Airlangga Sebut Harga Emas Cetak Rekor Imbas Gangguan Tambang Freeport

- Airlangga sebut tambang Freeport sudah mulai berproduksi kembali. Dia mengungkapkan harapannya agar kondisi produksi dapat segera membaik.
 - Pembelian emas jadi pendorong inflasi 2,86 persen. Salah satu komponen yang mendorong kenaikan inflasi adalah tingginya aktivitas pembelian emas oleh masyarakat.
 - Masyarakat mulai memburu aset berkualitas. Airlangga menilai fenomena peningkatan pembelian emas sebagai hal yang relatif positif, menandakan kesadaran untuk berinvestasi pada aset berkualitas.
 
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan harga emas dunia saat ini telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa (all time high). Dia menyebut, lonjakan harga salah satunya dipicu oleh ketidakseimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) di pasar.
Airlangga melanjutkan, ketidakseimbangan pasokan tersebut disebabkan adanya gangguan produksi di tambang PT Freeport Indonesia (PTFI), yang menyebabkan aktivitas operasional terhenti atau kolaps sementara.
"Karena produksinya terganggu akibat daripada kolapsnya tambang di Freeport. Nah tentunya ini yang men-drive salah satu harga emas naik all time high, karena supply dan demand-nya tidak berimbang," kata Airlangga dalam CEO Insight di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
1. Airlangga sebut tambang Freeport sudah mulai berproduksi kembali

Airlangga menyatakan hasil pemantauannya menunjukkan aktivitas produksi di tambang Freeport yang sebelumnya terganggu sudah mulai berjalan kembali. Dia mengungkapkan harapannya agar kondisi produksi dapat segera membaik.
"Nah saya monitor sudah mulai produksi, harapannya bisa lebih baik," paparnya.
2. Pembelian emas jadi pendorong inflasi 2,86 persen

Airlangga juga memaparkan kondisi ekonomi makro terbaru. Dia mencatat laju inflasi saat ini berada di angka 2,86 persen, dan salah satu komponen yang mendorong kenaikan inflasi adalah tingginya aktivitas pembelian emas oleh masyarakat.
"Kita lihat inflasi 2,86 persen, memang salah satu yang naik adalah terkait dengan pembelian emas," ujarnya.
3. Masyarakat mulai memburu aset berkualitas

Meskipun menyumbang kenaikan inflasi, Airlangga menilai fenomena peningkatan pembelian emas yang terjadi sebagai hal yang relatif positif, menandakan masyarakat telah memiliki kesadaran untuk mencari dan berinvestasi pada aset yang berkualitas.
Selain itu, kondisi tersebut juga disebut sebagai dampak nyata dari kebijakan pemerintah dalam pembentukan Bullion Bank atau Bank Emas.
"Jadi ini satu hal yang relatif positif, karena masyarakat sudah bisa mencari aset-aset berkualitas. Dan ini tentu efek dari pembentukan Bullion Bank," ujar Airlangga.


















