Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bisnis Keluarga (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Evaluasi bisnis secara berkala dengan profesional berdasarkan data dan fakta yang ada.

  • Buat struktur kerja dan jobdesk yang jelas dan adil untuk menjaga kebersamaan keluarga.

  • Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi, serta buat sistem keuangan yang transparan untuk menghindari konflik.

Bisnis bareng keluarga adalah hal yang terlihat menyenangkan karena kita bisa bekerja dan memiliki banyak waktu untuk keluarga. Tetapi, kenyataannya ini bisa jadi masalah besar karena jika suatu saat ada konflik bisa jadi akan menggangu bisnis dan memicu keributan.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, berikut ini lima tips menjalankan bisnis bareng keluarga tanpa bikin drama rumah tangga. Simak yuk!

1. Evaluasi secara berkala

Ilustrasi evaluasi (freepik.com/rawpixel.com)

Setiap bisnis pasti akan ada yang namanya evaluasi. Bahkan, di dalam bisnis keluarga sebenarnya sangat dibutuhkan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan dan memajukan bisnis.

Tetapi, pada saat evaluasi jangan menganggap bahwa kritik adalah serangan pribadi. Semua itu harus bersikap profesional berdasarkan data dan fakta yang ada.

2. Buat struktur dan jobdesk dengan jelas dan adil

Pembagian Tugas (freepik.com/freepik)

Bisnis keluarga seringkali dianggap semua anggota keluarga mempunyai hak yang sama. Dengan begitu, tidak membutuhkan struktur kerja dan pembagian jobdesk

Padahal, dengan adanya struktur kerja dan jobdesk yang jelas tanpa tumpang tindih akan membawa pekerjaan lebih tersusun rapi. Hal ini pun akan berdampak pada majunya sebuah bisnis. 

3. Tidak semua hal bisa dinegosiasi di meja makan

Ilustrasi makan bersama (freepik.com/freepik)

Kesalahan paling umum ketika menjalani bisnis keluarga adalah semua hal yang bersangkutan dengan pekerjaan akan dinegosiasi di meja makan keluarga. 

Hal ini, menandakan kamu tidak profesional dan tidak bisa memisahkan waktu kerja serta waktu pribadi. Ini membantu supaya hubungan tetap aman dan akrab. 

4. Sistem keuangan yang transparan

Ilustrasi evaluasi keuangan bersama keluarga (freepik.com/freepik)

Keuangan dalam bisnis keluarga harus bisa dikelola secara transparan dan berkala. Sehingga, bisa mencegah kesalahpahaman antar anggota keluarga.

Selain itu, semua orang yang terlibat harus tahu kompensasi seperti berapa persen bagi hasil, siapa yang digaji tetap, dan siapa yang sistemnya fleksibel. Hal ini, supaya semua merasa dihargai secara setara, meskipun dalam hubungan keluarga.

5. Buat komitmen cara pengambilan keputusan

Diskusi (freepik.com/freepik)

Supaya tidak semua hal jadi tarik-menarik kepentingan, buat sistem pengambilan keputusan besar pada bisnis keluarga bisa dilakukan lewat voting, berdasarkan posisi kerja, atau berdasarkan kesepakatan tertulis. 

Dengan demiikian, keputusan tidak harus diambil oleh siapa yang paling tua atau paling keras ngomong. Dengan ini, bisnis bisa tetap objektif dan adil, tanpa mengorbankan hubungan personal.

Nah, dengan lima tips diatas apakah kamu tertarik untuk membangun bisnis keluarga?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team