Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Negara Penghasil Nikel Terbesar, Indonesia Pertama!

Ilustrasi pertambangan nikel. ANTARAFOTO/Jojojn

Nikel adalah suatu barang hasil tambang yang sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Bukan tanpa sebab barang ini dapat dijual dengan mahal, nikel dijual mahal karena manfaat yang dihasilkan tidak main-main.

Manfaatnya seperti dapat digunakan untuk pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel, untuk industri otomotif, dan masih banyak lainnya. Indonesia ternyata termasuk ke dalam negara penghasil nikel terbesar di dunia.

Berikut ini adalah 9 negara penghasil nikel terbesar di dunia berdasarkan data US Geological Survey dalam laporan Mineral Commodity Summary 2025. Yuk, kita simak bersama-sama.

1. Indonesia - Produksi: 2,2 juta metrik ton

Produksi nikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (dok. Antam)

Indonesia berhasil memproduksi 2,2 juta metrik ton nikel pada 2024, mencakup lebih dari setengah produksi global. Negeri ini menjadi contoh nyata negara yang serius menggarap potensi pasar nikel yang sedang berkembang pesat. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki cadangan nikel sebesar 55 juta metrik ton.

Sejak 2017 yang hanya menghasilkan 345.000 metrik ton, produksi Indonesia meningkat pesat. Indonesia juga gencar membangun industri baterai kendaraan listrik (EV), didukung oleh letaknya yang strategis dekat Tiongkok, pusat produksi EV dunia. Pada Mei 2021, Indonesia meresmikan pabrik pertama untuk memproses nikel menjadi bahan baterai EV.

2. Filipina - Produksi: 330.000 metrik ton

Google

Filipina menghasilkan 330.000 metrik ton nikel pada 2024. Negara ini sejak lama menjadi eksportir utama bijih nikel dan menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Saat ini, terdapat lebih dari 30 tambang nikel di Filipina, termasuk tambang Rio Tuba yang dikelola Nickel Asia.

Produksi nikel Filipina melonjak dari 345.000 menjadi 413.000 metrik ton pada 2023. Namun, pada 2024 beberapa tambang terpaksa mengurangi atau menghentikan operasi karena banjir pasokan dari Indonesia yang membuat harga nikel menurun.

3. Rusia - Produksi: 210.000 metrik ton

apbi-icma.org

Rusia memproduksi 210.000 metrik ton nikel pada 2024. Meskipun masih di peringkat tiga, produksi nikel Rusia menurun dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Pada 2020, Rusia sempat memproduksi 283.000 metrik ton nikel.

Norilsk Nickel (Nornickel) menjadi perusahaan andalan Rusia, mengelola tambang di Semenanjung Taymyr dan Semenanjung Kola. Namun, pada pertengahan 2024, Amerika Serikat dan Inggris memutuskan melarang impor nikel asal Rusia.

4. Kanada - Produksi: 190.000 metrik ton

google

Produksi nikel Kanada naik dari 159.000 metrik ton pada 2023 menjadi 190.000 metrik ton pada 2024. Kawasan Sudbury Basin menjadi pusat utama tambang nikel Kanada, termasuk Sudbury yang dikelola Vale.

Glencore juga memiliki tambang Raglan di Québec dan Sudbury Integrated Nickel Operations di Ontario. Perusahaan Kanada Nickel Company saat ini tengah mempersiapkan pembangunan pabrik pengolahan nikel senilai US$1 miliar di Ontario, yang akan menjadi yang terbesar di Amerika Utara.

5. Tiongkok - Produksi: 120.000 metrik ton

ilustrasi penambangan nikel (unsplash.com)

Tiongkok memproduksi 120.000 metrik ton nikel pada 2024, sedikit naik dari 117.000 metrik ton pada tahun sebelumnya. Selain produsen, Tiongkok juga menjadi importir utama nikel, terutama dari Indonesia.

Jinchuan Group adalah salah satu produsen nikel terbesar di Tiongkok. Dengan dominasi produksi baja nirkarat global, Tiongkok berperan besar dalam dinamika harga nikel internasional.

6. Kaledonia Baru - Produksi: 110.000 metrik ton

ilustrasi penambangan nikel (bnnbloomberg.ca)

Pada 2024, Kaledonia Baru memproduksi 110.000 metrik ton nikel, turun lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya. Industri nikel sangat penting bagi perekonomian wilayah Prancis ini, namun kini tertekan oleh biaya energi yang melonjak dan gejolak politik.

Glencore memutuskan menutup tambang Koniambo dan menjual asetnya pada awal 2024. Pemerintah Prancis menawarkan paket bantuan 200 juta euro, tetapi hingga kini masa depan industri nikel Kaledonia Baru masih belum pasti.

7. Australia - Produksi: 110.000 metrik ton

ilustrasi penambangan nikel (unsplash.com)

Australia menghasilkan 110.000 metrik ton nikel pada 2024, turun lebih dari 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya. BHP melalui Nickel West menjadi salah satu pemain utama di Australia.

Tambang besar lainnya adalah Ravensthorpe milik First Quantum Minerals dan Murrin Murrin milik Glencore. Harga nikel yang rendah memaksa enam fasilitas nikel di Australia untuk mengurangi atau menghentikan operasi sejak Desember 2023. Pemerintah Australia telah memasukkan nikel dalam daftar mineral kritis untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut.

8. Brasil - Produksi: 77.000 metrik ton

ilustrasi penambangan nikel (unsplash.com)

Brasil memproduksi 77.000 metrik ton nikel pada 2024, turun sekitar 7 persen dari tahun sebelumnya. Salah satu tambang utama Brasil adalah Santa Rita milik Atlantic Nickel.

Anglo American berencana menjual portofolio nikelnya di Brasil, termasuk tambang Barro Alto, ke MMG Singapore Resources. Sementara itu, Centaurus Metals sedang mengembangkan proyek Jaguar yang menjadi salah satu prioritas pemerintah Brasil dalam perizinan lingkungan.

9. Amerika Serikat - Produksi: 8.000 metrik ton

ilustrasi penambangan nikel (mining.com)

Amerika Serikat menghasilkan 8.000 metrik ton nikel pada 2024, turun lebih dari separuh dari tahun sebelumnya. Eagle mine di Michigan merupakan satu-satunya tambang nikel utama di negara ini.

Kementerian Pertahanan AS menggelontorkan dana 20,6 juta dolar Amerika untuk eksplorasi lebih lanjut di proyek Tamarack milik Talon Metals di Minnesota. Proyek ini ditargetkan masuk tahap perizinan fasilitas pemrosesan baterai di North Dakota pada 2025.

Itulah sembilan negara penghasil nikel terbesar di dunia yang menjadi motor penggerak pasar nikel global. Dengan tingginya permintaan nikel untuk baja nirkarat dan baterai EV, industri ini akan terus berkembang dan menghadapi berbagai tantangan ke depannya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizna Hidayah
Bella Manoban
3+
Rizna Hidayah
EditorRizna Hidayah
Follow Us