Akselerasi Open Banking, OCBC NISP Ajak Inovator Gabung di Hack@ON

Jakarta, IDN Times - Bank OCBC NISP menggandeng DailySocial.id meluncurkan kegiatan kompetisi pemrograman yang bertajuk OCBC NISP Hack@ON dengan mengusung tema #GakPerluRibet Let's Bank Differently.
Head of Human Resources Bank OCBC NISP, Julie Anwar, mengatakan program Hack@ON merupakan ajang inovasi berbasis teknologi bertujuan menghasilkan pengalaman perbankan baru dan mengajak para talenta teknologi bangsa yang memiliki ambisi tinggi dan keinginan kuat untuk dapat menyalakan ide orisinil dan terbaiknya, dalam memajukan inklusi keuangan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.
“Dengan era open banking ini, kami melihat peluang untuk akselerasi layanan dan inovasi, sehingga kami mengajak para inovator dan talenta teknologi bangsa untuk bersama-sama mengambil peran untuk berinovasi dan menjadikan Indonesia financially fit,” ujar Julie Anwar pada Kamis (13/7/2022).
1. Perbankan harus tanggap dengan mengeluarkan inovasi

Dikatakan Julie, selaras dengan visi Bank OCBC NISP yaitu menjadi mitra tepercaya untuk meningkatkan kualitas hidup, pihaknya menyadari bahwa sebagai institusi keuangan, perbankan harus tanggap dengan mengeluarkan inovasi untuk dapat mengintegrasikan keseharian masyarakat dengan perbankan sehingga segala sesuatu menjadi flekbisel.
“Tentunya, untuk dapat berinovasi, sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam mengembangkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan kompleks,” katanya.
2. Open banking adalah mekanisme penyediaan akses data nasabah secara terbuka namun aman

Sebagai informasi, open banking adalah mekanisme penyediaan akses data nasabah secara terbuka namun aman melalui penggunaan teknologi berupa open Application Programming Interface (API).
Dengan teknologi tersebut, pihak ketiga dapat mengakses data-data yang mereka butuhkan dari nasabah melalui sambungan yang tersedia, dengan persetujuan dari nasabah yang bersangkutan. Dengan konsep ini, Bank dapat menciptakan suatu inovasi layanan atau aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap nasabah secara personal.
"Sebagai hasilnya, teknologi tersebut dapat meningkatkan kepuasan dan pengalaman nasabah, sebab mereka dengan mudah mengakses layanan perbankan di keseharian mereka," ujarnya.
3. Pandemi dorong masyarakat bermigrasi dari aktivitas di ruang fisik ke ruang digital

Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pandemi telah mendorong masyarakat Indonesia bermigrasi dari aktivitas di ruang fisik ke ruang digital. Terbukti, dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi sektor informasi dan komunikasi selama tahun 2021, yaitu 8,72 persen, 6,87 persen, dan 5,51 persen year-on-year. Tak dapat dipungkiri, hal tersebut berdampak pada pola hidup masyarakat yang makin kompleks, dan mengubah masyarakat Indonesia menjadi digital savvy.
Saat ini, pemerintah tengah menggaungkan Indonesia Emas 2045, sebuah visi untuk membangun negara maju yang berdaulat, adil, dan makmur. Salah satu tujuan pilarnya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dengan tolak ukur sehat finansial atau keuangan. Dengan demikian, inklusi dan literasi keuangan sangat diperlukan.