Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Manajemen Resto yang Buruk, Mengejar Keuntungan Semata

ilustrasi sebuah resto (pexels/Igor Starkov)

Setiap orang membutuhkan makanan dan minuman, tak heran usaha resto selalu ramai diminati banyak orang. Bagi resto yang memiliki pengunjung banyak setiap harinya, mereka akan memiliki banyak karyawan agar pelayanan berjalan cepat.

Mereka berharap resto selalu ramai pengunjung dan menghasilkan keuntungan yang melimpah, namun seringkali manajemen resto tidak memperhatikan segi kualitas dari sisi apapun. Berikut lima tanda manajemen resto yang  buruk.

1. Menguasai semua tugas

ilustrasi menguasai semua station (pexels/cottonbro studio)

Setiap karyawan diharuskan menguasai semua tugas. Mereka tidak boleh melakukan satu tugas di satu tempat, mereka akan diputar dalam semua posisi. Entah mereka mengalami kesulitan atau tidak, mereka tetap diharuskan bisa.

Tidak ada pelatihan teknis maupun non teknis yang diberikan untuk karyawan agar pelayanan resto maksimal. Mereka melakukan tugasnya dengan melihat cara karyawan lama bekerja.

2. Terus menerima pelanggan

ilustrasi resto ramai pelanggan (pexels/Darya Sannikova)

Kondisi resto yang ramai dan banyaknya pelanggan yang ingin makan di tempat membuat tidak cukupnya meja yang tersedia. Pihak resto tetap menerima pelanggan untuk makan di tempat meskipun tidak ada meja kosong.

Resto enggan menolak pelanggan di kondisi ramai karena akan membuat rugi dan mengecewakan pelanggan. Semua karyawan terutama yang bertugas membersihkan meja kotor diminta bekerja ekstra agar meja kosong segera tersedia.

3. Turnover karyawan tinggi

ilustrasi karyawan yang kelelahan (pexels/Ron Lach)

Ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen resto membuat karyawan tidak bisa bertahan lama untuk bekerja. Kerja keras dan kerja cepat serta beban kerja yang berat dan berdampak terhadap kesehatan menjadikan turnover karyawan begitu tinggi.

Hampir setiap hari resto membuka lowongan kerja dan hampir setiap hari pula ada karyawan yang mengundurkan diri. Pemandangan masuk dan keluarnya karyawan yang bersamaan adalah hal biasa di tempat tersebut.

4. Minim perlengkapan kebersihan

ilustrasi membersihkan meja (pexels/Kampus Production)

Kebersihan meja pelanggan menjadi salah satu keutamaan yang harus diperhatikan, namun resto tidak menyediakan perlengkapan kebersihan yang memadai. Kain lap yang terbatas dan harus digunakan berulang kali walaupun lap tersebut sudah kotor.

Cairan pembersih meja juga tak kalah terbatas. Tak heran terkadang meskipun meja tampak bersih tetap saja memiliki aroma yang menyengat karena lap yang digunakan tidak steril.

5. Mengabaikan cita rasa

ilustrasi memasak (pexels/ Rene Asmussen)

Bagian memasak memegang peran cukup penting untuk menjaga kenikmatan makanan. Perputaran karyawan ke semua bagian mengakibatkan cita rasa makanan berubah meskipun menggunakan resep yang sama.

Situasi yang selalu ramai pengunjung dan bagian memasak dituntut untuk cepat dalam membuat makanan terkadang membuat tekanan tersendiri bagi mereka. Kualitas makanan menjadi turun karena tidak adanya ketulusan dalam memasak.

Menargetkan pelanggan dalam jumlah banyak tanpa memperhatikan kualitas akan meninggalkan pengalaman tak menyenangkan bagi pelanggan. Menerapkan manajemen yang baik dalam pengelolaan resto sangatlah penting. Karyawan, cita rasa, kebersihan menjadi kunci utama kualitas sebuah resto.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Restu
EditorRestu
Follow Us