Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sektor Infrastruktur Masih Menantang, WIKA Genjot Efisiensi

Kantor pusat PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)
Kantor pusat PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)
Intinya sih...
  • WIKA mencatat pendapatan Rp12,55 triliun per kuartal III-2024, dengan kontribusi utama dari segmen infrastruktur dan gedung serta EPCC.
  • Labar kotor WIKA senilai Rp1,06 triliun dengan peningkatan GPM dan laba usaha meningkat 55,3 persen secara year on year.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membeberkan sektor infrastruktur di Indonesia masih menghadapi tantangan. Untuk itu, WIKA terus melanjutkan transformasi dengan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.

Menurut Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), upaya itu mulai memperlihatkan hasil, dengan pendapatan perusahaan per kuartal III-2024 yang mencapai Rp12,55 triliun, dengan kapasitas tingkat produksi (burn rate) sebesar 34,3 persen dari kontrak berjalan perseroan.

“Kontribusi utama pendapatan WIKA berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, industri, Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dan realti properti,” kata Agung BW, dikutip Senin (20/1/2025).

1. Proyek gedung jadi pendorong utama bisnis

Ilustrasi pekerja PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)
Ilustrasi pekerja PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)

Agung mengatakan, ada sejumlah bisnis utama yang menjadi penopang operasional WIKA, yakni infrastruktur dan gedung, serta Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC) yang naik rata-rata 0,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan kinerja itu, WIKA membukukan laba kotor senilai Rp1,06 triliun, dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 8,4 persen atau meningkat dari sebelumnya sebesar 8,1 persen pada periode yang sama pada 2023.

Selain membukukan peningkatan margin laba kotor, WIKA juga mencatatkan peningkatan laba usaha senilai Rp839,75 miliar, meningkat 55,3 persen secara year on year (yoy).

“Dengan demikian, Operating Profit Margin (OPM) perseroan tercatat meningkat dengan peningkatan yang sama secara tahunan,” ujar Agung BW.

2. Penyehatan keuangan WIKA berlanjut

default-image.png
Default Image IDN

Agung membeberkan, pihaknya juga berupaya mempercepat penyehatan keuangan. Dari sisi neraca keuangan, WIKA  memperbaiki kolektabilitas piutang hingga 30,4 persen, menjadi senilai Rp6,61 triliun pada kuartal III-2024, dari sebelumnya senilai Rp9,5 triliun di 2023. Selain itu, WIKA melanjutkan pembayaran kepada mitra kerja, sehingga utang usaha perseroan menurun hingga 50,7 persen (yoy).

Sementara itu, arus kas atas aktivitas operasi WIKA juga menunjukkan perbaikan hingga 86,9 persen, dari sebelumnya minus Rp1,67 triliun menjadi minus Rp218,94 miliar pada kuartal III-2024.

Agung mengatakan, perbaikan kinerja merupakan hasil dari upaya transformasi perseroan yang fokus dalam peningkatan likuiditas sebagai upaya penyehatan keuangan.

“Manajemen percaya dengan meningkatkan tata kelola, perkuatan manajemen risiko, keunggulan eksekusi proyek, fokus terhadap likuiditas serta pengelolaan struktur modal kerja yang baik, perseroan akan mampu menjaga nilai kompetitifnya di masa mendatang,” tutur Agung BW.

3. Likuiditas WIKA membaik

default-image.png
Default Image IDN

Agung mengatakan kondisi likuiditas perseroan juga semakin baik, tercermin dari current ratio yang telah meningkat menjadi 191,8 persen, dengan rasio solvabilitas seperti rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) turun 3,10 kali menjadi 2,18 kali, dan Debt to Equity Ratio (DER) turun dari 5,07 kali menjadi 3,12 kali.

Dia mengatakan, proyek-proyek WIKA mendukung Asta Cita melalui pembangunan nasional untuk mendorong kemandirian bangsa, pemerataan ekonomi, serta meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi dan industrilisasi.

“Ke depannya, WIKA akan tetap menyasar proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mendukung ketahanan nasional, WIKA juga siap melaksanakan proyek-proyek EPCC yang menunjang ketahanan energi dan industri hilirisasi”, ucap Agung BW.

Agung membeberkan, berbagai pihak membantu proses penyehatan keuangan WIKA, baik lembaga keuangan atas selesainya proses restrukturisasi keuangan, maupun pemerintah yang telah memperkuat struktur permodalan perusahaan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

“Dengan semakin sehatnya Perusahaan, WIKA akan semakin mampu memberikan nilai lebih dan manfaat bagi masyarakat dan Negara,” ujar Agung BW.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us