AHY Ungkap Biang Kerok Kebocoran Anggaran Infrastruktur

- Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan dua jenis kebocoran atau inefisiensi dalam proyek infrastruktur.
- Kebocoran pertama disebabkan oleh niat tidak baik, seperti praktik markup yang berlebihan, dan AHY menekankan perlunya penegakan sanksi tegas bagi pelaku penyimpangan.
- Inefisiensi dan kebocoran anggaran juga dapat terjadi akibat perencanaan yang tidak baik, AHY menekankan pentingnya merancang fasilitas transportasi secara terintegrasi sejak awal.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan terdapat dua jenis kebocoran atau inefisiensi yang umum terjadi dalam proyek pembangunan infrastruktur.
Dia menyebut, kebocoran pertama disebabkan oleh niat tidak baik atau mens rea, di mana pihak tertentu sengaja mengambil keuntungan dari proyek pembangunan infrastruktur.
"Di situ memang dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu dari proyek-proyek yang harusnya dikerjakan secara prudent, transparan dan akuntabel," kata dia dalam acara 3 Bulan Pertama Prabowo-Gibran yang disiarkan Garuda TV, Selasa (28/1/2025).
1. Harus ada sanksi tegas buat yang cari keuntungan tak wajar

Pria yang akrab disapa AHY itu menegaskan pentingnya mencegah praktik markup yang berlebihan dalam proyek infrastruktur. Dia juga menekankan perlunya penegakan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang melakukan penyimpangan.
"Markup yang berlebih-lebihan itu semua harus kita cegah dan harus ada sanksi yang tegas juga bagi yang masih suka menggunakan cara-cara tertentu untuk bisa mendapatkan benefit yang tidak wajar yang saya sampaikan tadi," paparnya.
2. Kebocoran karena minim perencanaan dalam pembangunan

AHY menjelaskan inefisiensi dan kebocoran anggaran juga dapat terjadi akibat perencanaan yang tidak baik. Dia menekankan pentingnya merancang fasilitas transportasi, seperti bandara, stasiun, terminal, atau dermaga, secara terintegrasi sejak awal.
Dia menekankan perlunya memastikan akses jalan dan transportasi publik, seperti kendaraan umum atau kereta feeder, direncanakan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur utama.
"Jangan nanti sudah jadi barangnya baru dipikirkan. Padahal tidak mudah setelah itu dan harganya sudah keburu tinggi, kita bicara lahan misalnya, karena lahan ini kan yang sangat fundamental dan harus dipersiapkan sejak awal juga," paparnya.
3. Diperlukan perbaikan koordinasi dan perencanaan matang

Ketua Umum Partai Demokrat menyatakan peningkatan koordinasi dan perencanaan yang tepat dapat menjadi langkah efektif untuk mengurangi potensi inefisiensi dan kebocoran dalam proyek pembangunan.
"Jadi dengan memperbaiki koordinasi dan juga perencanaan yang lebih tepat tadi, saya rasa bisa mengurangi potensi inefisiensi dan kebocoran tadi," tambahnya.