Ada Sentimen Aliran Dana Asing, Berikut Rekomendasi Saham Pekan Ini

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.214 pada Jumat (23/5/2025), naik 1,4 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Lonjakan ini disokong net buy asing sebesar Rp2 triliun di pasar reguler yang merupakan angka tertinggi dalam lima minggu terakhir dan lebih dari dua kali rata-rata inflow mingguan sejak April.
Di sisi lain, secara teknikal IHSG saat ini sudah bergerak di atas level 7.000 yang menandakan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
"Meskipun begitu investor juga harus tetap waspada, karena ada resistance penting di level 7.400, yang sebelumnya menjadi area yang diuji berkali-kali, sebelum akhirnya IHSG mencetak all time high di level 7.800 pada September 2024 lalu," ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (26/5/2025).
1. Sentimen yang memengaruhi pasar pekan lalu

David menegaskan, pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi sentimen global dan domestik. Dari global, ada sentimen kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan harga emas. Trump telah mengumumkan tarif impor sebesar 50 persen terhadap produk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan dan hambatan perdagangan yang tidak adil dari pihak Uni Eropa. Inggris sendiri dikecualikan dari kebijakan ini karena telah menyepakati perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan AS.
Sementara itu terkait sentimen harga emas, ketidakpastian ekonomi global mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas. Akibatnya, permintaan emas meningkat tajam dengan pengeluaran global untuk emas mencapai 0,5 persen dari PDB dunia, tertinggi dalam 50 tahun terakhir. Harga emas saat ini ada potensi untuk kembali ke all time high.
Selanjutnya dari domestik ada sentimen suku bunga Bank Indonesia (BI). Pada 21 Mei 2025, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen, setelah mempertahankan suku bunga selama tiga pertemuan sebelumnya.
“Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat, dengan pertumbuhan kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen, serta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal,” kata David.
2. Sentimen pasar pekan ini

Berbicara tentang potensi market pekan ini yang hanya akan berlangsung selama tiga hari perdagangan 26-28 Mei 2025 karena ada libur dan cuti bersama Hari Kenaikan Yesus Kristus, David mengimbau para trader untuk mencermati dua katalis kunci pada pekan ini, yakni Rebalancing Index MSCI dan aliran dana asing.
David menegaskan, rebalancing Indeks MSCI yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025 dapat memengaruhi aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Investor asing diperkirakan akan menyesuaikan portofolio mereka sesuai dengan perubahan bobot dalam indeks tersebut.
Selama pekan lalu, investor asing mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp2 triliun di pasar reguler, dengan saham-saham seperti BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA menjadi favorit. “Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap prospek pasar saham Indonesia,” kata David.
3. Rekomendasi saham pekan ini

Dari sentimen yang dijabarkan tersebut, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) merekomendasikan sejumlah saham untuk bisa jadi target trader dan atau investor.
Berikut rekomendasi saham pekan ini dari IPOT:
1. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Menurut David, MDKA layak dibeli karena dalam jangka pendek terus bergerak di atas MA5. Meskipun terlihat ada konsolidasi dalam seminggu terakhir, ini memberikan area entry dengan risk yang terukur.
“Selanjutnya dengan adanya potensi harga komoditas yang cenderung naik justru akan menjadi sentimen positif bagi MDKA,” ujar dia.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
BBRI dalam jangka pendek baru saja mini breakout resist 4.300. Menariknya, investor asing terlihat mulai kembali mengakumulasi BBRI.
“Selanjutnya, penurunan suku bunga oleh BI akan menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan,” kata David.
3. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
Saham NCKL dalam jangka pendek mulai bergerak bullish setelah breakout dari area konsolidasi. Kenaikan di Jumat lalu juga didukung dengan price action yang menarik.
“Selanjutnya, indikator line MACD mulai kembali mengarah ke atas dan histogramnya juga bergerak positif,” ujar David.