maupun internasional.
3. Daftar desa yang mendapatkan sertifikasi

Dari 10 desa yang disertifikasi, empat desa wisata memperoleh sertifikat melalui program Kemenpar RI, yaitu:
Sementara enam desa wisata lainnya memperoleh sertifikasi melalui program CSR BCA, yakni:
- Desa Wisata Dayun, Kabupaten Siak, Riau
- Desa Wisata Kreatif Terong, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung
- Desa Wisata Tamansari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
- Desa Wisata Pentingsari, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta
- Desa Wisata Taro, Kabupaten Gianyar, Bali
- Desa Wisata Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, NTB

















