Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tantangan Bisnis Kian Rumit, Bos OCBC NISP: Tak Hanya Krisis COVID-19

Parwati Surjaudaja, CEO OCBC NISP (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, menuliskan catatan refleksi mengenai kepemimpinan atau leadership pada era yang penuh volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.

Menurut Parwati, tantangan yang ada saat ini bukan hanya dari krisis pandemik COVID-19, tapi juga dari berbagai hal lain yang semakin nyata.

"Pada kesempatan ini izinkan saya untuk berbagi catatan refleksi mengenai leadership di era Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA), di mana saat ini semakin nyata dan bukan hanya dengan adanya krisis COVID-19. Perubahan yang super cepat ini menempatkan kita pada kondisi dunia yang penuh dengan VUCA," kata Parwarti dikutip dari catatan refleksi yang dirilis OCBC NISP, Kamis (9/6/2022).

1. Pemimpin harus terus lincah dan jeli mengubah tantangan jadi peluang

ilustrasi bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Parwati mengatakan, sebagai pemimpin harus bisa menempatkan diri pada kondisi dunia yang penuh dengan VUCA. Dengan kondisi tersebut, menurutnya pemimpin harus terpacu untuk memiliki kelincahan dan kejelian dalam mengubah tantangan menjadi sebuah peluang.

"It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent; it is the one most adaptable to change. (Charles Darwin) merupakan kutipan yang sangat relevan, karena perubahan bukan saja menjadi hal yang tidak dapat dihindari dan telah menjadi the new normal, tapi perubahan yang terjadi semakin cepat, rumit dan tidak terprediksi," kata dia.

2. Digitalisasi bukan satu-satunya bentuk disrupsi

Ilustrasi Perkembangan Ekonomi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, menurut Parwati, pada era saat ini, disrupsi bukan lagi berbicara mengenai digitalisasi, tapi bagaimana semua sektor, termasuk perbankan dapat menciptakan inovasi.

Tak lupa juga, kata dia, mengubah cara berpikir dan cara bekerja untuk bisa memberikan nilai tambah. Tujuannya bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga adaptif dan responsif di tengah perubahan yang semakin menantang.

"Saya melihat bahwa apa yang telah berhasil kita lakukan sebelumnya, belum tentu berhasil membawa kita meraih aspirasi ke depan. Jadi tentunya kita harus tidak mudah berpuas diri, selalu membuka diri untuk belajar dan mengembangkan diri serta berinovasi mencari cara baru," kata dia.

3. Pemimpin harus terus belajar untuk bisa beradaptasi

Ilustrasi Pemimpin . (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk tetap bisa beradaptasi, menurut Parwati, seorang pemimpin harus terus belajar. Dengan demikian, ketika ada sebuah situasi, pemimpin bisa langsung cepat menanggapi dengan baik.

"Sebuah catatan bagi saya untuk selalu menyediakan waktu untuk terus belajar, karena saya percaya bahwa penerapan wisdom with the right knowledge is powerful," tutur dia.

Lebih lanjut, Parwati mengatakan, pembelajaran itu harus diikuti dengan inovasi. Dengan demikian, sebuah bisnis tak akan ditinggalkan konsumennya.

"Tanpa inovasi, kita akan ditinggalkan oleh konsumen dan untuk itu, stay relevant in eyes of customers is important. Kita harus terbuka terhadap masukan, membangun lingkungan kerja yang inovatif, dan tidak kalah pentingnya berani mencoba mengambil risiko dan bereksperimen," ucap Parwati.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us